© Liputan6.com/Angga Yuniar
Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun lamanya menghadirkan situasi yang tak mudah untuk banyak pihak, termasuk pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Mobilitas masyarakat menjadi terbatas, membuat para pemilik bisnis UMKM juga harus memutar otak untuk mencari alternatif demi kelangsungan usahanya.
Cara bisnis yang selama ini menekankan pada jalur konvensional pun mulai bergeser pada cara alternatif, yakni dengan memanfaatkan pasar digital.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk atau Bank BCA, Jahja Setiaatmadja, menilai pasar digital merupakan kunci bagi pelaku UMKM untuk keluar dari lingkaran setan mobilitas yang terhambat selama pandemi Covid-19.
Jika masih terjebak dalan bisnis konvensional, Jahja Setiaatmadja menyatakan ruang gerak UMKM akan terus menyempit. Satu-satunya jalan adalah dengan memasarkan produk-produk lokal bermutu dan berkelanjutan.
Presiden Direktur PT BCA Tbk, Jahja Setiaatmadja © Liputan6.com/Angga Yuniar
Menurut dia, kelanjutan kualitas dari produk tersebut wajib dijaga, jangan sampai menurun. Selain itu, Jahja menyebutkan, UMKM juga harus punya tampilan produk yang menarik dan berbeda.
" Misal sama-sama menjual produk A, yang satu bisa sangat menarik packaging-nya. Atau waktu dia ambil foto dari sudut yang menarik, yang lain hanya pasang aja di rak, difoto. Itu beda hasilnya," ungkapnya dalam sesi webinar, Selasa (6/7/2021).
Hal berikutnya yang patut dicermati adalah soal pelayanan. Jahja Setiaatmadja mengingatkan, UMKM perlu memberi kesan positif kepada konsumen, baik pada saat sebelum ataupun sesudah pemesanan.
" Apalagi kalau nanti konsumen sudah membeli barang itu. After service-nya bagaimana, kemudian timing mereka mempersiapkan, apakah kalau ada pesanan barang mereka ready dalam satu-dua hari delivery sampai di tangan konsumen," tuturnya.
Jahja turut membagikan pengalamannya saat membina sekitar 18 ribu UMKM. Cara pemasaran dan penempatan di e-commerce jadi salah satu kunci pembelajaran yang sangat membantu.
Selain itu, ia juga menekankan poin ekonomi hybrid yang akan sangat memainkan peran dalam persaingan UMKM di pasar digital.
" Ke depan adalah hybrid economy, dimana tidak hanya secara konvensional yang lalu, tetapi juga tidak mungkin 100 persen digital. Payment mungkin fully digitalize bisa, tapi kalau bisnis itu impossible fully digitalize," tegas Jahja Setiaatmadja.
Bagaimana, sudah siap menjalankan bisnis digital? Semangat, Diazens!
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Adi Utarini: Ilmuwan Perempuan Indonesia yang Membuat Dengue Tak Lagi Menakutkan
Shahnaz Indira, Model Curvy Indonesia yang Mendunia Lewat London dan New York Fashion Week
Perjalanan Laras Sekar, Model Asal Balikpapan yang Menembus Panggung Mode Dunia
Hannah Einbinder Menang Emmy 2025, Serukan Free Palestine di Atas Panggung
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak