Kisah Pilu Guru Honorer Naik Turun Gunung Demi Mengajar, Upahnya Miris Hanya Rp 100 Ribu

Reporter : Mila
Senin, 19 Desember 2022 15:15
Kisah Pilu Guru Honorer Naik Turun Gunung Demi Mengajar, Upahnya Miris Hanya Rp 100 Ribu
Definisi malaikat tanpa sayap.

Lika-liku perjuangan hidup ditempuh seorang wanita paruh baya bernama Sahari. Diketahui, ia adalah guru honorer dengan upah perbulan Rp 100 ribu. Setiap hari, ada saja tantangan tersendiri baginya untuk mengajar, termasuk berjalan kaki sampai sekitar 40 kilometer.

1 dari 6 halaman

Sahari jadi salah satu bukti betapa perjuangan seorang guru demi anak didiknya begitu luar biasa. Ia bercerita setiap harinya harus menempuh perjalanan 40 kilometer dengan berjalan kaki.

Bukan perjalanan biasa, Sahari terpaksa naik dan turun gunung serta melewati hutan belantara untuk menuju ke sekolah tempat mengajarnya.

" Jalan kaki jauh-jauh, mana lagi lewat hutan, banyak binatang buas, tapi saya tetap bersabar. Insha Allah Tuhan yang melihat semuanya," ungkap Sahari.

2 dari 6 halaman

Meski sudah sangat berjuang, tapi sosok guru SDN 60 Bung Gunung Tellue, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan tersebut setiap bulannya malah mendapat upah yang tak seberapa.

" Malu mengucapkan (penghasilan)," sebutnya.

Kisah Guru Honorer © Diadona

3 dari 6 halaman

Selama 13 tahun menjadi guru honorer, Sahari hanya mendapat upah sebesar Rp100 ribu setiap bulan. Meski begitu, hal ini masih disyukuri sosok guru yang berusia tak lagi muda itu.

" Kalau dalam satu bulannya itu cuma Rp100 ribu per bulan," jelasnya.

4 dari 6 halaman

Meski tak mudah dijalani, tapi Sahari terus bertekad kuat menjadi seorang pendidik bagi anak-anak yang senantiasa menunggu kedatangan dirinya setiap hari.

Suatu ketika, Sahari bercerita pernah berniat untuk berpindah lokasi mengajar. Tapi hal ini tak mendapat persetujuan murid-muridnya. Mereka seolah enggan berpisah dengan sang guru terbaik.

Oleh karena itu, Sahari pun turut enggan berpindah tugas dan menetap di lokasi mengajarnya hingga saat ini.

" Kalau saya mengucapkan mau pindah, menangis semua murid-murid. Dia peluk saya lalu bilang ibu 'jangan pindah, kalau ibu pindah kita ini bagaikan ayam kehilangan induknya'," ungkapnya.

5 dari 6 halaman

Kisah Sahari demi mendidik para siswa membuat banyak orang merasa takjub. Dukungan pun senantiasa mengalir bagi sosok pahlawan tanpa tanda jasa dengan perjuangan luar biasa itu.

      View this post on Instagram

A post shared by DAAI TV Indonesia (@daaitvindonesia)

Beri Komentar