Diduga Terapkan Ilmu Hitam, Satu Keluarga Kerja Sama Tumbalkan Saudara Sendiri

Reporter : Prisma Difta
Selasa, 12 Mei 2020 14:54
Diduga Terapkan Ilmu Hitam, Satu Keluarga Kerja Sama Tumbalkan Saudara Sendiri
Duh, kok tega sih ya?

Pembunuhan merupakan tindak kriminal yang tidak bisa di benarkan bagaimanapun alasannya, tindakan ini pun masih terbilang sangat tinggi terjadi di Indonesia.

Dilansir dari Media lokal, baru-baru ini sedang heboh dugaan pembunuhan yang dilakukan satu keluarga kepada seorang gadis remaja yang masih berusia 18 tahun. Peristiwa sadis itu terjadi di sebuah Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

 

1 dari 2 halaman

Pembunuhan Karena Pesugihan © Diadona

Dilaporkan, pembunuhan berencana ini dilakukan oleh sekelompok keluarga yang terdiri dari orang tua, 6 saudara korban,menantu dan seorang cucu. Kasus pembunuhan itu terungkap setelah para tetangga mendengar suara keributan dari rumah korban. Setelah kejadian itu, mereka berasumsi bahwa gadis tersebut sengaja dibunuh untuk ditumbalkan.

Pembunuhan Karena Pesugihan © Diadona

Korban berinisial RS yang merupakan anak kelima dari Darwis, salah satu pelaku. Kemudian, polisi menemukan korban RS sudah tergeletak di dalam sebuah kamar dalam kondisi tewas mengenaskan. Seluruh tubuhnya dipenuhi luka tusukan dan sayatan.

" Selanjutnya Kapolsek ke lokasi dan meminta orang yang di dalam rumah keluar dan sempat menembakkan gas air mata ke dalam rumah melalui jendela kaca,” ungkap polisi

2 dari 2 halaman

Penangkapan 12 anggota keluarga itu pun berlangsung dramatis. Awalnya saat didatangi polisi, keluarga itu menyandera seorang warga bernama Irfandi dan tidak ingin polisi masuk ke rumahnya. Akhirnya Irfandi berhasil bebas dan melaporkan jika di dalam rumah tersebut terdapat mayat perempuan.

      View this post on Instagram    

Sebuah video menunjukkan, detik-detik polisi mengamankan pelaku pembunuhan sadis terhadap anak gadisnya di Bantaeng, dan menyandera dua warga lainnya. . Peristiwa itu terjadi Sabtu, 9 Mei 2020, kemarin. Sekitar pukul 11.00 Wita. Dalam video itu, sebuah rumah panggung di Kampung Katabung, Desa Pattaneteang, Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, dikepung polisi. . Dalam video yang berdurasi sekitar 5 menit 59 detik itu, tampak seorang wanita terus melontarkan sumpah serapah dari atas rumah. Sementara seorang pria bersarung dibekuk beberapa polisi. Dia terus melawan saat hendak dibawa ke mobil polisi. . Mereka diduga satu keluarga yang kerasukan. Bahkan menggorok leher putrinya berinisial ROS (16). Pelaku diduga adalah Darwis (50). Saat digorok ayahnya, korban dipegang oleh kakak kandungnya, RA. Diduga keluarga ini mempraktikkan ilmu hitam. . Menurut warga sekitarnya satu keluarga di rumah tersebut diduga kerasukan. Sehingga anak kandungnya sendiri gadis ROS (16) seorang pelajar tewas dianiaya di atas rumah itu. Ada dua luka menganga di lehernya, luka sabetan senjata tajam di kepala, juga luka sayatan di lengan sebelah kanan. . Selain menggorok anak kandungnya, para pelaku juga menyandera warga, yakni, Irfan bin Reni (18) seorang pelajar, dan Saenal bin Hatim (35) seorang, mengalami luka sobek di kepala akibat sabetan parang dengan 30 jahitan, Usman (34), petani mengalami luka gores bagian telinga akibat senjata tajam. . Artikel : bukamatanewscom

A post shared by OFFICIAL MAKASSAR INFO (@makassar_iinfo) on

Terungkap, motif pembunuhan yang dilakukan oleh 12 saudara itu awalnya bermula dari Rahman, anak pertama dan Anto anak keempat. Keduanya adalah otak dari pembunuhan itu dan disetujui oleh orangtua serta anggota keluarga yang lain. Setelah diselidiki, polisi menduga jika kasus pembunuhan ini dilatarbelakangi korban yang melakukan zina.

“Korban adalah anak kelima. Motif pembunuhannya kasus siri. Kasus harga diri, malu bahwa korban ini ada hubungan sama orang lain atas nama Usman. Keluarga ini malu karena salah satu keluarganya berhubungan dengan Usman sehingga melakukan pembunuhan,” tambah polisi

Duh! ngeri juga ya, gimana menurut kalian? Tulis di kolom komentar dong

Beri Komentar