© Unsplash.com
Percaya nggak percaya tapi faktanya beberapa orang tua memang pernah menghadapi situasi semacam ini. Secara tiba-tiba, anak mengatakan bahwa dia melihat seseorang yang bahkan nggak bisa kita lihat sama sekali.
Menghadapi situasi ini, kebanyakan dari kita mungkin berusaha tenang dan berpikir positif. Tapi nggak jarang, rasa khawatir akan keadaan anak pun juga hinggap dalam diri kita.
Padahal menurut psikolog, sebenarnya hal ini cukup normal lho terjadi pada anak. Apa sih penyebabnya?
© Diadona
Dilansir dari The Washington Post, fenomena anak yang bisa melihat hantu memang sudah tersebar sejak lama. Meski hal ini memang hampir mustahil dan sulit dibuktikan, tapi para ilmuwan nggak melewatkannya begitu saja.
Jacqueline D. Woolley, profesor psikologi di University of Texas, melakukan penelitian untuk mengetahui pemahaman anak-anak tentang kenyataan dan fantasi. Cerita yang disampaikan anak pada orang tua seringkali membuat kita percaya bahwa hal itu benar-benar terjadi selama sekitar satu milidetik.
Kenyataannya, menurut Jacqueline, pikiran kita secara alami membuat hubungan antar peristiwa. Otak memperhatikan bukti yang sesuai dengan teori yang kita pahami dan mengabaikan bukti yang dirasa nggak cocok.
Sementara pada kasus ini kita perlu mempertimbangkan imajinasi yang sedang sangat berkembang dalam diri anak. Bisa jadi apa yang dilihat anak itu bukanlah hantu melainkan teman khayalan.
© Diadona
Charles Fernyhough, seorang psikolog di Durham University, mengungkapkan bahwa kita semua harus paham bahwa sepertiga hingga dua pertiga anak mengalami pengalaman mempunyai teman khayalan. Dulu teman khayalan memang dianggap sebagai tanda awal dari penyakin mental, tapi sekarang justru hal itu merupakan tanda positif dari perkembangan anak yang sehat.
Psikolog perkembangan, Jean Piaget, juga selalu tertarik dengan garis tipis antara fantasi dan kenyataan pada anak-anak. Mereka bisa menyebut hal itu sebagai teman khayalan, mimpi, hingga hantu.
Pemikiran lama mengasumsikan anak-anak nggak bisa membedakan mana yang nyata dan yang tidak dalam kasus ini. Tapi pemikiran baru yang diungkapkan Jacqueline menyebutkan bahwa anak-anak sepenuhnya mengetahui mana yang nyata bahkan meski kelihatannya mereka seperti nggak bisa membedakannya.
Charles kemudian menyimpulkan bahwa terkadang anak-anak mencampuradukkan imajinasi dan kenyataan. Hal itu mereka lakukan untuk memiliki sesuatu seperti pengalaman halusinasi.
Makanya fase ini mungkin hanyalah bagian dari perkembangan kemampuan anak aja. Jangan terlalu khawatir ya, Moms!
Manggung di Acara Nikahan, Ini Deretan Foto Tiara Andini Pakai Dress Bling-bling yang Bikin Salfok
Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun
Diskon Shopee Periode April 2024, Banjir Promo dan Voucher Belanja!
Spoiler One Piece 1112: Gorosei Terus Mengamuk di Egghead, Luffy Kewalahan?
Adik Via Vallen Dilaporkan Polisi terkait Dugaan Penggelapan Sepeda Motor
El Rumi Sudah Kenalkan Eca Aura ke Ahmad Dhani dan Para Personel Dewa 19, Makin Serius Nih?
Dituduh Terseret Kasus Korupsi Rp271 Triliun, Ayu Dewi Langsung Klarifikasi
Selamat, Alyssa Soebandono Melahirkan Anak Ketiga Berjenis Kelamin Perempuan
Tak Dimaafkan Nikita Mirzani, Lolly Diduga Kehabisan Uang sampai Jual Baju Bekas