© Cbc.ca
Sebagai orang tua kita pasti selalu merasa bahwa anak kita adalah yang terbaik di antara yang lain. Kita tentu sering memberikan pujian pada anak untuk membuat mereka merasa senang.
Sebenarnya memberikan pujian pada anak akan memberikan efek yang baik pada kesehatan mental mereka. Hal ini akan membantu menumbuhkan rasa percaya diri dalam diri anak.
Namun di sisi lain jika dilakukan secara berlebihan anak bisa aja tumbuh menjadi narsis. Perlu kita sadari bahwa narsis dan percaya diri itu adalah dua hal yang berbeda lho, Moms!
Ilustrasi Ibu dan Anak © https://www.shutterstock.com/g/aslysun
Dilansir dari Psychology Today, narsisme sering diartikan sebagai harga diri yang berlebihan. Narsisme merupakan bentuk pemikiran bahwa diri kita lebih baik dari orang lain dan orang lain lebih rendah dari kita.
Narsisme bisa menjadi salah sayu kepribadian dalam diri kita. Sejak usia sebelum sekolah, anak-anak cenderung mulai mengembangkan sikap ini.
Anak akan mulai ingin menjadi pusat perhatian. Emosi mereka juga bisa menjadi nggak stabil dan marah jika nggak mendapatkan hal yang diinginkan.
ilustrasi ibu dan anak © timesofindia.indiatimes.com
Sikap narsisme ini ternyata dibentuk dari pengalaman pengalaman sosial anak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak mengembangkan sifat yang lebih narsistik saat mereka mendapatkan pujian yang berlebihan dari orangtuanya.
Banyak orang tua yang cenderung memberikan pujian dengan terlalu melebih-lebihkan kemampuan anaknya. Jika hal ini terus dilakukan maka anak akan menyimpulkan bahwa diri mereka memang lebih baik daripada orang lain.
Narsisme biasanya akan benar-benar muncul saat anak berusia 7 tahun. Di usia itu, anak sudah punya kemampuan untuk membuat evaluasi diri melalui perbandingan sosial.
ilustrasi ibu dan anak © freepik.com
Beberapa anak mungkin sangat percaya diri dan melakukan evaluasi diri dengan positif. Tapi karakteristik utama dari anak yang narsis adalah keyakinan dalam diri mereka bahwa mereka lebih baik dan lebih pantas dari yang lain.
Banyak orang tua yang masih salah mengartikan pujian untuk anak. Biasanya mereka melakukannya agar anak nggak merasa rendah diri dan jadi lebih percaya diri.
Namun terkadang justru kebiasaan memberi pujian bisa berdampak buruk bagi perkembangan anak jika berlebihan. Hal ini harus kita ubah agar anak nggak terlanjur mengembangkan sikap narsisme dalam diri mereka.
ilustrasi ibu dan anak remaja © freepik.com
Memberikan pujian yang benar bisa dilakukan dengan fokus pada perilaku daripada karakter anak. Misalnya saat anak mendapatkan nilai bagus di kelas.
Kita bisa memberikan pujian yang efektif seperti, " Ini hebat karena aku tahu kamu sudah belajar dengan giat." Pujian seperti ini akan mengarahkan anak untuk mengubungkan kesuksesan dengan sebuah proses dan pekerjaan.
Memberikan pujian dengan melebih-lebihkan suatu hal justru akan membuat sebuah standar yang tinggi dalam diri anak. Makanya sebaiknya kita memuji anak dengan sejujurnya dan nggak perlu terlalu berlebihan.
Semoga informasi ini bisa membantu kamu!
Punya Kulit Berstekstur? Ini 7 Tips Makeup Flawless Agar Pori-Pori Tertutup!
Bikin Kagum, Mahasiswa ITB ini Lulus Cumlaude Berkat Ciptakan Gitar Rotan Sendiri
Sarah Menzel Rayakan Wisuda di Inggris, Tampil Anggun dengan Kebaya Putih
8 Ide Tebak-Tebakan Seru untuk Menguatkan Bonding Keluarga
Sosok Rama Duwaji, Seniman Gen Z Beragama Islam yang Jadi Calon First Lady New York

Sosok Rama Duwaji, Seniman Gen Z Beragama Islam yang Jadi Calon First Lady New York

Lisa BLACKPINK Curi Perhatian Jadi Penari Emas Jibaro saat Halloween


Dita Karang Bikin Kejutan, Tampil Menawan di Jakarta Fashion Week 2026

Profil Maria Selena, Mantan Puteri Indonesia dan Atlet Basket yang Jadi Peserta Physical: Asia