Hanya Diupah Rp 1000 Sekali Pijat, Mbah Saminem Tetap Semangat Meski Rindu Anaknya yang Tak Pulang

Reporter : Devi Puspitasari
Jumat, 24 Juli 2020 11:30
Hanya Diupah Rp 1000 Sekali Pijat, Mbah Saminem Tetap Semangat Meski Rindu Anaknya yang Tak Pulang
Mbah Saminem sangat merindukan anak cucunya untuk bisa mengunjunginya.

Di masa tua, biasanya banyak orang menginginkan bisa berkumpul dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Namun sayang, hal ini tak dirasakan oleh seorang nenek yang bernama Mbah Saminem.

Selama ini, nenek yang tinggal di Ponorogo ini hidup seorang diri dan berusaha mencukupi kebutuhan hidupnya meski kadang masih perlu uluran tangan dari tetangga.

1 dari 4 halaman

Tinggal Seorang Diri

Mbah Saminem © Diadona

Melansir dari channel YouTube Cak Budi Official, Mbah Saminem mengaku ia selama ini hidup sebatang kara. Anaknya sendiri tinggal terpisah dengan Mbah Saminem dan berada di Pare.

" Namung kula. Yuga kula wonten Pare (Hanya saya. Anak saya ada di Pare)," kata simbah.

Mbah Saminem sebenarnya memiliki tiga orang anak yang beberapa ada di Tulungagug dan Pare. Namun sayangnya, ketiga anaknya jarang mengunjungi beliau. Sembari menangis, Mbah Saminem ingin anak cucunya bisa pulang.

2 dari 4 halaman

Mbah Saminem © Diadona

Di rumah sederhananya, nampak berbagai barang sudah terlihat usang dimakan usia. Lantainya pun terbuat dari tanah dan disanalah Mbah Saminem tidur sehari-harinya dengan beralaskan tikar.

Kadang, untuk makan Mbah Saminem menunggu belas kasih dari tetangganya. Ada juga tetangga yang baik dan kerap membantunya saat membutuhkan pertolongan.

3 dari 4 halaman

Tak Tahu Usianya

Mbah Saminem © Diadona

Usianya yang tak lagi muda, sepertinya membuat kondisi fisik Mbah Saminem kian menurun. Menyangkut usia, Mbah Saminem mengaku ia tak tahu berapa usianya sekarang.

" Yuswane pinren mbah (Umurnya berapa mbah)?" tanya pria yang akrab disapa Cak Budi itu.

" Aku ra ngerti (Aku tak tahu)," jawab Mbah Saminem.

4 dari 4 halaman

Dibayar Seribu

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, nenek ini menjadi tukang pijit bahkan sampai ke desa tetangga. Tak setiap hari, Mbah Saminem hanya memijat bila ada yang membutuhkan jasanya. Pilunya, beliau kadang hanya mendapat upah seribu saja.

" Nek disukani sok-sok yo sewu (Kalau dikasih kadang-kadang ya seribu)," ujar Mbah Saminem.

Semoga Mbah Saminem lekas bertemu dan berkumpul lagi dengan anak dan cucunya ya.

Beri Komentar