Hati-Hati Kalau Anak Mudah Akrab dengan Orang Asing, Bisa Jadi itu Gangguan Mental loh!

Reporter : Sofi
Sabtu, 25 April 2020 11:47
Hati-Hati Kalau Anak Mudah Akrab dengan Orang Asing, Bisa Jadi itu Gangguan Mental loh!
Jangan senang dulu kalau anak kelihatan ramah sama orang asing ya!

Biasanya anak-anak akan merasa takut jika berada di sekitar orang asing. Pastinya ini sesuatu hal yang wajar kan, karena ini juga bisa baik dan menolong anak untuk menjaga dirinya sendiri. Tapi ternyata sebagian anak, ada yang gak punya rasa takut sama orang asing loh Moms!

Jangan bangga dulu kalo anak gampang akrab gini, bisa jadi dia menderita gangguan mental. Hal ini disebut disinhibited social engagement disorder (DSED). Apa sih DSED ini?

 

1 dari 6 halaman

Pengertian Disinhibited Social Engagement Disorder (DSED)

Ilustrasi Anak Bermain © Diadona

Menurut Psychology Today, Disinhibited Social Engagement Disorder (DSED) ini adalah satu dari dua gangguan keterikatan masa anak-anak yang berkembang ketika anak kekurangan pengasuhan, dan kasih sayang yang tepat dari orang tua karena alasan tertentu. Gangguan ini juga biasa disebut dengan gangguan pelibatan sosial tanpa hambatan. Sering kali anak-anak dengan DSED ini menerima ajakan orang asing cuma-cuma untuk pergi bersama tanpa berpikir akibatnya. Ini bisa bikin sang buah hati dalam bahaya loh Moms, meski anak kelihatan ramah.

2 dari 6 halaman

Belum Bisa Membedakan Siapa yang Bisa Dipercaya

Anak-Anak terlalu polos untuk menggolongkan orang-orang berbahaya di sekitarnya. Tapi kebanyakan anak akan berhati-hati pada orang yang sama sekali gak dikenalinya. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Harris PL dan Corriveau KH dalam jurnal berjudul Young children's selective trust in informants, anak dengan DSED kesulitan membedakan mana orang yang bisa dipercaya berdasarkan penampilan orang tersebut.

Anak dengan DSED akan mengharapkan kebaikan dari orang lain, karena mereka gak bisa secara spesifik mengetahui orang yang terlihat aman. Mereka akan menunjukkan kasih sayang pada siapa pun yang memberinya perhatian. Bahkan memeluk orang asing di tengah jalan, atau memulai percakapan yang sangat pribadi dengan orang asing adalah hal yang biasa.

3 dari 6 halaman

Anak-Anak Penderita DSED

ilustrasi anak marah © Diadona

Gangguan ini sebenarnya adalah hal yang langka terjadi. Anak-anak yang berpotensi tinggi untuk terkena DSED adalah mereka yang dibesarkan di panti asuhan, atau sering berganti orang tua adopsi. Selain itu anak dengan riwayat pelecehan atau penelantaran, akan mengalami gangguan keterikatan ini. 

4 dari 6 halaman

Ciri Anak dengan DSED

Dilansir dari verywellmind, setidaknya seorang anak harus menunjukkan dua perilaku yang melibatkan pendekatan dan interaksi dengan orang dewasa yang gak dikenal, seperti berikut.

1. Cenderung abai dan gak mencari kembali pengasuh atau orangtuanya setelah bertualang sendiri, bahkan di tempat yang gak dikenalnya sebelumnya,

2. Bersikap aktif dalam mendekati dan berinteraksi dengan orang dewasa yang gak dikenal,

3. Mau pergi dengan orang dewasa yang gak dikenal tanpa ragu,

4. Perilaku verbal atau fisik yang terlalu akrab, gak konsisten dengan batasan sosial yang disetuju secara budaya yang sesuai.

5 dari 6 halaman

Penyebab Anak Menderita Gangguan

Anak bermain dengan orang tuanya © Diadona

Ini bukanlah kesalahan yang diperbuat oleh anak. Ini adalah akibat dari kejadian yang dialaminya yang membuat mereka memiliki gangguan ini. Berikut adalah riwayat pengabaian yang dialami oleh anak menderita DSED.

1. Pengasuh utama yang seringkali berganti-ganti, membatasi kesempatan anak untuk membentuk ikatan yang stabil,

2. Pengasuhan yang tidak biasa membatasi peluang anak untuk membentuk keterikatan selektif seperti anak lebih banyak menghabiskan waktunya dengan pengasuhnya,

3. Kurang terpenuhi emosional dasar untuk rasa nyaman, stimulasi, dan kasih sayang yang dipenuhi oleh orang dewasa yang mengasuhnya.

6 dari 6 halaman

Cara Menanganinya

Dilansir dari Popmama.com, anak dengan DSED harus mendapatkan perhatian intensif dari pengasuhan yang konsisten dan stabil. Setelah perawatan yang konsisten dijalankan, terapis dapat mulai membantu memperkuatan ikatan antara anak dengan orang tua mereka. Jika Moms khawatir dengan anak kalian yang mungkin memiliki pola perilaku seperti di atas, kalian bisa konsultasikan bersama dokter yang menangani kesehatan mental.

Tetap berikan perhatian dan kasih sayang yang baik ya Moms untuk buah hati. Stay healthy!

Beri Komentar