Dagangan Dicuri sampai Harus Tahan Lapar, Kakek Penjual Mainan Ini Terus Berjuang Demi Sesuap Nasi

Reporter : Devi Puspitasari
Kamis, 8 Oktober 2020 13:30
Dagangan Dicuri sampai Harus Tahan Lapar, Kakek Penjual Mainan Ini Terus Berjuang Demi Sesuap Nasi
Abah Wiri pernah alami pencurian sampai tiga kali.

Meski banyak yang mengatakan bila masa tua adalah waktu untuk berisitirahat, sayangnya hal ini tak berlaku untuk seorang kakek yang akrab disapa abah Wiri.

Kakek berusia 72 tahun asal Bekasi ini setiap harinya harus berjalan berkilo-kilometer menjajakan mainan anak-anak demi sesuap nasi. Tak jarang, beliau harus menghadapi beberapa musibah saat mencari nafkah.

Cerita abah Wiri ini dibagikan oleh akun Instagram @partners_in_goodness.

1 dari 4 halaman

Menjajakan Mainan dari Kampung ke Kampung

Potret Abah Wiri © Diadona

Melansir dari akun itu, setiap harinya abah berkeliling menjajakan balon dan topeng mainan anak-anak dari kampung ke kampung. Bahkan, tak jarang beliau sampai keluar Kabupaten. Abah menjajakan dagangannya ini dengan menggunakan sepeda tuanya.

Sebelum pandemi ini, abah bisa makan dengan cukup layak dari penghasilan menjual mainan. Sangat berbeda dengan keadaan sekarang, untuk menjual satu mainan saja abah harus berjalan puluhan kilo. Bila tak laku, siap-siap beliau harus menahan lapar dan haus.

2 dari 4 halaman

Dagangan Dicuri sampai Tiga Kali

Potret Abah Wiri © Diadona

Abah Wiri sendiri juga cukup sering didera sakit. Sudah semenjak 25 tahun lalu, abah harus mengonsumsi obat untuk meringankan sesak napas yang dideritanya.

Saat berjualan, abah juga pernah mengalami musibah. Karena sakit yang dideritanya itu, sepeda sekaligus seluruh dagangan beliau raib diambil pencuri. Saat itu, penyakit abah Wiri sedang kambuh dan beliau menitipkan barang dagangannya pada seseorang. Malangnya, saat abah kembali, beliau hanya menemukan gerobaknya saja di jalan.

3 dari 4 halaman

Tinggal Seorang Diri

Potret Abah Wiri © Diadona

Tak hanya sekali, abah mengalami insiden ini sebanyak tiga kali dan beliau hanya bisa pasrah karena tak bisa berbuat banyak. Selain itu, karena matanya yang rabun, abah juga sering kali ditabrak maupun menabrak orang.

Abah Wiri sendiri tinggal di Kampung Bojong, RT 04/ RW 01, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi. Saat ini, abah tinggal sebatang kara karena sang istri sudah meninggal dan anak beliau sudah berumah tangga namun keadannya nggak jauh lebih baik dari abah.

Beri Komentar