Ini Hal yang Belum Mampu Dilakukan Buah Hati Tapi Dipaksakan Orang Tua

Reporter : Riza Umami
Rabu, 21 Desember 2022 22:00
Ini Hal yang Belum Mampu Dilakukan Buah Hati Tapi Dipaksakan Orang Tua
Berikut 3 hal tersebut.

Sejumlah orang tua terkadang tanpa sadar ingin perkembangan anaknya begitu pesat dan seolah-olah sedang berlomba dengan anak-anak yang lain. Padahal setiap anak memang memiliki masa perkembangan yang berbeda-beda.

Perkembangan anak ini pun perlu disesuaikan juga dengan usia anak. Terkadang, beberapa ibu memaksakan anak supaya bisa melakukan suatu hal padahal buah hati masih sulit melakukannya apalagi karena usianya yang belum cukup.

1 dari 4 halaman

Dilansir dari akun TikTok @dailyjour, inilah beberapa hal yang belum mampu dilakukan anak tetapi terkadang malah dipaksakan oleh sejumlah orang tua. Padahal, anak bukannya tak mau, tetapi tahap perkembangan otaknya memang belum sampai di sana.

Yang pertama yaitu beberapa orang tua mengajari hingga menyuruh anaknya supaya bisa berbagi meski usianya masih kecil. Padahal, otak anak yang di bawah usia 3 tahun itu masih dalam mode self-centered.

2 dari 4 halaman

ilustrasi ibu dan bayi © Diadona

Anak menganggap bahwa dia harus mementingkan kepentingan dan dirinya terlebih dulu. Anak bisa mulai bersimpati dan berbagi pada yang lain ini biasanya akan muncul di usia 4 tahunan.

3 dari 4 halaman

Yang kedua anak di bawah usia 5 tahun masih sulit untuk disuruh mengendalikan emosinya. Ia tak bisa menahan tangisnya yang meledak-ledak. Anak di usia tersebut masih wajar mengalami tantrum.

Biasanya, frekuensi anak tantrum ini bakalan berkurang saat usia anak sudah di atas 5 tahun. Malah, anak yang tak pernah tantrum sama sekali harus ditinjau ulang tumbuh kembangnya lho Mom.

4 dari 4 halaman

Ilustrasi Ibu dan Bayi © Diadona

Yang ketiga, orang tua memaksakan anaknya supaya makannya lahap tanpa melalui proses melepeh, melempar dan memainkan makanan. Mungkin beberapa anak makannya langsung lahap tanpa butuh banyak waktu untuk belajar.

Namun, sebagian anak harus mengalami banyak drama supaya mau makan dengan lahap. Hal itu pun wajar-wajar saja karena anak perlu belajar bahwa makan itu memang sesuatu yang penting serta menyenangkan.

Beri Komentar