Awasi Anakmu, Bisa Saja Dia Menjadi Sasaran Bullying di Sekolah

Reporter : Bagus Prakoso
Senin, 20 Januari 2020 11:00
Awasi Anakmu, Bisa Saja Dia Menjadi Sasaran Bullying di Sekolah
Sangat penting untuk menjaga anak dari pelaku bully. Namun kita tidak bisa memastikan apakah anak kita menjadi korban bully atau tidak. Kenali dulu tipe-tipe anak yang biasanya menjadi sasaran bully.

Ada sejumlah alasan mengapa seseorang mendapat bully-an. Mereka memasukkan segala sesuatu mulai dari perbedaan kepribadian hingga berada di tempat yang salah di waktu yang salah. Terlebih lagi, siapa pun bisa menjadi sasaran bullying, bahkan anak-anak yang kuat, atletis, dan populer.

Bullying adalah tentang pilihan yang salah yang dibuat pelaku bullying, bukan beberapa yang dianggap cacat dalam target. Tanggung jawab untuk bullying selalu berada di pundak si pelaku bullying, bukan pada korban. Meskipun demikian, pertanyaannya, bagaimana saja tipe anak-anak yang sering menjadi sasaran bullying itu? Dilansir dari verywellfamily.com berikut ulasannya.

1 dari 7 halaman

Terbaik Dalam Apa yang Mereka Lakukan

Sering kali anak-anak akan dibully karena mereka mendapatkan banyak perhatian positif dari teman sebayanya dan dari orang dewasa. Perhatian ini bisa berupa segalanya dari unggul dalam olahraga, prestasi akademik, atau prestasi lain di luar sekolah.

Pelaku bully menargetkan siswa ini karena mereka merasa lebih rendah atau khawatir kemampuan mereka dibayangi oleh kemampuan korban. Akibatnya, mereka membully dengan menggertak anak-anak ini dengan harapan membuat mereka merasa tidak aman serta membuat orang lain meragukan kemampuan mereka.

2 dari 7 halaman

Cerdas, Bertekad, dan Kreatif

Di sekolah, para siswa ini bekerja ekstra untuk mengerjakan tugas sekolah. Atau mereka belajar dengan sangat cepat daripada siswa lain. Misalnya, siswa yang berbakat sering ditargetkan untuk berprestasi di sekolah. Pembully biasanya memilih mereka karena mereka cemburu dengan perhatian ini.

3 dari 7 halaman

Kerentanan Pribadi

Anak-anak yang introvert, cemas, atau patuh, lebih cenderung dibully daripada anak-anak yang ekstrovert dan asertif. Faktanya, beberapa peneliti percaya bahwa anak-anak yang kurang percaya diri dapat menarik perhatian anak-anak yang cenderung menggertak. Terlebih lagi, anak-anak yang terlibat dalam kesenangan orang sering menjadi sasaran pengganggu karena mereka mudah dimanipulasi

Akhirnya, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menderita depresi atau kondisi-kondisi yang berkaitan dengan stres mungkin juga lebih cenderung menjadi korban bullying, yang seringkali memperburuk kondisi tersebut. Pengganggu memilih anak-anak ini karena mereka lebih lemah dan kecil kemungkinannya untuk melawan. Kebanyakan pengganggu ingin merasa kuat, sehingga mereka sering memilih anak-anak yang lebih lemah daripada mereka.

4 dari 7 halaman

Tidak Memiliki Teman

Banyak korban bullying cenderung memiliki lebih sedikit teman daripada anak-anak yang tidak mengalami bullying. Mereka mungkin ditolak oleh teman sebayanya, dikucilkan dari kegiatan sosial, dan bahkan mungkin menghabiskan makan siang dan istirahat sendirian.

Orang tua dan guru bisa mencegah intimidasi siswa yang terisolasi secara sosial dengan membantu mereka mengembangkan persahabatan.

Penelitian menunjukkan bahwa jika seorang anak memiliki setidaknya satu teman, peluangnya untuk digertak berkurang secara signifikan. Tanpa seorang teman yang mendukung mereka, anak-anak ini lebih mungkin menjadi sasaran pengganggu karena mereka tidak perlu khawatir tentang seseorang yang datang untuk membantu korban.

5 dari 7 halaman

Anak-Anak yang Populer dan Disukai

Kadang-kadang pelaku bullying menargetkan anak-anak populer atau disukai karena ancaman yang mereka ajukan kepada pelaku bullying. Gadis-gadis jahat cenderung menargetkan seorang gadis yang mengancam popularitas atau status sosial mereka.

Banyak agresi relasional terkait langsung dengan upaya untuk panjat sosial atau pansos. Anak-anak akan menyebarkan isu, mengejek nama, dan bahkan menggunakan cyberbullying dalam upaya untuk menghancurkan popularitas mereka. Ketika anak-anak ini menjadi sasaran, pelaku bullying ingin mendiskreditkan para korban dan membuat mereka kurang disukai.

6 dari 7 halaman

Fisik Yang Menarik Perhatian

Hampir semua jenis karakteristik fisik yang berbeda atau unik dapat menarik perhatian pelaku bullying. Mungkin saja korbannya pendek, tinggi, kurus, atau gemuk. Mereka mungkin memakai kacamata atau memiliki jerawat, hidung besar, atau telinga yang menonjol. Tidak masalah apa pun itu, pelaku bullying akan menjadikannya bahan dan mengubahnya menjadi target.

Sering kali, jenis bullying ini sangat menyakitkan dan merusak harga diri seorang remaja. Kebanyakan pengganggu yang menargetkan anak-anak ini mendapatkan kesenangan dari mengolok-olok orang lain.

7 dari 7 halaman

Suatu Penyakit atau Cacat

Pengganggu sering menargetkan anak berkebutuhan khusus. Ini dapat mencakup anak-anak yang menderita Asperger, autisme, ADHD, disleksia, atau kondisi apa pun yang membedakan mereka. Anak-anak dengan kondisi seperti alergi makanan, asma, Down sindrom, dan kondisi lainnya juga dapat menjadi sasaran pengganggu. Ketika ini terjadi, para pengganggu menunjukkan kurangnya empati atau membuat lelucon tentang korban.

Sangat penting bagi guru dan orang tua untuk memastikan bahwa anak-anak ini memiliki kelompok pendukung untuk membantu mempertahankan diri dari penindasan. Ini juga membantu jika keadaan sosial di suatu sekolah justru membenci anak yang menghina anak berkebutuhan khusus. Jika pengganggu tahu ini adalah hal yang tabu, mereka cenderung engggan melakukannya.

Itulah beberapa tipe anak yang biasanya menjadi sasaran bully. Jagalah anakmu dari pelaku bullying yang mungkin tidak menyukai anakmu karena perbedaan tertentu. Konsultasikan dengan guru atau pihak sekolah yang dapat mengatasi hal ini. Dan yang terpenting adalah tetap menjaga komunikasi dengan anak.

Beri Komentar