© Shutterstock
Bukan rahasia kalau kelebihan berat badan atau obesitas sangatlah berbahaya untuk kesehatan jangka panjang. Umumnya, kondisi obesitas dikaitkan dengan berbagai komplikasi, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, hingga kanker.
Tapi, selain komplikasi-komplikasi fisik itu, ternyata berbagai penelitian juga menemukan dampak obesitas untuk kesehatan otak. Salah satunya tentang temuan mengenai dampak negatif obesitas untuk usia otak.
Ilustrasi Obesitas © Shutterstock
Menurut sebuah penelitian, obesitas bisa memengaruhi usia otak, yang berarti hilangnya beberapa materi dalam otak lebih cepat dari usia sebenarnya. Sederhananya, penuaan otak terjadi lebih cepat.
Materi putih di dalam otak yang berfungsi untuk memungkinkan komunikasi antara berbagai area otak hilang. Sebenarnya, kondisi ini wajar terjadi sebagai dampak dari proses penuaan. Tapi, bagi orang-orang dengan obesitas, area itu mengalami degradasi 10 tahun lebih awal daripada orang-orang yang punya berat badan normal.
Ilustrasi Wanita Obesitas atau Kegemukan © Shutterstock
Hasil temuan para peneliti dari Universitas Cambridge, Inggris, adalah, orang dengan berat badan berlebih atau yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) 25 atau lebih tinggi, punya materi putih yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal.
Para penulis mencatat, fakta ini efeknya sangat mirip dengan apa yang akan terjadi dengan penuaan normal, hanya saja ini lebih cepat.
Meski begitu, temuan ini belum sempurna. Oleh karena itu, para peneliti memasukkan risiko kardiovaskular dan cedera otak vaskular yang berhubungan dengan penurunan kognitif.
Mereka mengatakan bahwa inflamasi mungkin memengaruhi penurunan kemampuan kognitif pada pasien obesitas. Hal ini merujuk pada sebuah studi pracetak di Kanada pada 2020 silam. Melibatkan lebih dari 15.000 partisipan, kadar plasma protein C-reaktif (CRP) terlihat lebih tinggi pada mereka yang obesitas.
Selain itu, ternyata ada penjelasan lain di balik penurunan kognitif pada obesitas. Salah satunya adalah hipertensi dan aliran darah yang tak memadai ke otak. Kurangnya aliran darah ke otak menyebabkan kerusakan mikroseluler vaskular, sehingga skor kognitif jadi lebih rendah.
Ilustrasi Obesitas © Shutterstock
Para peneliti mengatakan bahwa strategi mencegah obesitas berkontribusi besar dalam menjaga kesehatan otak jangka panjang. Maka, yang harus kita lakukan adalah menerapkan pola hidup sehat, seperti:
Semoga informasi ini bermanfaat ya!
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Kaneishia Yusuf Lulus Cumlaude di HI UI, Bukti Karier dan Akademik Bisa Jalan Bareng
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Plan Workout 28 Hari Mengikuti Siklus Hormon Wanita
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak