Kisah Pilu Jabarudin, Cacat Fisik Belasan Tahun Hidup dengan Nenek dan Kakek dalam Kemiskinan

Reporter : Riza Umami
Rabu, 3 Juni 2020 10:17
Kisah Pilu Jabarudin, Cacat Fisik Belasan Tahun Hidup dengan Nenek dan Kakek dalam Kemiskinan
Selama 18 tahun lamanya, Jabarudin dirawat oleh kakek dan neneknya di sebuah gubuk sederhana.

Hidup memang bisa begitu berat apalagi jika hanya bisa berbaring di tempat tidur karena kondisi tubuh yang tidak memungkinkan. Itulah yang dialami oleh seorang pria bernama Jabarudin.

Selama 18 tahun lamanya, dia hidup serba keterbatasan karena cacat fisik dan hidrosefalus yang dia alami. Hidrosefalus ini adalah penumpukan cairan di dalam otak yang menyebabkan pembesaran kepala.

1 dari 3 halaman

Dia dirawat oleh nenek dan kakeknya di sebuah gubuk sederhana. Sedangkan, orang tua Jabarudin mengurus tiga adiknya yang masih kecil dan sesekali mereka akan datang menjenguk anak pertama mereka ini.

Meski hanya bisa berbaring di tempat tidur, tetapi kakek dan nenek begitu menyayangi Jabarudin. Dia dirawat dan dibesarkan dengan penuh kasih dan keikhlasan oleh kakek dan neneknya meski hidup dalam kemiskinan.

2 dari 3 halaman

Rumah yang ditinggali oleh mereka ini pun bukan milik sendiri. Bangunan ini milik orang lain yang bisa mereka tinggali karena sambil menjaga dan merawat kebun singkong yang dimiliki oleh pemilik tanah tersebut.

Meski sudah dewasa, tetapi Jabarudin hanya bisa makan bubur sun dan air putih karena kondisi yang dia alami ini. Nenek dan kakek pun perlu menyiapkan beberapa kebutuhan seperti pampers dan juga obat-obatan.

3 dari 3 halaman

Kisah tentang Jabarudin ini dibagikan oleh seorang pengguna Instagram yaitu @elsyandria. Berikut ini unggahannya.

      View this post on Instagram

Bismillahirahmanirahim... Sering kali kita mengeluh pada keadaan kita sendiri,padahal hal itu bisa jadi sangat kecil bagi sebagian orang. Diluar sana banyak sekali orang-orang yang diuji begitu berat oleh Allah dengan berbagai hal , dan sebenarnya itu adalah orang-orang pilihannya. Perkenalkan dia adalah Jabarudin yang berusia 18 tahun. Sudah 18 tahun pula dia hidup berdampingan pada takdir yang luar biasa,mengalami cacat fisik dan hidrosefalus. Dan selama 18 tahun pula dia dirawat oleh nenek dan kakeknya disebuah gubuk sederhana ini. Orang tua Jabarudin masih ada,tetapi mereka fokus mengurus ketiga adik Jabarudin yang masih kecil,sesekali mereka menjenguk anak pertamanya itu. Tetapi kasih sayang nenek dan kakek sangat besar kepada Jabarudin sedari lahir hingga sekarang dia dibesarkan dan dirawat dengan penuh kasih dan keikhlasan oleh nenek dan kakek tercinta. Nenek dan kakek tinggal disebuah rumah yang bukan miliknya,mereka tinggal dibangunan tersebut sambil menjaga kebun yang dimiliki orang lain dan penghasilan dari hasil panen kebun singkong tersebut. 18 tahun terbaring kaku seperti ini membuat dia sering berdzikir pada Allah didalam hatinya,dan sosok seperti Jabarudinlah calon penghuni surga yang sudah Allah pilih dari sebelum dia dilahirkan , aku tau hatimu bisa mendengar dan merasakan apapun yang orang lain bicarakan dan lakukan. Teruntuk Jabarudin terimakasih banyak telah mengajarkanku kesabaran dan membuat semakin bersyukur ???? Jabarudin hanya bisa memakan bubur sun dan air putih,jadi setiap harinya nenek dan kakek menyiapkan itu tidak hanya itu kebutuhan pampers dan biaya pengobatanpun cukup besar,maka dari itu disini saya mengajak teman-teman semua untuk bisa membantu kehidupan Jabarudin menjadi lebih baik, kira gotong royong untuk membantu kebutuhan pokok ,pengobatan dan hal” lainnya untuk Jabarudin serta Nenek dan kakek.

A post shared by Elsya Sandria (@elsyandria) on

Bersama Sayap Hati, Elsya menggalang donasi untuk diberikan pada Jabarudin. Pada tanggal 27 Mei kemarin, Elsya menyampaikan donasi yang terkumpul sebanyak 50 juta rupiah pada keluarga Jabarudin. Semoga uang tersebut bisa digunakan untuk membangun rumah yang layak dan juga untuk memenuhi kebutuhan Jabarudin lainnya.

Beri Komentar