© Shutterstock
Saya mempunyai kenalan. Pernah pada suatu waktu, di malam harinya ia sudah tidur hingga pagi, tetapi ketika terbangun masih ngantuk juga. Hingga akhirnya ia cuma bangun sebentar dan tidur lagi sampai siang, terbangun sebentar, lalu lanjut tidur lagi hingga matahari terbenam.
Ilustrasi Bangun Tidur © 2020 https://rawpixel.com/
Ternyata, sebutan untuk kondisi teman saya ini disebut dengan hipersomnia. Melansir dari Healthline, hipersomnia merupakan kondisi di mana seseorang akan merasakan ngantuk berlebihan, meskipun terbilang sudah cukup tidur.
Di samping itu, hipersomnia dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipersomnia primer dan sekunder. Kalau Primer, terjadi karena memang tak ada kondisi medis lain yang menyebabkan hal tersebut.
Berbeda dengan sekunder, hipersomnia yang terjadi pada seseorang terjadi karena kondisi medis lain. Misalnya penyakit parkinson, gagal ginjal, atau sindrom kelelahan kronis.
Untuk yang primer, hal yang menyebabkan demikian adalah karena adanya masalah sistem otak yang mengontrol fungsi tidur dan bangun. Sedangkan hipersomnia sekunder disebabkan karena adanya kondisi yang menyebakan kelelahan atau kurang tidur.
Banyak gejala hipersomnia yang perlu kita tahu. Di antaranya adalah lemas, sensitif, gelisah, gak nafsu makan, lambat berbicara, lupaan, dan cemas.
Ilustrasi Lemas karena Anemia © Stacey Gabrielle Koenitz Rozells/unsplash.com
Agar terhindar dari hipersomnia, lebih diperbaiki saja sih gaya hidupnya. Ciptakan lingkungan tidur yang damai, dan juga hindari alhokol serta obat-obatan atau hal lain yang bisa menyebabkan ngantuk sampai larut malam.
Semoga bermanfaat, ya!

Dita Karang Bikin Kejutan, Tampil Menawan di Jakarta Fashion Week 2026

Profil Maria Selena, Mantan Puteri Indonesia dan Atlet Basket yang Jadi Peserta Physical: Asia

Profil Fina Phillipe, Sosok Atlet Perempuan yang Mewakili Indonesia di Physical Asia

Katy Perry Resmi Go Public Bareng Justin Trudeau, Rayakan Ulang Tahun di Paris

Kris Dayanti Bawa Pulang Perak dari World Kungfu Championship