Sering Terjadi, Kenapa Perut Sudah Mulas tapi Tidak BAB?

Reporter : M. A. Adam Ramadhan
Kamis, 10 Maret 2022 18:27
Sering Terjadi, Kenapa Perut Sudah Mulas tapi Tidak BAB?
Hayo, siapa nih yang sering gini?

Buang air besar merupakan hal yang penting, ibarat membuang sampah makanan yang telah dikonsumsi di dalam pencernaan. Namun kalian pasti pernah kan, ketika perut sudah mulas, tapi ketika udah 'nongkrong' eh malah nggak BAB.

Melansir dari Hellosehat, ini beberapa hal yang bisa menyebabkannnya.

 

1 dari 6 halaman

Sembelit

Penyebab Sembelit © Diadona

Mulas tapi tidak BAB bisa jadi merupakan karena sembelit. Bisa dikatakan sembelit jika BAb kurang dari tiga kali dalam seminggu, nih. Gerak feses jadi lambar di dalam usus sehingga lama-lama jadi keras. Sehingga ketika mulas, tidak jadi BAB.

 

2 dari 6 halaman

Perubahan Pola Makan

Perubahan pola makan bisa menyebabkan perut terasa lebih mulas dari biasanya. Misalnya jaga mencoba untuk diet vegan, yang mana serat bertambah. Gizi pun jadi tidak seimbang. Pilihlah makanan beragam agar pencernaan lebih lancar.

 

3 dari 6 halaman

Pseudo-Obstruksi Usus

Ilustrasi Buang Air Besar © Diadona

Pola makan sudah benar, tapi ketika perut mulas tetap tidak BAB. Bisa jadi itu pertanda pseudo-obstruksi usus, mirip gendan penyumbatan usus. Meski demikian, bedanyanya pseudo-obstruksi ini tidak benar-benar mengalami penyumbatan.

 

4 dari 6 halaman

Sindrom Usus Malas

Apa tuh sindrom usus malas? Ialah gangguan usus, sakit perut juga juga kronisnya sembelit. usus besar kurang gerak, akhirnya perut jadi mulas, tapi tidak BAB. Sehingga orang-orang yang mengalami perut mulas bakal sering mengejan saat BAB. Kalau tak segera ditangani, bisa-bisa menyebabkan wasir atau ambeien.

 

5 dari 6 halaman

Hormon Estrogen Tak Seimbang

Khususnya wanita, terutama ibu hamil, sebelummnya banyak ahli menduga hormon progesteron penyebab mulas tapi tidak BAB. Meski demikian, penelitian di The Korean Journal of Physiology & Pharmacology menunjukan bahwa sembelit dikaitkan dengan hormon estrogen.

Estrogen membuat lamar proses pengosongan lambung. Alhasil, feses jadi lebih lama berada di dalam usus besar. Otot dasar panggul juga jadi lebih lemah, sehingga usus jadi lebih sulit mendorong feses keluar. Meski demikian, penelitian tersebut dilakukan terhadap tikus betina.

 

Beri Komentar