© Unsplash.com/Dmitry Mishin
Kalau kamu pecinta permen, pasti udah nggak asing lagi dengan makanan yang satu ini. Punya bentuk kecil dengan tekstur yang beragam, permen memiliki rasa yang manis. Selain itu, permen biasa dibuat dengan berbagai rasa buah-buahan dan juga warna yang beragam agar disukai anak-anak.
Sejatinya permen memang jajanan yang sangat murah. Oleh karena itu, permen masih eksis hingga saat ini.
Namun tahukah kamu, sebelum permen menjadi jajanan yang banyak beredar di pasaran saat ini, dulunya permen adalah jajanan mahal dan hanya bisa dinikmati oleh orang-orang kaya aja, lho.
Kok bisa? Yuk intip sejarahnya!
Ilustrasi Sejarah Gula © historytoday.com
Melansir dari berbagai sumber, Permen atau yang dalam bahasa inggris disebut Candy, ternyata berasal dari bahasa Sansekerta India Kuno, Khanda yang punya arti sepotong gula. Khanda ini kemudian juga ditemukan di arab dan diserap katanya menjadi Qandi. Kemudian Qandi mulai masuk Inggris dan diserap menjadi kata Candy pada abad ke-13.
Menurut sejarah yang beredar di masyarakat, banyak yang percaya jika orang Indoa adalah yang pertama menggunakan jus tebu manis untuk dijadikan gula cokelat sekitar 3,000 tahun lalu.
Kemudian, sebelum gula datang ke negara-negara barat, orang mesir banyak menggunakan madu untuk membuat permen dengan menambahkan buah ara, kacang, kurma dan berbagai rempah-rempah. Orang-orang Yunani juga menggunakan madu untuk membuat manisa buah-buahan dan bunga.
Ilustrasi Permen © unsplash.com/Iwona Castiello d'Antonio
Di abad pertengahan, ternyata permen menjadi salah satu makanan mewah yang hanya bisa dikonsumsi oleh orang-orang kaya saja. Ternyata hal ini disebabkan oleh harga gula yang sangat tinggi pada abad pertengahan.
Selain menjadi makanan untuk orang kaya, ternyata permen bisa menjadi obat untuk menenangkan sistem pencernaan dan tenggorokan yang sakit. Bahkan, di Indonesia juga ditemukan permen jahe yang memang digunakan untuk menyembuhkan perut kembung dan menyegarkan tenggorokan. Permen jahe ini bahkan pernah dicatat dalam buku yang berjudul Island of Java karya John Josep Stocdale.
Ilustrasi Permen © unsplash.com/Karsten Winegeart
Sekitar abad ke-17, permen dengan tekstur yang keras mulai populer. Lalu, di abad ke-18 permen mulai masuk ke Amerika dan mengubah pandangan tentang permen. Tahun 1830-an bisnis permen mulai berubah. Yang tadinya hanya untuk orang kaya saja, kini bisa dikonsumsi untuk semua kalangan.
Setelah itu, permen mulai banyak ditemukan di pasaran dengan harga murah sampai saat ini. Bahkan, permen kini punya bentuk dan tekstur yang beragam sehingga makin disukai oleh anak-anak.

Dita Karang Bikin Kejutan, Tampil Menawan di Jakarta Fashion Week 2026

Profil Maria Selena, Mantan Puteri Indonesia dan Atlet Basket yang Jadi Peserta Physical: Asia

Profil Fina Phillipe, Sosok Atlet Perempuan yang Mewakili Indonesia di Physical Asia

Katy Perry Resmi Go Public Bareng Justin Trudeau, Rayakan Ulang Tahun di Paris

Kris Dayanti Bawa Pulang Perak dari World Kungfu Championship