Nama Rumah Adat Suku Bugis di Sulawesi Selatan, Bentuk Bangunan dan Filosofinya

Reporter : Dhewi Bayu Larasati
Jumat, 15 Juli 2022 16:42
Nama Rumah Adat Suku Bugis di Sulawesi Selatan, Bentuk Bangunan dan Filosofinya
Nama rumah adat suku Bugis dibedakan berdasarkan status sosial penghuni rumahnya

Suku Indonesia masing-masing punya rumah khas yang menjadi ciri kesukuannya yang dinamakan rumah adat, termasuk salah satunya adalah suku bugis. Nama rumah adat suku bugis tergantung pada siapa yang menempati rumah tersebut sebab dalam kehidupan sosial masyarakat Bugis, status pemilik rumah menentukan jenis rumah yang ditempatinya.

Bila sebuah rumah ditempati oleh seorang raja,dan keturunan bangsawan, nama rumah adat suku Bugis adalah sao raja. Sedangkan rumah yang ditempati oleh masyarakat awam disebut bola.

1 dari 4 halaman

Nama Rumah Adat Suku Bugis © Diadona

Secara umum sih nggak ada perbedaan yang signifikan antara kedua rumah adat tersebut. Perbedaannya biasanya ada pada ukurannya di mana sao raja lebih besar daripada bola. Selain itu perbedaan antara bangunan penting kedua rumah juga ada pada ukuran luas dan jumlah tiang penyangga yang disebut timba sila/sambulayang. Semakin banyak jumlah timba sila maka itu berarti status sosial pemilik
rumah juga semakin tinggi.

  • Susunan yang memiliki lima susun atau timba silla lanta merupakan susunan untuk istana raja.
  • Susunan empat atau lamba silla lanta appa untuk langganan karaeng atau bangsawan.
  • Susunan tiga atau tamba silla lanta tallu digunakan untuk keturunan arung.
  • Susunan dua atau tamba slla lanta rua untuk masyarakat umum.
  • Susunan satu atau timba silla lanta sere untuk kalangan hamba sahaya.

Ulasan lebih jauh tentang nama rumah adat suku Bugis, bangunan, fungsi dan filosofinya ada di artikel yang sudah Diadona rangkum dari jurnal Universitas Diponegoro Semarang berjudul Rumah Bugis sebagai Bentuk Pemertahanan Budaya
Masyarakat Bugis di Desa Kemojan Karimunjawa berikut ini.

2 dari 4 halaman

Bentuk Rumah adat Suku Bugis

Nama Rumah Adat Suku Bugis © Diadona

Rumah adat suku bugis berbentuk rumah panggung yang terbuat dari kayu. Kayu penyangga rumah panggung memiliki tinggi sekitar 2 meter dari permukaan tanah. Rumah ini memiliki atap terbuat dari sirap, rumbia atau seng.

Bentuk atapnya prisma segitiga yang memanjang ke belakang yang dihubungkan dengan bubungan yang memanjang ke belakang. Kerangka atap berbentuk huruf “ H”, berupa tiang dan balok yang disambung tanpa menggunakan pasak atau paku. Tiang ini nantinya akan menopang dan menyangga lantai dan juga atap.

3 dari 4 halaman

Bagian Rumah Adat Suku Bugis

Nama Rumah Adat Suku Bugis © Diadona

Rumah adat Bugis terdiri dari 3 bagian, seperti bentuk tubuh manusia. Bagian-bagian ini juga dikaitkan dengan konsep makrokosmos (alam raya) yang juga memiliki tiga bagian.

  • Bagian bawah rumah adat suku Bugis disebut dengan Awa Bola atau Awasao diibaratkan sebagai kaki yang dalam konsep makrokosmos adalah dunia bawah.
  • Bagian tengah rumah disebut dengan AleKawa atau Ale-bola yang bagaikan tubuh manusia dan diibaratkan dunia tengah
  • Bagian atas disebut Botting Langi atau Rakkeang diibaratkan sebagai kepala dan dunia atas.

Dalam pandangan masyarakat Bugis, pembagian rumah adat suku Bugis dalam 3 tingkat adalah ekspresi penyembahan dan penghormatan kepada tiga dewa yang menguasai tiga dunia, yaitu Dewa Langi yang menguasai langit, Dewa Malino penguasa umi dan segala isinya dan Dewa UwaE yang menguasai tanah, sungai, dan laut.

Fungsi masing-masing ruang ruang dalam rumah Bugis adalah:

  • Awa Bola (kolong) : sebagai kandang
    ternak, tempat penyimpanan alat-alat pertanian atau alat penangkap ikan dan sebagainya.
  • Ale-Kawa atau Ale-bola adalah ruang di bagian tengah yang terbagi menjadi ruang tidur, ruang untuk menerima tamu, ruang makan dan dapur.
  • Botting Langi atau Rakkeang adalah untuk menyimpan bahan pangan dan benda-benda pusaka dan ruang untuk anak perempuan yang belum menikah

Rumah adat dari suku Bugis berbentuk persegi empat yang berarti alam semesta. Sehingga diharapkan tercipta keselarasan harmoni antara pemilik rumah, rumah, dan juga alam.

4 dari 4 halaman

Arah Bangunan Rumah Adat Suku Bugis

Nama Rumah Adat Suku Bugis © Diadona

Masuknya pengaruh Islam ke dalam masyarakat Bugis turut memberikan pengaruh pada bangunan rumah adat mereka. Kalau diperhatikan, mayoritas rumah adat Bugis menghadap ke arah kiblat atau seengaknya nih memiliki orientasi pembangunan pada arah sholat umat Islam tersebut.

Ornamen yang Menunjukkan Status Pemilik Rumah

Bukan cuman luas dan serta jumlah timba sila yang menunjukkan status sosial pemilik rumah, namun juga ornamen yang digunakan.

Makanya nih pemilihan ornamen sangat berpengaruh dan nggak boleh sembarang sebab ornamenin ini jadi pembeda status pemilik rumah, diutip dari Bone Terkini.

Nama rumah adat suku Bugis dibedakan berdasarkan status sosial pemilik rumah dengan setiap bentuk dan bangunannya memiliki filosofi sesuai dengan kebudayaan setempat. Artikel tentang rumh adat lainnya bisa kamu lihat di halaman berikut ini.

 

Beri Komentar