© JTBC Drama
Moms sering nggak sih melihat perkemangan si kecil? Tapi kenapa di usianya yang semakin bertambah anak-anak menjadi lebh tertutup, menjadi pemalu, bahkan berubah menjadi remaja yang mudah insecure.
Saat melihat anak-anak mengalami hal tersebut, Moms pasti bertanya-tanya seperti, ‘bagaimana ya caranya membuat anak-anak tetap percaya diri di usianya saat ini?’
Seperti dilansir dari laman verywellfamily.com, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Moms gunakan untuk membuat anak-anak semakin percaya diri dan tidak mudah insecure di usia remajanya.
Simak selengkapnya ya, Moms!
Moms bisa membangun kepercayaan diri anak-anak yang beranjak dewasa dengan mengahargai potensi akademik dan tidak mengabaikan kemampuan atletiknya. Saat melihat anak-anak memiliki bakat terpendam seperti jago dengan bola basket dan lemah di kelas, hal itu akan membuat remaja menjadi lebih mudah insecure dan menyebabkan rendah diri.
Tak sedikit dari remaja yang merasa jika kemampuannya itu dirasa rendah dan merasa tidak pandai bahkan merasa tidak penting. Jika demikian, Moms bisa mengajak anak-anak menjadi lebih percaya diri dengan bakat yang mereka miliki.
Perhatikan si kecil, pastikan pada mereka jika Moms menghargai keahliannya. Buat mereka tau jika keahliannya itu patut diperhitungkan yang akan membuatnya lebih penting.
Moms tahu jika anak-anak sangat membutuhkan pendengar yang baik dan banyak perhatian di usia pertumbuhannya. Fakta ini juga sangat penting untuk pertumbuhan dan membangun kepercayaan diri si kecil yang mudah merasa insecure.
Menjadi pendengar yang baik berarti tidak memberikan banyak penilaian buruk, kritik, bahkan nasihat yang terlalu berlebihan pada remaja. Cukup dengarkan apa yang remaja ceritakan dan keluhkan.
Ketahanan dalam menghadapi kegagalan dapat membantu mengurangi risiko kecemasan dan depresi dan anak-anak mungkin perlu belajar bagaimana menghadapi kegagalan tetapi tidak menghindarinya.
Orang mendapatkan rasa kompetensi dengan mengambil tantangan baru dan berhasil di dalamnya. Jika Moms mencegah kegagalan, itu sama artinya dengan Moms mencegah remaja yang sedang tumbuh untuk mencoba hal-hal baru.
Remaja belajar ketahanan dan keterampilan mengatasi ketika mereka menghadapi masalah. Lebih baik lagi, ketika mereka mencapai tujuan yang mereka cari, mereka mendapatkan rasa kepemilikan dan kemampuan yang tulus.
Moms pasti sudah banyak tahu jika remaja belajar untuk memiliki harga diri yang sehat dengan melihat orang dewasa di sekitar mereka tentang bagiamana Moms dan Deddy menunjukkan harga diri yang sehat.
Oleh karena itu, pertimbangkan seberapa sering Moms membuat komentar yang meremehkan diri sendiri seperti " aku jelek ah, badan aku gendut" atau " Aku tidak akan pernah berarti apa-apa."
Sesering mungkin Moms memberi tahu anak-anak bahwa dia hebat sepertinya akan menjadi percuma karena mereka lebih banyak belajar dari lingkungannya melalui tindakan daripada hanya sebatas kata-kata.
Adi Utarini: Ilmuwan Perempuan Indonesia yang Membuat Dengue Tak Lagi Menakutkan
Shahnaz Indira, Model Curvy Indonesia yang Mendunia Lewat London dan New York Fashion Week
Perjalanan Laras Sekar, Model Asal Balikpapan yang Menembus Panggung Mode Dunia
Hannah Einbinder Menang Emmy 2025, Serukan Free Palestine di Atas Panggung
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak