Sambut Ramadan, Masyarakat di Banyumas Punya Tradisi Jalan Kaki ke Makam Leluhur

Reporter : Bagus Prakoso
Sabtu, 9 Mei 2020 14:20
Sambut Ramadan, Masyarakat di Banyumas Punya Tradisi Jalan Kaki ke Makam Leluhur
Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat adat Bonokeling.

Ramadan adalah bulan suci yang memang ditunggu oleh para umat muslim di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Untuk menyambut bulan suci Ramadan, beberapa masyarakat memiliki tradisi tertentu yang berbeda dengan masyarakat lainnya.

Salah satu masyarakat yang memiliki tradisi unik ketika Ramadan datang adalah suku adat Bonokeling di Banyumas, Jawa Tengah. Perempuan memakai kain jarik dan kemben dan berjalan rapi menuju komplek pemakaman leluhur mereka di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Banyumas.

Ya, tradisi ini bernama Laku Lampah atau ritual berjalan kaki. Seperti apa sih tradisi ini? Yuk kita simak!

1 dari 2 halaman

Laku Lampah

Laku Lampah © Diadona

Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat penganut adat Bonokeling sepekan sebelum memasuki bulan Ramadan. Laku lampah mewajibkan setiap anak putu trah Bonokeling dari berbagai wilayah untuk berjalan kaki ke Desa Pekuncen.

Anak-putu trah Bonokeling ini tersebar dari Adipala, Daun Lumbung yang juga termasuk wilayah Cilacap hingga warga Kedungwringin dari wilayah Banyumas. Anak putu akan istirahat semalaman di Pekuncen.

Setelah menjalani ritual puncak Unaggahan, acara dilanjutkan dengan Rikat akhir, atau membersihkan lokasi makam Ki Bonokeling. Setelah itu, mereka pulang kembali ke rumah masing-masing untuk menanti datangnya bulan Ramadan.

2 dari 2 halaman

Trah Bonokeling

Laku Lampah © Diadona

Trah Bonokeling, adalah masyarakat adat Islam kejawen. Dilansir dari berbagai sumber, mereka hanya mengenal hisab berdasarkan alamanak Jawa Alif Rebo Wage (Aboge) sebagai penentu hari besar keagamaan. Selain hari besar Agama, Islam Jawa Aboge menjadi panduan bagi Trah Bonokeling dalam aktivitas sehari-hari seperti menentukan hajatan mulai pernikahan hingga acara adat.

Beri Komentar