© Shutterstock
Selain obat-obatan kimia, obat-obatan herbal juga masih banyak menjadi pilihan bagi masyarakat luas. Salah alasan banyak masyarakat yang lebih memilih obat-obatan herbal daripada obat-obatan kimia adalah katanya obat herbal sudah pasti aman dikonsumsi daripada obat kimia yang kebanyakan punya efek samping.
Namun, benarkah demikian, obat herbal sudah pasti aman?
Ilustrasi Bahan Herbal © roverebay
Ternyata, obat herbal tidak pasti aman, melansir dari Hellosehat. Guru Besar Tetap Ilmu Farmasi Universitas Indonesia, Prof. Maksum Radji, mengetakan obat hermal harus ada bukti ilmiah keamanannya dengan berbagai serangkaian uji klinis agar bisa dinyatakan amat. Ia juga harus diuji dosis, cara penggunaan, efektivitas, monitoring efek sambing, sampai interaksi dengan senyawa obat lainnya.
Sementara itu, Indonesia sendiri banyak dengan obat herbalnnya dalam bentuk jamu dan OHT (Obat Herbal Terstandar) yang belum terbukti keamannya berdasarkan uji klinik. Sejauh ini, khasiat OHT hanya terbukti sejauh hewab lab, sementara jamu rebusan tidak punya dosis dan indikasi pasti.
Dr. Peter Canter dan Prof. Edzard Ernst dari Peninsula Medical juga mengatakan bukti klinis yang membuktikan efektivitas jamu dan obat herbal bisa sembuhkan penyakit masih sangat terbatas. Belum lami ada kecurigaan bahwa penggunaan obat herbal berpotensi efek samping lebih besar daripada manfaatnya, sehingga kurangnya bukti medis tersebut mengarah bahwa obat herbal tidak disarankan.
Belum lama fakta bahwa tidak semua orang bisa mengonsumsi obat herbal, meski terbuat dari bahan alami. Misalnya saja jamu temulawak yang diklaim ampun meningkatkan nafsu makan dan mengatasi sembilit. Untuk penderita penyakit hati, jamu temulawak sangat tidak sarankan karena punya sifat pengencer darah yang bisa menyebabkan pendarahan pada ginjal.
Ilustrasi Obat Herbal © Shutterstock
Namun, bukan berarti obat herbal tidak boleh dikonsumsi. Boleh, namun sebaiknya jangan dimaksudkan untuk menyembuhkan, namun untuk menjaga kesehatan, pemulihan penyakit, atau menurunkan risiko penyakit saja. Untuk menyembuhkan penyakit, lebih baik pakai dengan resep dokter.
Di samping itu, dosis dan waktu penggunaan obat herbal juga harus diperhatikan jika sedang menggunakan obat medis juga. Obat herbal jangan diminum sebelum obat medis agar terhindar dari risiko interaksi senyawa kimia. Kondisi obat herbal setelah 1-2 jam mengonsumsi obat medis.
Obat herbal belum pasti aman, namun bukan berarti tidak boleh dikomsumsi, ya. Semoga bermanfaat!
Adi Utarini: Ilmuwan Perempuan Indonesia yang Membuat Dengue Tak Lagi Menakutkan
Shahnaz Indira, Model Curvy Indonesia yang Mendunia Lewat London dan New York Fashion Week
Perjalanan Laras Sekar, Model Asal Balikpapan yang Menembus Panggung Mode Dunia
Hannah Einbinder Menang Emmy 2025, Serukan Free Palestine di Atas Panggung
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL