Kenali Tanda Parental Burnout dan Cara Mengatasinya

Reporter : Audila Rima Ndani
Senin, 29 Maret 2021 07:37
Kenali Tanda Parental Burnout dan Cara Mengatasinya
Burnout ternyata nggak cuma terjadi pada pekerja aja, tapi juga pada orang tua.

Sering dengar istilah burnout dalam dunia kerja? Ternyata kelelahan itu nggak hanya terjadi pada para pekerja saja lho!

Sudah bukan rahasia lagi kalau menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah. Kita bertanggung jawab untuk mengasuh, mendidik dan membesarkan anak hingga dewasa.

Setiap hari kita harus ada dan memenuhi kebutuhan mereka. Nyatanya orang tua juga bisa mengalami burnout saat mengasuh anak.

1 dari 5 halaman

Ilustrasi Ibu Stress © Diadona

Dilansir dari Psychology Today, burnout atau kelelahan nggak hanya disebabkan oleh terlalu keras dalam pekerjaan. Mengasuh anak juga sering menyebabkan lelah, stres, dan kewalahan.

Jika dibiarkan hal ini akan menyebabkan gejala kelelahan emosional, mental dan fisik, termasuk perasaan sinis, lesu, hingga depresi. Seperti orang lain, orang tua juha mengalami kelelahan yang mungkin disembunyikan karena takut menghadapi stigma tentang nggak cukup baik dan kuat sebagai orang tua.

2 dari 5 halaman

Dalam beberapa survei, sebanyak 60 persen orang tua pernah mengalami kondisi parental burnout pada suatu waktu. Tapi banyak yang menolak mengakui bahwa mereka kelelahan dan nggak mau menerima bantuan.

Banyak orang tua yang masih percaya bahwa mereka diharapkan untuk jadi manusia super dalam hal merawat anak-anaknya. Selanjutnya rasa lelah akan membuat mereka merasa nggak mampu.

3 dari 5 halaman

Ilustrasi Wanita Depresi © Diadona

Tanda parental burnout yang paling mengkhawatirkan ditunjukkan dari perasaan ingin melarikan diri. Banyak yang mulai membayangkan bagaimana rasanya meninggalkan tanggung jawab keluarga.

Parasaan seperti itu sangat berbahaya jika nggak ditangani. Hal ini bisa mengubah pola asuh menjadi lalai atau kasar bahkan parahnya meninggalkan anak.

Seringkali, orang tua yang paling berkomitmen dengan peran mereka yang paling berisiko mengalami parental burnout. Tekanan untuk mengejar perfeksionisme bisa membuat mereka berisiko nggak pernah merasa cukup baik.

4 dari 5 halaman

Ilustrasi Perempuan Bahagia © Diadona

Untuk mencegah terjadinya parental burnout, kita bisa mulai mengurangi perfeksionisme dalam diri kita. Selanjutnya tetapkan rutinitas yang lebih konsisten dalam mengasuh anak.

Jangan lupa untuk merawat diri meski dalam waktu yang singkat. Mencari dukungan juha bisa membantu kita menghindari parental burnout.

5 dari 5 halaman

Sementara saat kita sudah mengalami parental burnout, kita bisa mengatasinya dengan mengurangi pekerjaan rumah dan mencari bantuan. Mulai kurangi harapan yang terlalu menekan sebagai orang tua seperti harus mengejar tonggak perkembangan anak atau target nutrisi.

Luangkan waktu untuk mengidentifikasi masalah yang paling menyebabkan kita menjadi stres. Fokus pada hal tersebut dan cari solusinya daripada terus menekan diri untuk menjadi orang tua yang sempurna.

Semoga informasi ini bisa membantu ya, Moms!

Beri Komentar