Berkaca dari Kasus Novia Widyasari, Pelajaran yang Harus Dipetik Kaum Perempuan Agar Kepergiannya Tak Sia-Sia

Reporter : Nasa
Senin, 6 Desember 2021 18:19
Berkaca dari Kasus Novia Widyasari, Pelajaran yang Harus Dipetik Kaum Perempuan Agar Kepergiannya Tak Sia-Sia
Mendiang Novia Widyasari membuka mata kita soal tekanan dan pengorbanan perempuan, hingga depresi yang berujung kematian.

Kasus mengiris hati yang menimpa mendiang Novia Widyasari, seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri di Malang menuai sorotan publik. Sebelum melalang lebih jauh membahas kasus ini, bela sungkawa yang sedalam-dalamnya dan doa kami sampaikan agar mendiang mendapat tempat terbaik di sisi-Nya.

Mendiang Novia Widyasari ditemukan meregang nyawa di pusara makam sang ayah pada Kamis (2/12/2021), tepat pukul 15.30 WIB di pemakaman umum Dusun Sugihan, Mojokerto. Di samping jasadnya ditemukan botol berisi cairan lengkap dengan sedotan dengan aroma menyengat.

1 dari 6 halaman

Kronologi Kasus Mendiang Novia Widyasari

Curhatan Novia Widyasari Sebelum Bunuh Diri, Bikin 11 Pertanyaan di Quora © Diadona

Kisah pilu mendiang Novia Widyasari dimulai dari Oktober 2019, pertemuan antara dirinya dengan seorang pria bernama Randy yang merupakan anggota polisi berpangkat Bripda. Sejak saat itu, keduanya menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.

Menurut info dari laman Liputan6.com, Senin (6/12/2021), Wakapolda Jawa Timur Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo menyebut bahwa pasangan kekasih tersebut kerap berhubungan layaknya suami istri yang dilakukan mulai 2020 hingga 2021 di kos maupun hotel di Malang dan Batu.

" Selain itu ditemukan juga bukti lain bahwa korban selama pacaran, yang terhitung mulai Oktober 2019 sampai Desember 2021 melakukan tindakan aborsi bersama yang dilakukan pada Maret 2020 dan Agustus 2021," ujarnya.

" Untuk usia kandungan yang pertama masih usia mingguan, sedangkan usia kandungan yang kedua setelah usia 4 bulan," lanjut Slamet.

Keterangan Teman Mendiang Novia Widyasari

Pemilik akun @sugarbaby yang merupakan teman dekat dari mendiang Novia Widyasari membeberkan kisahnya melalui utas di platform media sosial Twitter. Mendiang Novia menghubungi teman dekatnya tersebut pada 20 November 2021 melalui sambungan telepon.

Menurut keterangan teman dekatnya tersebut, mendiang Novia mengaku bahwa awal petaka hubungan asmaranya dimulai dari Randy atau pelaku yang membawanya ke penginapan, lalu memaksa meminum obat sehingga membuatnya tertidur.

Setelah kejadian itu, mendiang Novia menyadari bahwa dirinya tengah berbadan dua. Kemudian ia berusaha menyampaikannya ke Randy, namun ia justru diminta untuk menggugurkan kandungannya. Mendiang Novia akhirnya memutuskan untuk mengadu ke orang tua Randy.

Orang Tua Pelaku Juga Minta Mendiang Novia Gugurkan Kandungan

Lebih lanjut, usai mendengar kabar kehamilan mendiang Novia Widyasari, keluarga Randy membawanya untuk makan bersama. Pada saat itu, pihak keluarga Randy masih menyebut ingin bertanggung jawab atas kehamilannya. Namun setelah itu, pihak keluarga Randy mengajaknya menemui ibunya.

Pada momen tersebut, keluarga Randy justru menyampaikan hal berbeda dengan tetap meminta mendiang Novia Widyasari untuk aborsi. Alasannya, Randy belum bisa melenggang ke pelaminan lantaran kakak pertamanya belum menikah dan dirinya yang baru meniti karir sebagai anggota polisi.

Usai pertemuan tersebut, pemilik akun @sugarbaby mengisahkan bahwa kediaman keluarga mendiang Novia Widyasari mengalami teror menyeramkan. Di mana rumah mereka tiba-tiba terdengar suara seperti bom dan listriknya padam selama beberapa saat.

Dipaksa Meminum Pil hingga Dianggap Aib Keluarga

Pihak Randy sendiri kemudian memberikan pil penggugur kandungan kepada mendiang Novia. Usai meminum pil tersebut, mendiang sempat drop setelah mendapati lendir bercampur darah yang keluar. Ia juga langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

Sayangnya, setelah menjalani dua hari perawatan di rumah sakit, keluarganya justru turut memberi tekanan tak terduga. Bahkan paman dari mendiang Novia dikabarkan memberikan ancaman dan menganggapnya sebagai aib keluarga.

2 dari 6 halaman

Depresi sampai Ditemukan Meninggal di Pusara Makam Ayah

Tekanan yang bertubi-tubi, membuat mendiang Novia Widyasari melakukan upaya bunuh diri, yang untungnya masih sempat digagalkan oleh pihak keluarga. Bahkan Novia sempat dibawa ke Rumah Sakit Jiwa oleh keluarganya.

" Memang anak saya ini depresi. Pada tanggal 29 November, hari Senin itu saya bawa ke RSJ. Di RSJ itu memang dinyatakan dia ini stres, depresi," terang ibu mendiang Novia.

" Di sana diberikan obat oleh dokter jiwa dan memang anaknya ini sudah tertekan sekali dan sangat berat," lanjutnya.

Ibu mendiang Novia menyebut bahwa dirinya sudah berkali-kali berupaya mencegah mendiang melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Sampai dirinya mendengar kabar bahwa jasad mendiang ditemukan di sebelah makam sang ayah.

" Berkali-kali saya sudah mencegah untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Sampai kemarin ditemukan di atas makam ayahnya itu sudah kondisi meninggal dunia," paparnya.

" Dan memang di samping jenazah anak saya itu ada cairan yang ada mengandung racun mungkin, sudah dibawa oleh pihak kepolisian," lanjutnya.

3 dari 6 halaman

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Buka Suara

Menanggapi kasus mendiang Novia Widyasari, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga, meminta Polda Jatim mengusut tuntas kasus kematiannya sesuai dengan Peraturan Undang-Undang yang berlaku.

" Saya bisa membayangkan beban mental yang ditanggung oleh korban dan keluarganya. Sudah sepantasnya kita semua memberikan rasa empati yang besar pada korban dan keluarganya dan berpihak pada korban," katanya pada Minggu (5/12/2021).

Lebih lanjut, melalui pres rilis secara tertulis, pihaknya menyebut bahwa kekerasan yang dialami oleh mendiang Novia memerlukan elemen penuh masyarakat, agar kasus pilunya tak lagi terulang.

" Karena Penghapusan kekerasan terhadap perempuan membutuhkan kerja bersama dan sinergi dari berbagai komponen masyarakat untuk bergerak secara serentak, baik pemerintah, maupun masyarakat secara umum termasuk aktivis HAM perempuan," beber Menteri Bintang dalam siaran pers, Senin (6/12/2021).

" Dalam rangka perlindungan dan pemenuhan hak perempuan korban kekerasan seksual, Kemen PPPA terus mengawal dan mendorong agar kebijakan tentang RUU Penghapusan Kekerasan Seksual segera disahkan," lanjut Bintang.

Terkait dengan kasus yang menimpa mendiang Novia Widyasari, Bintang menyebut hal tersebut sebagai bentuk Dating Violence. " Kasus yang menimpa almarhumah ini adalah bentuk Dating Violence atau kekerasan dalam berpacaran," peparnya.

4 dari 6 halaman

Apa Itu Dating Violence?

Menurut info dari laman Woman Health, Senin (6/12/2021) dating violence merupakan pelecehan fisik, seksual, emosional, atau verbal dari hubungan asmara maupun seksual. Dating violence sendiri dapat menimbulkan dampak jangka pendek maupun jangka panjang terhadap korban.

" Setiap bentuk kekerasan adalah pelanggaran HAM. Kekerasan dalam pacaran adalah suatu tindakan yang dapat merugikan salah satu pihak dan berakibat kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu," lanjut Menteri Bintang.

Sayangnya, dating violence sendiri masih belum banyak dipahami oleh masyarakat. Kekerasan di luar hubungan pernikahan seringkali tak dianggap sebagai tindakan pelanggaran hukum. Dalam konteks ini, mayoritas korban adalah kaum perempuan.

Dating violence seringkali dilakukan dengan dalih pengorbanan atas nama cinta. Seringkali kaum perempuan diminta untuk mengorbankan hal-hal yang diinginkan oleh pasangannya untuk menunjukkan rasa cinta, jika tidak hubungan mereka biasanya akan diancam tak dapat berlanjut.

5 dari 6 halaman

Call Centre Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

Sementara itu, pihak Kementerian PPPA sendiri juga telah menyediakan wadah bagi para korban agar dapat melaporkan yang dialami melalui call centre yang telah disediakan. Harapannya, korban bisa mendapatkan pendampingan baik secara perlindungan hukum maupun kebutuhan lainnya.

" Kami juga berpesan kepada seluruh perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan, kalian bisa melapor ke layanan dan penjangkauan korban di SAPA 129 atau bisa menghubungi Call Centre 08111-129-129 agar segera mendapatkan pertolongan," lanjut Menteri Bintang.

6 dari 6 halaman

Pelajaran yang Harus Dipetik Kaum Perempuan atas Kasus yang Menimpa Mendiang Novia Widyasari

Meninggalnya Novia Widyasari memang menjadi pukulan berat bagi penanganan isu kekerasan terhadap perempuan di Indonesia. Di luar sana, mungkin masih banyak Novia Novia lainnya yang tak berani mengungkap kekerasan yang dialaminya, karena berbagai faktor.

Kekerasan terhadap perempuan dalam hubungan pacaran seringkali dianggap sebagai bagian dari ranah privasi. Nahasnya, kekerasan yang dialami perempuan juga seringkali dilimpahkan sebagai kesalah, di mana ia dianggap tak mampu menjaga dirinya sendiri.

'Salah sendiri mau di ajak ke tempat sepi'

'Salah dia sendiri mau mengorbankan harga dirinya'

'Bukan perkosaan, itu mau sama mau'

'Lawong itu suka sama suka, sudah dilakukan berkali-kali kok'

Anggapan atau stigma demikian yang masih dipercaya oleh masyarakat. Seolah melanggengkan kekerasan yang dialami perempuan sebagai peristiwa yang diamini oleh perempuan itu sendiri. Padahal, perempuan yang dalam situasi tersebut mungkin berada pada kondisi yang tak terduga.

Mulai dari tekanan sosial, anggapan romantisasi yang keliru, hingga rasa takut ditinggalkan oleh pasangan bisa jadi faktor yang membuat perempuan tak berdaya saat mengalami kekerasan yang dilakukan oleh pasangannya sendiri. Jika situasinya demikian, bagaimana bisa kekerasan terhadap perempuan disebut sebagai tindakan 'suka sama suka'?

Untuk itu, penting jadi pemahaman bagi kaum perempuan, bahwa dirinya sudah sangat berharga, baik dirinya memiliki pasangan atau tidak, baik dia divalidasi oleh laki-laki atau tidak. Penting juga bagi perempuan untuk memahami batasan sebuah hubungan agar dirinya tak mengalami kekerasan oleh orang terdekat atau bahkan orang yang dicintainya sekalipun.

Kasus mendiang Novia kali ini harus menjadi pelajaran berarti bagi para perempuan. agar kepergiannya tak sia-sia. Para perempuan harus mawas diri dan juga saling melindungi. Seperti yang disampaikan oleh Menteri PPPA sebelumnya, kekerasan terhadap perempuan sejatinya membutuhkan semua pihak untuk penangannya.

Oleh karenanya, mari kita buka mata untuk memberantas kasus kekerasan perempuan. Tak perlu lagi ada Novia Novia lain di masa mendatang.

Depresi Berujung Upaya Bunuh Diri

Mendiang Novia Widyasari sendiri menjadi catatan kelam penanganan depresi di Indonesia. Meski sudah menginjak tahun 2021, masyarakat di Indonesia sendiri belum menganggap kesehatan mental sebagai isu serius. 

Meski dalam kasus mendiang Novia sendiri pihak keluarga sempat membawanya ke Rumah Sakit Jiwa, namun peran andil keluarga terhadap kesehatan mental mendiang Novia juga sangat disayangkan. Sebab, menurut kisah dari teman mendiang, pihak keluarga justru menganggapnya sebagai aib.

Pentingnya pemahaman terkait apa itu depresi dan dampaknya sudah seyogyanya dipahami oleh masyarakat. Menurut info yang dihimpun dari laman Halodoc, Senin (6/12/2021) depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus-menerus.

Merasa sedih dan tertekan serta kehilangan minat dalam beraktivitas, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas hidup sehari-hari. Seseorang yang mengalami gangguan depresi mayor, kelainan ini dapat memengaruhi perasaan, pemikiran, hingga perilaku sehingga menimbulkan masalah emosional dan fisik.

Depresi juga dapat mengganggu saat istirahat dan nafsu makan, sehingga kerap merasa lelah dan sulit berkonsentrasi. Efek depresi dapat berlangsung lama atau bahkan berulang dan mampu memengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi dan menjalani aktivitas harian.

 Gejala Depresi yang Perlu Dipahami :

  •  Selalu merasa bersalah.
  • Merasa putus asa, rendah diri, dan tidak berharga.
  • Selalu merasa cemas dan khawatir yang berlebihan.
  • Suasana hati buruk atau sedih berkelanjutan.
  • Mudah marah atau sensitif.
  • Mudah menangis.
  • Sulit berkonsentrasi, berpikir, dan mengambil keputusan.
  • Tidak tertarik dan tidak memiliki motivasi terhadap segala hal.
  • Timbul pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
  • Selalu merasa kelelahan dan hilang tenaga.
  • Perubahan siklus menstruasi pada wanita.
  • Konstipasi.
  • Gerakan tubuh dan bicara yang lebih lambat dari biasanya.
  • Hilang gairah seksual.
  • Gangguan tidur.
  • Perubahan berat badan dan selera makan.

Hal-Hal yang Harus Dilakukan Jika Orang di Sekitarmu Alami Gejala Depresi :

  • Mendengarkan tanpa menghakimi
  • Memahami apa itu depresi
  • Menyarankan atau menemani berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater
  • Mendukung proses terapinya
  • Membantu kegiatan keseharian
  • Memahami tanda peringatan bunuh diri

Sekali lagi kami sampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas meningalnya mendiang Novia Widyasari, semoga mendiang mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Dan semoga kisahnya semakin membuka mata kita untuk lebih serius menanggapi isu kekerasan terhadap perempuan dan juga pentingnya pemahaman terkait kesehatan mental.

Beri Komentar