© Shutterstock.com/g/lewistse
Untuk kebanyakan orang, melamun memang nyaman dan menyenangkan. Beberapa bayangan yang menyenangkan tiba-tiba merasuki pikiran, nggak sedikit yang berakhir dengan senyam-senyum sendiri.
Tapi jangan salah, keseringan bisa jadi pertanda gangguan psikis!
Melansir dari Healthine.com, gangguan psikis tersebut disebut dengan maladaptive daydreaming. Keseringan dan kelamaan melamun, nyatanya bisa mengalihkan seseorang dari kehidupan nyata. Kejadian di kehidupan nyata malah bisa berbalik menjadi mimpi sehari-hari.
Ilustrasi Melamun saat Bekerja © freepik.com/senivpetro
Kejadian itu bisa meliputi sebuah topik pembicaraan, suara-suara atau bau, dan beberapa pengalaman fisik.
Memang, gangguan psikis ini bukanlah termasuk edisi baru Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-V). Gak ada penanganan khusus juga, tapi beberapa pakar mengaakan bahwa maladaptive daydreaming merupakan benar-benar sebuah gangguan yang dapat menyebabkan seseorang teralihkan dari kehidupan nyatanya.
Orang dengan maladaptive daydreaming punya satu atau lebih gejala, tapi umumnya gejala-gejala tersebut adalah:
- Melamun dengan gambaran yang sangat jelas berdasarkan individu mereka sendiri.
- Lamunannya persis seperti fitur cerita, punya plot, dan detal lainnya
- Lamunan dipicu oleh kehidupan nyata
- Karena keenakan melamun, tugas sehari-hari menjadi terbengkalai
- Insomnia
- Maunya Ngelamun Terus
- Ketika melamun, ada gerakan-gerakan tertentu secara berulang
- Ada ekpresi wajahnya saat melamun
- Bahkan ada yang sambil berbicara dan berbisik
- Bicara berjam-jam hanya untuk melamun
Melansir dari Medical News Today, tidak ada pengobatan standar mengenai maladaptive daydreaming. Tapi, ada beberapa cara ampun yang dapat mengelola gejalanya.
Ilustrasi Perempuan Melamun © Shutterstock
1. Kurangi Rasa Lelah. Caranya bisa dengan meningkatkan kualitas tidur. Untuk di siang hari, bisa juga dengan stimulan seperti kafein.
2. Sadari Gejala. Setelah itu, kasih tahu orang-orang terdekatmu. Dengan demikian, mereka akan membuatmu sadar kalau kamu sudah mulai melamun.
3. Hindari Pemicu. Coba buat jurnal harian, kapan saja tepatnya maladiptive daydream terjadi. Dengan demikian, kamu bisa menganalisanya dan menghindarinya.
4. Terapi. Bisa dengan perilaku kognitif (Cognitive Behaviour Therapy/ CBT).
5. Obat. Sebenarnya hampir tidak mungkin maladaptive daydreaming seseorang butuh obat. Tapi, fluvoxamine dikenal sebagai obat yang bisa mengelola gejalanya.
Nah, itu dah sejauh ini mengenai maladaptive daydreaming. Jadi kalau kamu bisa melamun berjam-jam, sudah saatnya kamu kurang-kurangin. Minta bantuan sekitarmu, jangan sungkan!
Amanda Rawles Resmi Lulus dari Macquarie University Sydney
5 Bahaya Smoothing Rambut Sendiri di Rumah yang Jarang Diketahui
Vina Sitorus Tampil Bagaikan Nyi Roro Kidul di Miss Grand International 2025
5 Produk Eye Care yang Sebenarnya Gak Perlu-Perlu Amat, Sebaiknya Gak Perlu Beli!
Bikin Deg-Degan, Ini 5 Zodiak yang Gampang Banget Bikin Orang Jatuh Hati
Kylie Jenner Debut Jadi Penyanyi, Rilis Lagu “Fourth Strike” Bareng Terror Jr
Bella Hadid Kembali ke Runway Setelah Pulih dari Lyme Disease
Setelah Vakum dan Jadi Ibu, Mahalini Siap Kembali dengan Album “Koma”
Amanda Manopo Resmi Menikah dengan Kenny Austin, Momen Haru Kursi Kosong untuk Sang Ibu Jadi Sorotan