Orang Tuanya Dipenjara karena Narkoba, Remja 11 Tahun Ini Terpaksa Jadi Ibu dan Ayah Bagi 4 Adiknya

Reporter : Anif Fathul Amin
Selasa, 23 Februari 2021 15:03
Orang Tuanya Dipenjara karena Narkoba, Remja 11 Tahun Ini Terpaksa Jadi Ibu dan Ayah Bagi 4 Adiknya
Layaknya jadi orang tua dewasa, ia juga memasak dan meggendong adik-adiknya.

Belakangan ini viral kisah seorang remaja yang berusia 11 tahun menjadi ibu dan ayah bagi 4 saudara kandungnya setelah orang tuanya dipenjara akibat narkoba. Diketahui bahwa kedua orang tua remaja itu adalah pecandu narkoba.

Dilansir dari Sinar Harian, Senin (22/2/2021), remaja bernama Nurul Farisha Mohd Ridzuan itu terpaksa menjadi orang tua bagi keempat saudara kandungnya dan saat saat ini mengasuh saudara laki-lakinya yang masing-masing berusia 12, 6, 3, dan 1 tahun.

1 dari 4 halaman

 

Tanggung jawabnya yang beragam sebagai wali mereka termasuk menidurkan adik bungsunya sementara dia mengawasi saudara laki-lakinya yang lain saat mereka bermain di rumah mereka di Kubang Terap, Kelantan, Malaysia.

Dia juga memasak untuk adik-adiknya dengan menggunakan tungku kayu karena mereka tidak memiliki fasilitas kompor gas dan saat dia memasak, dia menggendong adik bungsunya untuk mencegahnya menangis.

2 dari 4 halaman

Sejak orang tua mereka dipenjara karena pelanggaran narkoba, dia dan kakak laki-lakinya telah mengambil alih tanggung jawab sebagai orang tua.

“ Kami tinggal bersama kakek dan nenek kami. Tapi kakek kami (Fauzi Ismail, 63 tahun) menderita asma kronis dan selalu tidak sehat, dan nenek kami (Wan Hasiah Wan Aziz 56 tahun) pergi bekerja dan mencari uang untuk keluarga kami,” kata gadis kecil itu.

3 dari 4 halaman

Nurul Farisha memikul tanggung jawab sebagai orang tua ketika nenek mereka pulang ke rumah menjual minyak pijat, dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore.

Kisah Remaja 11 Tahun yang Gantikan Peran Orang Tuanya © Diadona

Karena keadaan keuangan mereka, dia memasak nasi, ikan goreng dan membuat mie instan untuk dimakan saudara-saudaranya, tetapi yang paling menyedihkan adalah adik bungsu meminum susu pekat manis karena mereka tidak mampu membeli susu bubuk. Keadaan mereka juga membuat mereka putus sekolah selama dua tahun sejak mereka pindah ke Kelantan dari Seremban.

“ Terakhir kali kami bersekolah di Seremban, saya tidak pandai menulis dan membaca, tapi kakak tertua kami bisa. Kami memang ingin sekali bersekolah, tapi hidup kami tidak seperti kehidupan orang lain,” tambah Nurul Farisha.

Beri Komentar