6 Penyebab Orang Tua Tidak Mencintai dan Enggan Peduli dengan Anaknya

Reporter : Kurnia
Senin, 13 September 2021 10:17
6 Penyebab Orang Tua Tidak Mencintai dan Enggan Peduli dengan Anaknya
80 persen orang tua menelantarkan anaknya begitu saja

Semua orang menilai jika cinta orang tua adalah segalanya. Seorang anak akan merasa jika dirinya dicintai, disayangi, dan dilindungi secara penuh bahkan tanpa syarat. Hubungan vital antara orang tua dan anak adalah dasar dari tulusnya kasih sayang antara orang tua dan anaknya.

Kasih sayang yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya itulah yang kelak akan menjadi dasar dari harga dirinya, citra tentang hidupnya, dan semua hal yang diberikan orang tua akan berpengaruh terhadap masa depannya.

Saat anak-anak kelihangan cinta, kasih sayang, dan kepedulian dari orang tuanya, dari situlah hidup mereka akan mulai goyah. Pondasi hidupnya mulai retak.

1 dari 7 halaman

Tidak semua anak tumbuh, hidup, dan besar dengan kasih sayang, cinta, dan penuh kepeduliaan. 80 persen anak di Amerika Serikat ditelantarkan begitu saja oleh orang tuanya. Lantas, mengapa beberapa orang tua tidak mencintai anak-anaknya?

Mungkinkan karena:

Tidak mampu mencintai?

Mengalami gangguan mental seperti depresei, sehingg tidak bisa mencintai?

Orang tua yang penuh amarah?

Hanya mencintai anak-anak yang mau melakukan yang mereka inginkan?

Orang tua yang pilih kasih?

2 dari 7 halaman

ilustrasi anak sedih © Diadona

Dikutip dari toxicties.com, setiap tahun terjadi 700.000 kasus pelecehan dan penelantaran yang dikonfirmasi oleh data Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan dari Amerika Serikat (AS) pada tahun 2016 lalu.

Meski begitu, tingginya kasus ini diremehkan begitu saja karena banyaknya kasus yang tidak dilaporkan. Orang tua yang melakukan kejahatan mengerikan terhadap anak-anak mereka biasanya menderita patologi ekstream yang kemungkinan besar berasal dari trauma mendalam mereka sendiri.

“ orang yang terluka akan menyakiti orang lain,” mereka mungkin sadis, pedofil, pemukul istri dan anak, pecandu narkoba, dan yang lain.

Menurut para psikolog, orang tua yang tidak mencintai anak-anaknya karena mereka tidak pernah tau pun merasakan cinta itu apa dan seperti apa.

Lantas, bagaimana dengan orang tua yang tidak mencintai bahkan enggan memberikan kepedulian pada anak-anaknya? Mungkin alasan spesifiknya karena beberapa hal berikut. Simak selengkapnya.

3 dari 7 halaman

Orang tua yang depresi

Ilustrasi Ibu Memarahi Anak © Diadona

Orang tua yang kacau karena depresi tidak akan bisa mencintai anak-anaknya. Ayah dan ibu yang depresi terlalu merasakan sakitnya sendiri hingga sulit untuk mencintai.

Ada kemungkinan jika mereka pernah menjadi orang tua yang bahagia, menyesuaikan diri dengan baik dengan anak-anaknya, dan menjadi orang tua yang penuh kasih.

Namun, suatu hal besar terjadi secara pribadi yang membuat mereka merasa menjadi bejana kosong. Itulah yang dikhawatirkan tentang depresi, bukan tentang merasa tidak bahagia atau semacamnya.

Orang-orang yang depresi selalu merasa jika dunia mereka begitu suram sehingga mereka tidak melihat harapan di masa depan.

4 dari 7 halaman

Orang tua yang pemarah

ilustrasi anak sedih © Diadona

Hidup dan besar dengan keluarga yang pemarah dan penuh amarah adalah hal yang menakutkan. Pada waktu yang tidak bisa ditentukan, orang tua yang pemarah bisa saja meledakkan amarahnya begitu saja. Dengan begitu, anak-anak akan merasa ketakutan.

Dunia mereka akan terasa gelap. Anak mungkin tidak anak mampu berkata-kata apapun. Orang tua yang pemarah merasa jika dirinya terlalu percaya diri jika mereka adalah orang tua yang luar biasa, orang tua yang bisa melakukan segalanya, dan orang tua yang memiliki banyak hal untuk anak-anaknya.

Orang tua yang pemarah kerap berteriak, bahkan memukul karena disebut sebagai bentuk kepedulian mereka, atau untuk sekedar memberikan pelajaran pada anak-anaknya. Hal ini akan membuat anak-anak menutup diri.

5 dari 7 halaman

Orang tua yang narsistik

Ilustrasi Ibu dan Anak © Diadona

Mayoritas orang tua berniat untuk mencintai anak-anaknya dengan sepenuh hati. Akan tetapi, sebagian orang tua terlalu narsis sehingga membuat egonya semakin tinggi.

Tidak sedikit orang tua yang menganggap dan membuat anak-anaknya sebagai gambaran hidup dirinya sendiri. “ Orang tua yang narsis hanya bisa mencintai anak-anak yang menurut mereka adalah cerminan sempurna bagi citra diri mereka sendiri.”

6 dari 7 halaman

Orang tua yang mengendalikan anak-anaknya

ilustrasi ibu dan anak remaja © Diadona

Orang tua yang suka mengontrol atau bahkan terlalu otoriter peky memegang kendali penuh atas hidup anak-anak mereka.

Ayah dan ibu yang seperti ini suka mengontrol anak-anaknya bahkan merasa di luar Kendali dalam satu bidang penting dalam hidup mereka seperti tempat kerja, pendidikan, dll. Orang tua yang demikian akan menyalurkan perasaan impotensi itu ke dalam parentingnya saat membesarkan buah hatinya.

Hal ini diharapkan agar bisa membuat mereka untuk mendapatkan kembali rasa kontrolnya dengan menjadi orang tua yang ketat. Seperti orang tua yang narsis, ibu dan ayah yang seperti ini biasanya hanya mencintai anak-anak dalam versi sempurna seperti yang diharapkannya.

7 dari 7 halaman

Orang tua yang preferensial

Ilustrasi Ibu dan Anak © Diadona

Orang tua yang seperti ini adalah ayah dan ibu yang hanya mencintai satu anak, atau lebih banyak disebut dengan ‘anak emas’. Menganak emaskan satu anak di antara yang lain, kemudian anak yang lain menjadi ‘kambing hitam’.

Dinamika orang tua dan anaka yang seperti ini adalah masalah kerap terjadi dan paling khas dalam satu keluarga di mana saja. Orang tua yang seperti ini akan membuat anak-anak mereka merasa cemburu, menimbulkan konflik keluarga, dan rasa iri karena kecembuaran berlanjut.

 

Beri Komentar