© Menshealth.de
Jagad maya beberapa waktu terakhir dikejutkan dengan laporan seorang pria yang dikabarkan telah memotong habis alat vitalnya sendiri dan membuangnya di toilet.
Pria yang tidak diketahui namanya tersebut nekat memotong penisnya sendiri setelah mendengar suara-suara aneh.
Sebagaimana dilansir dari laporan medis Open Journal of Clinical and Medical Case Reports, dokter di Bharati Vidyapeeth Medical College di Pune, India, menyatakan bahwa pria berusia 52 tahun itu datang dengan kondisi alat kelaminnya sudah habis.
Bahkan, dalam laporan yang sama, pria tersebut baru datang ke rumah sakit setelah 16 jam usai memotong alat vitalnya sendiri. Kasus semacam ini disebut Sindrom Klingsor. Yakni kndisi menyakiti diri sendiri secara fisik yang berasal dari anomali psikologis.
Sebagaimana dilansir dari laman National Library of Medicine, Sindrom Klingsor pertama kali dicatat dalam literatur medis pada 1990-an dan sejak itu kasus serupa jarang didokumentasikan.
Pasien yang melakukan tindakan seperti itu biasanya mengidap gangguan kejiwaan, halusinasi atau penyalahgunaan narkoba yang masuk dalam golongan penyakit Skizofrenia.
Sindrom Klingsor atau amputasi penis traumatis yang dilakukan sendiri adalah entitas klinis langka yang dikaitkan dengan gangguan kejiwaan, halusinasi perintah, penyalahgunaan zat, dan isolasi dari atau pengabaian oleh masyarakat.
Selain jarang ditemui, ini adalah keadaan darurat bedah yang jarang terjadi, dengan kurangnya data tentang manajemen yang tepat dan tepat waktu untuk memastikan hasil fungsional yang optimal.
Standar pengobatan untuk kasus seperti ini adalah replantasi dengan perkiraan uretra, badan kavernosus, dan anastomosis vena dorsal mikro, arteri dan saraf. Teknik ini dianggap dapat mengurangi komplikasi pasca operasi segera dan jangka panjang.
Skizofrenia merupakan gangguan mental berat yang memengaruhi tingkah laku, emosi, dan komunikasi penderitanya. Mereka yang terindikasi Skizofrenia biasanya mengalami halusinasi, delusi, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku.
Menurut laporan WHO, lebih dari 20 juta orang di dunia menderita skizofrenia dan 450.000 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat di Indonesia, termasuk Skizofrenia pada tahun 2019 lalu.
Skizofrenia bisa dilihat dari gejalanya yang terbagi menjadi gejala positif dan gejala negatif.
Gejala positif ditandai dengan perubahan persepsi yang mengakibatkan penderita berperilaku tidak wajar. Sementara gejala negatif ditandai dengan ketidakmampuan penderita dalam bersosialisasi.
Meski belum diketahui secara pasti, faktor yang diduga dapat meningkatkan terjadinya skizofrenia, di antaranya faktor genetik dan pengaruh lingkungan.
7 Foto Ghea Youbi Latihan Memanah, Gayanya Bak Atlet Professional
Foto Nathalie Holscher Pamer Tato Pakai Baju Tanpa Lengan, Disebut Lebih Cantik Berhijab
Ini Foto Transformasi Ririn Dwi Ariyanti dari Tahun 2003 sampai 2024, Tetap Cantik dan Awet Muda!
Manggung di Acara Nikahan, Ini Deretan Foto Tiara Andini Pakai Dress Bling-bling yang Bikin Salfok
Geram Dituding Selingkuh, Rizky Nazar Pastikan Hubungannya dengan Syifa Hadju Baik-baik Saja!
Ibunda Rizky Nazar Beri Klarifsikasi Usai Putranya Dituding Selingkuhi Syifa Hadju
Diwawancara Kasus Narkoba Sang Anak, Ekspresi Ibunda Chandrika Chika Malah Dihujat
Adik Via Vallen Dilaporkan Polisi terkait Dugaan Penggelapan Sepeda Motor
El Rumi Sudah Kenalkan Eca Aura ke Ahmad Dhani dan Para Personel Dewa 19, Makin Serius Nih?