©youtube.com/studio10
Selama ini banyak dari kita yang memahami stress hanya akan dialami oleh mereka yang sudah dewasa. Anak-anak dianggap tidak dapat mengalami stress karena mereka cenderung hanya bermain dan tidak memiliki masalah.
Seperti yang dikutip dari akun twitter dr. Jiemi Ardian (@jiemiardian) mengatakan jika bullying pada anak dapat mengganggu kesehatan mental, dan sangat mungkin untuk timbul keinginan bunuh diri. Seperti video yang sedang ramai beredar ini.
Teringat kasus suicide anak beberapa tahun lalu, dan ada ahli (palsu) berkomentar “anak kecil tidak seharusnya bunuh diri, kan dia belum mengenal stres”, sungguh ngaco
— dr. Jiemi Ardian (@jiemiardian) February 21, 2020
Bullying adalah faktor risiko besar, tolong ajari anak untuk tidak melakukan bully. pic.twitter.com/zNojGXaBXO
Hal ini pun diamini oleh para netizen. Banyak dari mereka yang mengaku jika trauma atau kejadian buruk yang mereka alami saat kecil terbawa hingga dewasa.
Bagaimana anak kecil bisa mengalami stress?
Ilustrasi anak kecil marah © pacthawaii.org
Dilansir dari kidshealth.org, stres adalah fungsi dari tuntutan yang diberikan pada kita unutk dapat memenuhinya. Tuntutan ini sering datang dari sumber luar, seperti keluarga, pekerjaan, teman atau sekolah. Tapi juga bisa datang dari diri sendiri, sering kali hal-hal seperti apa yang kita harus penuhi, dibanding dengan apa yang bisa kita lakukan.
Stres dapat terjadi pada siapapun, nggak mengenal gender ataupun usia. Anak-anak dan orang dewasa memiliki dunia yang berbeda, namun keduanya tetap dapat mengalami stres yang sama. Kenapa?
Ilustrasi anak kecil di mobil © 2019 https://www.diadona.id / understood
Orang dewasa cenderung merasa stress karena kehidupan pekerjaan, percintaan atau tuntutan hidup lainnya. Namun pada anak-anak, mereka belum mengalami hal itu.
hal-hal seperti perpisahan dengan orang tua, terlalu lelah di sekolah, tidak memiliki teman, di bully oleh sekitar, hingga tuntutan mendapat nilai yang bagus.
Terdengar remeh? iya jika kita melihat dengan kacamata orang dewasa.
Namun nyatanya hal-hal ini dapat menjadi faktro stress pada masa kecil mereka dan mempengaruhi seluruh hidupnya karena rasa stress ini terbawa hingga mereka dewasa.
anak belajar dengan orangtua © 2020 https://www.diadona.id/foxnews.com
Anak-anak tidak memiliki pandangan yang cukup tentang bagaimana bertahan hidup dan menyelesaikan masalah. Diisinilah orangtua dan orang dewasa disekitarnya menjadi penting.
Stress pada naak dapat ditandai dengan adanya perubahan sikap pada anak yang jadi uring-uringan, melakukan aktifitas yang tidak biasa seperti berbohong, menggertak, perubahan pola tidur. Beberapa bahkan juga mengalami efek ke tubuh seperti sakit perut dan sakit kepala.
Ilustrasi Sarapan Bareng Orangtua © scmp.com
Selalu bicarakan tentang apa yang mereka rasakan, apakah mereka terlalu lelah, sedang sedih atau bahagia. Coba diskusikan pada mereka mengenai apa yang mereka inginkan dalam menghadapi permasalahannya tersebut.
Namun jika mereka tidak ingin membicarakan, nggak perlu dipaksa. Coba luangkan waktu bersama, karena kebersamaan dengan orang tua adalah hal yang penting bagi anak.
Selama ini kita sebagai orang dewasa seolah menutup mata mengenai perasaan stress yang dapat terjadi pada anak-anak. Jadi, jangan anggap stres hanya berlaku pada kita yang sudah dewasa saja ya. Anak-anak memiliki peluang stres yang sama dengan kita.
Rini Sugianto, Animator Hollywood asal Lampung yang Tuntaskan Western States 161 Km
Kisah Pratiwi Sudarmono, Astronot Perempuan Pertama di Indonesia sekaligus Asia
Alexandra Kutas, Model Berkursi Roda Pertama yang Mengubah Wajah Industri Fashion
Resep Shrimp Scampi Garlic Butter yang Super Creamy dan Segar, Yummy!
Kata Siapa Bulking Gak Cocok untuk Wanita? Ini 5 Manfaatnya!
Dateng BIFF 2025, Dian Sastro Pamer Foto Bareng Son Ye-jin dan Han So-hee
Jadi Rebutan Fotbar Aktor Indonesia, Ini Potret Lisa BLACKPINK di BIFF 2025
6 Potret Syifa Hadju Hadiri New York Fashion Week 2026 Bareng Coach, Stunning!
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia