Begadang Bikin Badan Ngembang, Benar Nggak Sih?

Reporter : M. A. Adam Ramadhan
Jumat, 25 Juni 2021 19:27
Begadang Bikin Badan Ngembang, Benar Nggak Sih?
Sering dengar tentang hal ini, bukan? Nah, Dr. Andreas Prasadja, RPSGT, punya jawabannya nih~

Banyak di antara kalian yang tentunya begadang karena sesuatu hal. Bisa karena pekerjaan, tugas, atau bahkan temu kangen bareng-bareng. Namun, ada juga nih yang ternyata emang kebiasaannya begadang. Jadi walaupun nggak nyibuk apa-apa, tidurnya tetap malem banget alias begadang, alhasil tidurnya jadi pagi, deh.

Banyak info kesehatan yang beredar mengenai begadang nih. Salah satunya adalah begadang bisa bikin badan ngembang alias gemuk. Namun, apakah benar demikian?

Berhubungan dengan pertanyaan ini, Dr. Andreas Prasadja, seorang dokter spesialias kesehatan tidur, menjawab pertanyaan ini dalam siaran langsung di Instagram Diadona pada Jumat (25/06/2021) lalu.

 

1 dari 4 halaman

Fakta

Ilustrasi Wanita Begadang © Diadona

Ternyata, semua gangguan atau penyakit tidur bisa menyebabkan badan melebar alias gendutan nih. Sementara insomnia hanyalah salah satu gejala penyakit tidur saja.

" Semuga gangguan. Semua penyakit tidur akan berakibat pada kegemukan. Itu normor satu," jelas pendiri Snoring Sleep Slinic tersebut.

Sedangkan masih banyak lagi gejala penyakit tidur sebenarnya, hanya saja yang paling umum itu ada tiga. Selain insomnia, ada parasomnia dan juga hipersomnia.

" Penyakit tidur gejalanya bukan hanya insomnia. Masih banyak gejala-gejala penyakit tidur. Namun memang paling banyak itu ada tiga. Pertama adalah insomnia, kedua parasomnia, ketiga hipersomnia."

 

2 dari 4 halaman

Otak Butuh Tambahan Energi

Obrolan Dr. Andreas kemudian melebar ke pembahasan lain yang berkaitan dengan gangguan tidur. Hingga akhirnya. Dr. Andreas menjelaskan bahwa alasan pertama gangguan tidur bisa menyebabkan kegemukan adalah karena ngantuk, sementara ketika ngantuk tubuh jadi butuh tambahan energi.

Ilustrasi Wanita Begadang © Diadona

" Ngantuk bikin gemuk. Karena otak yang mengantuk, otak yang lelah, secara otomatis akan mencari tambahan energi. Secara otomatis bakalan nyari zat-zat yang rasanya asin, manis, gurih," jelas Dr. Andreas yang ketawanya pun renyah didengar.

Makanya, Dr. Andreas melanjutkan, nasi goreng banyak yang dijual di malam hari. Karena di jam-jam itulah banyak orang mencari makan renyah seperti nasi goreng.

 

3 dari 4 halaman

Hormon Tidak Seimbang

Selain itu, alasan kedua yang disebutkan Dr. Andreas adalah karena gangguan tidur bisa menyebabkan hormon-hormon tidak seimmbang. Hormon-hormon tersebut adalah ghrelin dan leptin.

" Dua, karena metabolisme pada saat kurang tidur, juga akan membuat hormon2 tidak seimbang. Salah duanya adalah ghrelin dan leptin."

Leptin adalah hormon yang membuat nafsu makan berhenti. Sementara ghrelin adalah hormon yang membuat nafsu makan naik. Sedangkan semua gangguan tidur seperti kurang tidur karena begadang, bisa menyebabkan ghrelin naik dan leptin turun. Akhirnya, pengennya makan terus tanpa henti.

" Nah ghrelin yang bikin gragas, yang bikin napsu makan. Kalau kurang tidur, kalau ngorok, kadar ghrelinnya bakal tinggi, leptinnya rendah. Bawaannya jadi laper, mau ngemil terus, nggak ada rem-nya (berhenti)," lanjur Dr. Andreas.

 

Beri Komentar