© 2020 Https://shutterstock.com/suriyachan
Sebagai orang tua, pasti dong Moms merasa khawatir dengan kehidupan anak-anak ya kan? Toh ini juga demi kebaikan mereka kan?
Tapi gak disadari, terkadang orang tua malah berbuat secara berlebihan atau over protective jika khawatir terhadap anaknya. Bukannya membuat anak baik, ini malah bikin masalah baru lainnya loh. Menurut Nathan H. Lents, Ph.D, seorang profesor biologi molekuler di John Jay College, University of New York, orang tua yang menerapkan pola asuh protektif bisa memebuat anak gangguan jiwa.
ilustrasi orang tua memarahi anak © raisingchildren.net.au
Dilansir dari halodoc.com, pola asuh protektif adalah perilaku mengasuh anak yang cenderung terlalu mengekang anak demi menjaga keamanan atau menghindarkan anak dari celaka atau sesuatu yang buruk. Jangan cuman anak yang disuruh instropeksi diri, tapi coba deh para orang tua juga intropeksi diri karena pada dasarnya tidak ada orang tua yang sempurna. Jadi coba deh lihat gimana sih ciri-ciri orang tua yang over protektif ini.
- Menyediakan segala sesuatu untuk anak.
- Menjaga anak dari kegagalan.
- Tidak mengajarkan anak tentang tanggung jawab.
- Terlalu menghibur anak.
- Mengatur pertemanan anak.
- Mengingatkan anak tentang bahaya terus-menerus.
- Terus-menerus memeriksa keadaannya.
Ilustrasi anak stress belajar © ez.insure
Perlu diketahui jika gangguan jiwa ini gak selalu gila, tapi kondisi mentalnya yang gak normal dan terganggu. Menurut Nathan, ada dua gangguan mental yang mungkin dialami anak yang tumbuh dengan pola asuh over protektif ini, yaitu stres jangka pendek dan kronis.
Stres jangka pendek bisa jadi karena orang tua sering memarahi atau menegurnya, atau mengarahkan anak secara paksa, sehingga anak mengikuti kehendak orang tuanya. Sedangkan stres kronis, biasanya dialami oleh mereka yang gak bisa apa-apa dan harus selalu mengikuti arahan dari orang tuanya. Kalau enggak, mereka bisa mendapatkan hukuman berupa kekerasan fisik, mental, sampai pelecehan. Akibat dari stres kronis ini bisa menjadikan anak tersebut memiliki kecemasan, depresi, gangguan suasana hari, bahkan memberontak di masa depan.
ilustrasi anak menangis © en.goodtimes.my
Pola asuh protektif bisa membuat anak mengalami gangguan kecemasan karena pola asuh protektif yang membuat anak gak bisa memiliki kesempatan untuk mengalami situasi yang baru dan cenderung merasa ketakutan menghadapi segala sesuatu. Anak yang terlalu diproteksi juga cenderung kurang terbiasa menghadapi tekanan dan kurang bisa mengatasi situasi yang sulit. Nah, kalau sudah tahu dampak buruk yang bisa ditimbulkan begini orang tua diminta untuk lebih bijak dalam memberi pola asuhan terhadap anak.
Beri aturan dan mengawasi anak lebih bijak tanpa menggunakan hukuman fisik, apalagi ancaman. Biarkan anak bertumbuh sesuai usiannya dan memilih sesuai keinginannya. Orang tua hanya berperan sebagai pengawas dan mengarahkan anak bila dia berbuat salah atau menyimpang dari norma yang berlaku.
Gimana menurut kalian? Tulis pendapat kalian di kolom komentar ya!
Adi Utarini: Ilmuwan Perempuan Indonesia yang Membuat Dengue Tak Lagi Menakutkan
Shahnaz Indira, Model Curvy Indonesia yang Mendunia Lewat London dan New York Fashion Week
Perjalanan Laras Sekar, Model Asal Balikpapan yang Menembus Panggung Mode Dunia
Hannah Einbinder Menang Emmy 2025, Serukan Free Palestine di Atas Panggung
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak