© Shutterstock.com
Kelahiran buah hati bisa menjadi sebuah pengalaman yang sangat baru bagi seorang perempuan. Hal ini yang kemudian membuat beberapa dari kita merasakan tekanan saat menjalani peran baru sebagai ibu.
Setiap ibu akan melalui pengalaman pertama mereka dalam merawat buah hati. Membuat kesalahan-kesalahan kecil dan belajar dalam prosesnya akan membuat kita mendapatkan pengalaman yang luar biasa sebagai ibu.
Namun di tengah kegembiraan melahirkan buah hati, beberapa perempuan justru mengalami depresi setelah melahirkan. Dilansir dari Verywell Family, World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa sekitar 1 dari 9 ibu beru menderi depresi maternal atau yang sering disebut depresi postpartum.
Ilustrasi ibu menyusui © bustle.com
Menurut WHO, depresi pada ibu dapat memberikan dampak buruk pada menyusui, ikatan ibu dan bayi, dan pengasuhan. WHO mengatakan bahwa dibutuhkan kegiatan yang bisa memelihara hubungan antara ibu dan bayi yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi serta kesehatan mental ibu.
Sebuah penelitian di Charles E. Schmidt College of Science di Florida Atlantic University yang diterbitkan dalam jurnal Neuropsychobiology, menemukan bahwa menyusui bisa memberikan efek positif pada suasana hati ibu yang depresi. Meskipun depresi setelah melahirkan umumnya terjadi pada 4-6 minggu pertama, namun para ahli percaya bahwa kondisi itu bisa berkembang hingga satu tahun.
Ilustrasi ibu menyusui © shutterstock.com
Selama ini manfaat yang diperlihatkan dari menyusui hanya ditunjukkan terbatas pada komposisi nutrisinya saja. Penelitian ini ingin menunjukkan bahwa menyusui juga bisa menjadi kegiatan interkatif yang dinamis antara ibu dan bayi.
Selama periode awal setelah melahirkan, ibu dan bayi menghabiskan banyak waktu dalam kegiatan menyusui. Para peneliti melakukan evaluasi pada 113 ibu dan bayi untuk menilai gejala depresi, pola makan, dan suasana hati mereka setelah melahirkan.
Data yang dikumpulkan dari aktivitas elektroensefalogram (EEG) menunjukkan bahwa sentuhan kasih sayang ibu pada bayi berbeda. Hal ini bergantung pada suasana hati dan apakah bayi itu disusui secara langsung atau diberi susu botol.
Ilustrasi ibu menyusui saat sakit © shutterstock.com
Bayi dari ibu yang punya gejala depresi dan diberi susu formula menunjukkan pola aktivitas otak yang menyimpang dari kelompok bayi lain dengan cara yang tampak nggak teratur. Menurut peneliti ada kemungkinan bahwa lingkungan menyusui berfungsi sebagai faktor pelindung jika ada depresi setelah persalinan, namun masih dibutuhkan penelitian yang lebih banyak untuk menyimpulkan hal ini.
Jessica Madden, MD, direktur medis Aeroflow Breastpumps, nggak terkejut dengan temuan penelitian tersebut. Menurut Jessica, tindakan sederhana saat menyusui bayinya bisa memberikan keajaiban bagi kesehatan mental dan kesejahteraan ibu.
Ada juga faktor oksitosis atau " hormon cinta" yang diproduksi tubuh ibu selama menyusui. Hormon ini secara umum diketahui bisa meningkatkan perasaan tenang, sehat, dan ikatan antara ibu dan bayi.
Melihat hal tersebut, Jessica merasa masuk akal jika depresi pada ibu akan menurun saat menyusui karena ada lonjakan oksitosin yang mereka alami. Dia juga berpendapat akan lebih baik jika ada banyak temuan lain yang bisa mendukung penelitian yang telah dilakukan ini.
Semoga informasi ini bisa membantu ya, Moms!
Janice Tjen Ukir Sejarah, Naik ke Peringkat 53 Dunia Usai Juara Chennai Open 2025
Oh Beauty Festival 2.0: Bukti Antusiasme Tinggi Komunitas Kecantikan Indonesia
Lisa BLACKPINK Curi Perhatian Jadi Penari Emas Jibaro saat Halloween
Baper Cepat, Move On Lebih Cepat: Deretan Zodiak yang Hatinya Fleksibel Banget
Debut Manis di FIP Asia Cup 2025, Timnas Padel Putri Amankan Perunggu

Lisa BLACKPINK Curi Perhatian Jadi Penari Emas Jibaro saat Halloween


Dita Karang Bikin Kejutan, Tampil Menawan di Jakarta Fashion Week 2026

Profil Maria Selena, Mantan Puteri Indonesia dan Atlet Basket yang Jadi Peserta Physical: Asia

Profil Fina Phillipe, Sosok Atlet Perempuan yang Mewakili Indonesia di Physical Asia