Tenang Sih, Tapi Sering Makan Sendirian Bisa Fatal Buat Kesehatan!

Reporter : M. A. Adam Ramadhan
Rabu, 23 September 2020 15:27
Tenang Sih, Tapi Sering Makan Sendirian Bisa Fatal Buat Kesehatan!
Segitunya, ya?

Santai, damai, tenang. Mungkin itulah yang mungkin yang bakal didapatkan ketika seseorang melakukan sesuatu sendirian. Seperti makan, ada memang beberapa orang yang lebih memilih makan sendirian daripada sama teman-teman, apalagi pasangan.

Kamu juga demikian? Mending hentikan deh kebiasaan ini. Bukannya nggak boleh makan sendirian, tapi kalau keseringan kayak gitu, melansir dari Time.com, bisa berakibat fatal buat kesehatan lho!

 

1 dari 5 halaman

Sindrom Metabolik

Ilustrasi Makan Sendiri © Diadona

Penelitian yang diterbitkan oleh Obesity Research & Clinical Practice, mengungkapkan bahwa pria yang makan sendirian setidaknya dua kali sehari bisa meningkatkan risiko sindrom metabolik.

Sedangkan sindrom metabolik adalah gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan, seperti hiptertensi, obesitas, diabetes. Jika sindrom metabolik ini berlangsung panjang, bisa-bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stoke, lho!

 

2 dari 5 halaman

Penelitian tersebut mencatat keluarga di banyak wilayah di dunia. Ternyata, banyak rumah tangga dengan satu orang. " Pada saat yang sama, pola makan menjadi tidak teratur, informal, dan infividual dalam bentuk lebih banyak makan sendiri," tulis mereka.

Jadi, mereka membandingkan data kesehatan dan tanggapan survei dari 7.725 orang dewasa Korea Selatan yang ditanyai seberapa sering mereka makan sendiri.

Hasilnya sangat buruk untuk pria. Pria yang sering makan sendiri dikaitkan dengan 45% peningkatan risiko obesitas, 64% untuk sindrom metabolik. Yang paling parah adalah pria jomblo alias yang belom menikah, mereka punya risiko tertinggi terkena sindrom metabolik jika sering makan sendirian.

 

3 dari 5 halaman

Ilustrasi Makan Sendiri © Diadona

Namun untuk wanita, ternyata efeknya kurang terasa. Wanita yang makan sendiri setidaknya dua kali sehari kemungkinanan 29% lebih tinggi alami sindrom metabolik dibanding mereka yang makan sama orang lain. Hanya saja, perbedaan tersebut tak dapat lagi dilanjutkan ketika peneliti memperhitungkan faktor ekonomi dan gaya hidup.

Annalijn Conklin, asisten profesor ilmu farmasi di University of British Columbia, juga telah mempelajari hubungan antara hidup dan makan sendirian dengan kesehatan. Dia pun tidak terkejut dengan hasil penelitian tersebut.

" Pria yang tidak menikah dan makan sendirian memiliki hasil yang jauh lebih buruk dibandingkan dengna orang lain dalam penelitian ini, dan itu mencerminkan beberapa penelitian lain yang telah dilakukan pada hubungan sosial dan kualitas makanan," kata Conklin.

 

4 dari 5 halaman

Tentu saja karean penelitian dari pihak wanita kurang jelas, perlu dipelajari lebih lanjut. Ia juga mengatakan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin bisa menjelaskan hubungan makan sendiri dan sindrom metabolik, seperti tingkat stres dan kualitas tidur.

" Kami tahu bahwa kurang tidur dan stres menciptakan lingkaran setan yang mengubah perilaku makan, dan itu bisa menjadi salah satu hal yang mendorong pengalaman makan sendiri dan sindrom metabolik."

5 dari 5 halaman

Hmm, ternyata bisa ngeri gitu ya guys. Untungnya di negara kita budayanya masih sering makan bareng. Entah itu bersama teman kantor, teman kos, atau bahkan anggota keluarga. Sebab, makan sendiri itu ternyata biasa terjadi di Amerika Serikat, dan juga Korea Selatan.

Tapi gak menutup kemungkinan semua orang Indonesia kayak gitu sih ya. Kayaknya ada yang sering makan sendirian. Kalau kamu ada yang kayak gini, coba yuk makan bareng-bareng sama orang terdekat kamu!

Beri Komentar