Pelaminan Jadi Pemakaman, Mempelai Wanita di Pasuruan Meninggal Sebelum Akad

Reporter : Audila Rima Ndani
Minggu, 28 Maret 2021 09:35
Pelaminan Jadi Pemakaman, Mempelai Wanita di Pasuruan Meninggal Sebelum Akad
Pilu, jam melangsungkan akad berganti menjadi waktu pemakaman jenazah.

Banyak pasangan yang menjalin hubungan asmara dan berharap bisa berakhir di pelaminan. Selain menjadi momen untuk mengikat janji sehidup semati, pernikahan juga sering dimaknai sebagai hari yang bahagia dalam hidup seseorang.

Namun apa jadinya jika hari bahagia itu justru terpaksa harus kandas meski telah direncanakan? Tentu saja hal itu akan sangat menyedihkan.

Sebuah video bertuliskan 'Pelaminan Menjadi Keranda' sempat viral di media sosial. Ternyata seorang mempelai wanita di Pasuruan meninggal sebelum melangsungkan akad nikah.

1 dari 4 halaman

      View this post on Instagram

A post shared by OFFICIAL LAMBE TURAH ENTRNT (@lambe_turah)

Video berdurasi 20 detik itu menunjukkan orang-orang yang sedang membawa keranda melewati warga. Jika diperhatikan, kita bisa melihat keranda hijau itu dibawa dari tenda pernikahan menuju ke pemakaman.

Selanjutnya diperlihatkan seorang pria dengan kopiah hitam dan menggunakan kemeja putih yang tampak sedang bersedih. Orang-orang di dekatnya terlihat berusaha menenangkan pria itu.

2 dari 4 halaman

Dilansir dari Detik.com, kejadian itu ternyata terjadi di Dusun Silorentek Barat, Desa Karanganyar, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, pada Kamis (25/3/2021) malam. Diketahui mempelai wanita yang meninggal bernama Umi Salama, sedangkan mempelai pria yang ditinggalkan bernama Muhammad Fadil yang berasal dari Jember.

Bibi almarhumah Salama memberikan keterangan tentang kepergian keponakannya. Dia mengatakan bahwa Salama meninggal sore hari sebelum melaksanakan akad.

" Itu rencana akad nikah Kamis malam Jumat, habis isya. Tapi keponakan saya meninggal sore," kata bibi almarhumah, Sabtu (27/3/2021), melansir dari Detik.com.

3 dari 4 halaman

Undangan Pernikahan © Diadona

Suasana di rumah duka masih terlihat beberapa kue-kue khas pernikahan yang disediakan. Beberapa perempuan tampak menyiapkan makanan untuk acara tahlilan.

Nurul Huda selaku ketua RT 5/RW 1 Desa Karanganyar menjelaskan bahwa Salama adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dia adalah satu-satunya anak perempuan dalam keluarga tersebut.

" Selama ini almarhumah menuntut ilmu di pesantren. Jarang di rumah," kata Nurul.

4 dari 4 halaman

Nurul juga menceritakan bahwa Salama meninggal sekitar pukul 16.00 WIB, dan rencananya akad nikah akan diadakan pada pukul 19.00 WIB. Jenazah Salama akhirnya dimakamkan pada jam yang seharusnya menjadi waktu untuk melaksanakan pernikahannya.

" Calon suami dan keluarganya tiba, beberapa saat dimakamkan. Semuanya menangis," ujar Nurul.

Beri Komentar