Menjaga Yatim Piatu Akibat Covid-19, Pentingnya Sembuhkan Luka untuk Masa Depan Anak

Reporter : Kurnia
Kamis, 2 September 2021 10:31
Menjaga Yatim Piatu Akibat Covid-19, Pentingnya Sembuhkan Luka untuk Masa Depan Anak
Jutaan anak menjadi yatim piatu akibat Covid-19

Tingginya angka kematian akibat Covid-19 membuat sebagian anak kehilang orang tua sekaligus pengasuh utamanya. Hal ini tentunya juga berdampak pada kesehatan mental anak.

Kehilangan orang tua asuh utamanya dapat meningkatkan risiko anak mengalami masalah kesehatan mental, pelecehan, dan yang utama adalah penelantaran. Membantu mereka untuk melalui duka dan kesedihan akan sangat penting untuk masa depan mereka.

1 dari 6 halaman

Bagaimana caranya?

Mengenali dan mengakui kesedihan mereka, memberikan bantuan berkelanjutan, menjaga anak-anak yatim piatu dan anggota keluarga bisa menjadi cara terbaik untuk masa depan mereka selama pandemi.

Menurut studi yang publikasikan oleh The Lancet seperti dilansir dari verywellfamily, data menunjukkan jika pandemi Covid-19 di seluruh dunia membuat 1,1 juta anak telah kehilangan orang tua asuh utamanya, termasuk kakek dan neneknya.

2 dari 6 halaman

Lantas bagaimana kehidupan anak yatim piatu akibat Covid-19?

ilustrasi anak sedih © Diadona

Banyak anak yatim piatu yang ditinggalkan orang tuanya memilih tinggal bersama paman, bibi, atau kerabat mereka. Namun tidak sedikit juga yatim piatu yang berakhir hidup di panti asuhan akibat pandemi Covid-19 ini lho, Diazens.

3 dari 6 halaman

Bagaimana dengan tanggung jawab finansial, sosial, dan emosional anak?

Tanggung jawab finansial, sosial, dan emosional untuk mengasuh anak yatim piatu itu cukup tinggi. Para ahli menyarankannuntuk memberikan dukungan bagi keluarga yang mengambil hak asuh anak-anak yatim piatu.

Membantu mereka dengan dukungan keuangan, memberikan strategi pengasuhan yang positif, dan memberikan kesempatan pendidikan yang tepat untuk anak-anak yatim piatu.

4 dari 6 halaman

Bagaimana dampaknya kehilangan orang tua pada anak?

Ilustrasi anak sedih © Diadona

Pastinya, setiap anak yang kehilangan orang tua atau pengasuh utamanya seperti kakek dan nenek akan mengalami kesedihan mendalam. Mereka mungkin juga akan merasa bersalah, bingung, kehilangan arah, bahkan takut kehilangan orang lain lagi yang mereka cintai.

Intensitas emosi mereka dikombinasikan denan perubahan pengaturan hidup yang cukup rumit, struktur sosial, dan rutinitas yang luar biasa akan berdampak pada anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya.

Perubahan demikian adalah hal yang berada di luar kendali anak. Hal ini pada akhirnya akan berdampak cukup signifikan pada kesejahteraan mereka. Hantinya, faktor semacam ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, kesehatan fisik, bahkan yang paling mengkhawatirkan adalah percobaan bunuh diri karena tidak mendapatkan dukungan.

5 dari 6 halaman

Bagaimana cara membantu anak yatim piatu karena Covid-19?

Strategi Pemerintah

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia tengah berjuang melawan Covid-19 dan membantu keluarga terdampak termasuk yatim piatu dan keluarga miskin.

Distribusi bantuan besar-besaran hingga bantuan sosial menjadi strategi dukungan untuk orang tua, pendidikan, da ketrampilan hidup agar anak-anak bisa hidup aman.

Menjaga anak-anak dan keluarganya

Jika keluarga dirasa mampu, lembaga kesejahteraan anak pasti akan memberikan hak asuh kepada mereka. Sejauh apa pun hubungan keluarga, anak-anak akan hidup lebih baik jika tumbuh dan tetap terhubung dengan struktur keluarganya sendiri.

“ Apa yang terbaik untuk anak-anak adalah pemeriksaan kasus per kasus dari calon pengasuh, baik pilihan penempatan kekerabatan maupun non-kekerabatan,” kata Dr. Weber, seorang ahli anak dan sosial.

Ilustrasi anak sedih © Diadona

6 dari 6 halaman

Kenali dan Terima Kesedihan Mereka

Mengenali dan mengakui kesidihan anak-anak adalah hal yang penting agar mereka bisa mengekspresikan emosinya. Memberi ruang pada mereka untuk berdiskuasi bisa membantu anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya untuk melewati kesedihan yang dihadapi.

Seperti orang tua, kesedihan pada anak-anak juga tidak bisa dilihat secara jelas, meskipun beberapa anak menangis, sebagian diam, marah, atau yang lain seperti mengurung diri dalam kesedihannya. Coba perhatikan, mungkin mereka mengungkapkan perasaannya dengan menulis, menggambar, atau bahkan dengan permainannya.

Dengan atau tanpa orang tua, pandemi Covid-19 telah menghadirkan banyak tantangan baik bagi anak-anak maupun orang dewasa. 

Kehilangan orang tua menghadirkan masalah seumur hidup bagi anak-anak. Anggota masyarakat, profesional kesehatan, dan pengasuh harus membantu anak yatim piatu mengatasi kesedihan mereka untuk mengurangi risiko masalah kesehatan mental, pelecehan, dan penelantaran.

Beri Komentar