Mengenal Tentang Duck Syndrome, Gangguan Psikologis yang Rentan Terjadi pada Anak Muda

Reporter : Mila
Jumat, 19 November 2021 07:57
Mengenal Tentang Duck Syndrome, Gangguan Psikologis yang Rentan Terjadi pada Anak Muda
Jangan anggap remeh.

Mungkin kamu pernah atau bahkan sering menjumpai seseorang yang mampu meraih kesuksesan dan terlihat menikmati hidupnya. Tapi siapa sangka, di balik keberhasilannya itu, nyatanya ada tekanan atau segudang masalah yang ditutupi, agar ia selalu terlihat baik-baik saja. Nah, kondisi ini disebut duck syndrome.

1 dari 5 halaman

Istilah Duck Syndrome

Ilustrasi Bebek © Diadona

Istilah duck syndrome pertama kali dikemukakan di Standford University untuk menggambarkan orang yang tampak tenang meskipun sebenarnya mengalami gangguan kecemasan berat.

Istilah ini menganalogikan bebek yang berenang seolah sangat tenang, tapi kakinya berjuang keras untuk bergerak agar tubuhnya tetap bisa berada di atas permukaan air. 

Hal ini sama persis dengan orang-orang yang di mana mereka terlihat tenang dan baik-baik saja, tapi sebenarnya ia mengalami banyak tekanan dan kepanikan dalam mencapai tuntutan hidupnya. Misalnya nilai bagus, lulus cepat, atau hidup mapan, atau memenuhi ekspektasi orang tua dan orang di sekitarnya.

2 dari 5 halaman

Dialami Usia Muda

Duck syndrome sampai saat ini belum secara resmi diakui sebagai gangguan mental. Fenomena ini dialami oleh mereka yang masih berusia muda, misalnya siswa, mahasiswa, atau pekerja.

Meski merasakan banyak tekanan dan stres, sebagian penderita duck syndrome masih bisa produktif dan beraktivitas dengan baik. Meski begitu, orang yang mengalami duck syndrome juga berisiko untuk mengalami masalah kejiwaan tertentu, seperti gangguan cemas dan depresi.

3 dari 5 halaman

Penyebab dan Gejala Duck Syndrome

Ilustrasi Duck Syndrome © Diadona

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami duck syndrome:

  • Tuntutan akademik
  • Ekspektasi yang terlalu tinggi dari keluarga dan teman
  • Pola asuh helikopter
  • Pengaruh media sosial, misalnya terbuai ide bahwa kehidupan orang lain lebih sempurna dan bahagia ketika melihat unggahan dari orang tersebut
  • Perfeksionisme
  • Pernah mengalami peristiwa traumatik, seperti pelecehan verbal, fisik, dan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, atau kematian orang yang dicintai
    Self-esteem yang rendah

4 dari 5 halaman

Duck Syndrome Tidak Sama dengan Quarter Life Crisis

Keduanya memang terlihat mirip, tapi berbeda. Duck syndrome lebih fokus kepada orang-orang yang disebut dengan ‘duck face’ atau orang yang mengemas image mereka dan terlihat berhasil di media sosial atau di lingkungannya, tetapi kenyataannya mereka mengalami frustasi, kecemasan, keraguan, bahkan kegagalan yang ditutupi.

5 dari 5 halaman

Cara Menghilangkan Duck Syndrome

Ilustrasi Konseling © Diadona

Seseorang yang mengalami duck syndrome bisa saja diakibatkan adanya gangguan psikologis lainnya. Oleh karena itu, butuh diagnosa terlebih dahulu.

Kamu bisa melakukan terapi dengan cara mengurangi kondisi medis apapun yang bisa memperburuk depresi, kecemasan dan gangguan mental lainnya. Contohnya seperti terapi gaya hidup, perubahan perilaku, psikoterapi, pemberian obat-obatan untuk menjaga gula darah tetap stabil, serta obat untuk menenangkan emosi yang berat.

Selain itu kita juga harus berlatih untuk menerima diri sendiri dan melakukan self love.

Beri Komentar