© Shutterstock
Memberikan pendidikan yang terbaik pada anak adalah kewajiban bagi setiap orang tua. Sementara untuk mengimbangi hal itu, anak juga punya tanggung jawab untuk sekolah dan belajar.
Di sekolah, anak akan bertemu dengan guru dan mendapatkan pelajaran. Seringkali mereka juga masih mendapatkan pekerjaan rumah (PR) untuk dikerjakan di rumah.
Kalau sudah ngomongin PR, ternyata ada seorang dokter yang berpendapat bahwa sebenarnya PR nggak perlu diberikan pada anak. Kenapa ya kira-kira?
Ilustrasi Anak Belajar Membaca © 2019 https://www.diadona.id/sassymamasg.com
Dilansir dari Practical Parenting, dr. Coulson, salah satu pakar parenting terkemuka di Australia, menentang guru untuk memberikan PR pada anak-anak sekolah dasar. Bahkan Coulson sampai menulis surat pada guru anak-anaknya dan menjelaskan alasannya tentang hal itu.
Coulson menuliskan bahwa dia sangat menghargai kerja keras para guru. Namun, Coulson menemukan beberapa alasan yang membuat tugas dari guru adalah masalah bagi keluarganya.
Ilustrasi anak belajar dengan orang tua © Shutterstock.com/TORWAISTUDIO
Alasan pertama Coulson adalah nggak ada penelitian yang mendukung keberadaan PR bagi anak sekolah dasar. Menurutnya keberadaan PR justru menghalangi kehidupan keluarga.
Dalam hal ini, yang Coulson maksud adalah anak jadi nggak punya waktu untuk melakukan kegiatan yang mereka sukai seperti bermain, kelas piano, seni, atau drama setelah sekolah. Selain itu, Coulson juga mengatakan bahwa PR hanya menjadi beban bagi guru.
Sebuah artikel di The Guardian menuliskan Profesor John Hattie, peneliti pendidikan, telah menemukan bahwa PR dari guru sekolah dasar memiliki efek yang bisa diabaikan.
Ilustrasi anak belajar © Shutterstock/Dan76
Coulson berpendapat jika seorang anak tertarik dengan serangga, maka orang tua bisa meluangkan waktu mencari informasi untuk mengembangkan minat tersebut. Menurut Coulson, ada beberapa anak yang membutuhkan struktur saat pulang.
Mereka nggak punya hal lain untuk dilakukan selain bermain handphone. Jika kita menghadapi kondisi seperti ini, tentu anak perlu diberi pekerjaan seperti PR untuk menjadi produktif.
Baginya, jika anak memang suka mengerjakan PR dan hal itu nggak memengaruhinya secara negatif maka hal itu bisa dilakukan. Meski begitu, perlu diingat bahwa keberadaan PR juga nggak memberikan efek apa-apa pada anak.
Setuju nggak, Moms?
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Kaneishia Yusuf Lulus Cumlaude di HI UI, Bukti Karier dan Akademik Bisa Jalan Bareng
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Plan Workout 28 Hari Mengikuti Siklus Hormon Wanita
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak