Kisah Pilu Guru Honorer, Harus Kehilangan Setengah Gaji Mengajarnya di Tengah Pandemi Corona

Reporter : M. A. Adam Ramadhan
Rabu, 29 April 2020 05:27
Kisah Pilu Guru Honorer, Harus Kehilangan Setengah Gaji Mengajarnya di Tengah Pandemi Corona
Apakah ada di antara kalian yang senasib?

Pandemi corona membuat sebagian besar penghasilan masyarakat Indonesia terancam, termasuk guru. Melansir dari Liputan6.com, di Indramayu, ada sebuah kisah pilu seorang guru honorer yang mungkin menjadi perwakilan guru honorer lainnya. Begini kisahnya.

1 dari 3 halaman

Hanya Menerima Setengah Gaji

Namanya adalah Puji Ratnasari. Ia adalah seorang guru honorer yang sudah beranak. Ia telah menjadi guru honorer selama sekitar 10 tahun. Demi memenuhi hidup Puji sebelumnya bisa mengajar sampai di tiga sekolah. Namun karena pandemi corona, ia hanya bisa mengajar hanya di dua sekolah.

Setiap bulannya, ia menerima gaji kurang dari stu juta rupiah dari dana BOS. Sebab, dia hanya digaji kalau dia mengajar. Begitulah guru honorer. Karena dia mengajar di dua sekolah, yaitu tepatnya SDN 1 Pilangsari dan SMK Muhamadiyah Jatibarang, ia bisa menerima dua gaji setiap bulannya.

Namun karena aktivitas pembelajaran dilakukan dari rumah, ia hanya menerima gaji setengah gajinya. Tentu saja, sebagai guru honorer, pendatan tersebut sangatlah kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari.

2 dari 3 halaman

Tunjangan Guru Dipotong

Ilustrasi guru © Diadona

Puji sangat menyayangkan terdapat pemotongan tunjangan guru. Ia berpendapat bahwa yang dibutuhkan para guru sekarang ini adalah uluran tangan dari pemerintah, bukan malah pemotongan tunjungan.

Sebab, stay di rumah aja dengan gaji setengah? Para guru honorer juga butuh makan untuk mengisi perut, apalagi yang punya anak, perlu susu, begitu jelasnya.

Sebenarnya, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Puji juga berjualan jajanan anak. Sebab ia tahu, ia tak bisa mengandalkan gaji sebagai guru honorer untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun karena aktivitas pembelajaran di sekolah berhenti, ia pun tak bisa berbuat banyak.

" Lebih baik (bantuan) dalam bentuk sembako karena kalau dalam bentuk dana kita pun takut untuk keluar rumah," terangnya.'

3 dari 3 halaman

Tak lupa ia juga berharap supaya pemerintah mengangkat guru-guru honorer seperti dirinya. Meskipun harus melalui jalur tes, namun seharusnya ada tes khusus untuk mereka para guru honorer yang telah lama mengabdi.

Untuk para guru di luar sana, tetap semangat ya!

Beri Komentar