Alexandra Kutas, Model Berkursi Roda Pertama yang Mengubah Wajah Industri Fashion

Reporter : Abidah Ardelia
Senin, 22 September 2025 13:56
Alexandra Kutas, Model Berkursi Roda Pertama yang Mengubah Wajah Industri Fashion
Alexandra Kutas membuktikan bahwa kursi roda tak menghalanginya jadi model kelas dunia sekaligus simbol perubahan di industri fashion.

Di dunia fashion yang sering dianggap hanya memuja kesempurnaan fisik, nama Alexandra Kutas hadir sebagai angin segar. Lahir di Dnipro, Ukraina, Alexandra mengalami cedera tulang belakang sejak lahir sehingga harus menggunakan kursi roda seumur hidupnya.

Namun, keterbatasan itu tidak menghentikannya untuk menembus industri mode yang terkenal kompetitif dan penuh standar ketat.

Perjalanan Alexandra tidaklah mudah. Sejak remaja, ia sudah bermimpi bisa tampil sebagai model. Ketertarikannya bermula saat berusia 16 tahun ketika seorang fotografer menghampirinya di sebuah kafe dan menawarkan sesi pemotretan. Dari situlah ia jatuh cinta pada dunia foto dan mulai melihat modeling bukan sekadar hobi, tapi mungkin jalan hidupnya.

Sayangnya, di Ukraina saat itu hampir tidak ada model dengan disabilitas. Ketika ia mencoba mengirimkan portofolio ke berbagai agensi, balasannya hampir selalu sama: wajahnya cantik, namun “pasar belum siap” menerima model dengan kursi roda.

Alexandra tidak menyerah. Ia terus membangun portofolio dengan fotografer independen hingga akhirnya mendapat kesempatan tampil di ajang fashion bergengsi.

1 dari 3 halaman

Debut yang Mengguncang

Titik balik terjadi saat ia tampil di Ukrainian Fashion Week 2015 dalam pameran foto “ Break Your Chains.” Dalam proyek ini, Alexandra difoto dengan rantai yang melilit tubuhnya, simbol bagaimana masyarakat masih mengikat orang dengan disabilitas dalam stigma. Pameran itu berkeliling ke berbagai kota di Ukraina dan membuka mata publik bahwa kecantikan hadir dalam banyak wujud.

Setahun kemudian, Alexandra benar-benar naik ke runway. Ia menjadi pusat perhatian dalam pertunjukan desainer Fedir Vozianov, bahkan tampil dengan cara spektakuler—dibawa di atas kursi khusus yang dipanggul empat pria ke atas panggung. Aksi itu bukan hanya pertunjukan mode, tetapi juga pernyataan kuat bahwa perempuan dengan kursi roda bisa menjadi bintang utama di panggung.

Dalam wawancara eksklusif dengan AFP, Alexandra berkata, “ I had the idea that I wanted to do a catwalk and show that a girl in a wheelchair can be perceived as a first-class professional.” Kalimat ini mencerminkan misi pribadinya untuk mematahkan stereotip bahwa kecantikan dan profesionalisme hanya milik mereka yang sempurna secara fisik.

2 dari 3 halaman

Menembus Panggung Dunia

Setelah sukses di Ukraina, Alexandra mulai dilirik internasional. Ia tampil di India Runway Week 2017 sebagai showstopper untuk koleksi desainer Nikheil dan Rivendra. Penampilannya dengan gaun biru tengah malam menuai tepuk tangan meriah. Media India menyebutnya sebagai momen membanggakan yang menandai langkah baru dalam keberagaman fashion.

Perjalanan Alexandra juga membawanya ke New York. Ia sempat ikut dalam acara amal “ Runway of Dreams” yang berkolaborasi dengan label Tommy Hilfiger, sekaligus menjalani pemotretan untuk Vogue Ukraina. Keberhasilannya ini membuat media internasional menjulukinya sebagai “ world’s first professional model in a wheelchair.

3 dari 3 halaman

Lebih dari Sekadar Model

Di luar dunia fashion, Alexandra aktif sebagai advokat isu aksesibilitas. Ia pernah menjadi penasihat khusus untuk wali kota Dnipro dalam bidang disabilitas dan aksesibilitas kota. Ia mendorong pembuatan peta akses publik, sertifikasi bagi bisnis ramah disabilitas, hingga kampanye edukasi tentang pentingnya inklusi.

Alexandra percaya bahwa modeling hanyalah salah satu cara untuk menyampaikan pesan. Dalam sebuah wawancara dengan Deccan Chronicle, ia menegaskan, “ With my passion and professional ethics, I'm as good as any other model even if I'm wheelchair-bound.

Kini, Alexandra Kutas tidak hanya dikenal sebagai model berkursi roda pertama di dunia, tetapi juga simbol harapan bagi banyak orang dengan keterbatasan fisik. Kisahnya mengajarkan bahwa mimpi bisa dicapai meski jalannya berliku.

Dengan keberanian dan konsistensi, ia telah membuktikan bahwa definisi kecantikan dan profesionalisme jauh lebih luas daripada sekadar berjalan di atas catwalk.

 

Beri Komentar