Mengenal Hadaka Matsuri, Festival Tanpa Busana yang Ada di Jepang! Seperti Apa ya?

Reporter : Bagus Prakoso
Jumat, 6 November 2020 17:20
Mengenal Hadaka Matsuri, Festival Tanpa Busana yang Ada di Jepang! Seperti Apa ya?
Festival ini dilakukan setiap memasuki musim dingin di Jepang!

Jepang memang punya beberapa tradisi unik yang nggak ada di negara lain. Bahkan, terkadang perayaan tradisi di negeri sakura ini sangat di luar nalar.

Salah satu tradisi unik yang ada di negeri samurai ini adalah Hadaka Matsuri. Hadaka Matsuri dilakukan oleh laki-laki dengan berkeliling tanpa busana. Seperti apa, ya?

1 dari 3 halaman

Hadaka Matsuri

Hadaka Matsuri Festival © Diadona

Hadaka Matsuri diambil dari kata Hadaka yang bermakna Telanjang atau tanpa busana, sementara Matsuri sendiri memiliki arti perayaan. Dalam perayaan Hadaka Matsuri, ribuan pria akan berkumpul di suatu tempat sambil bertelanjang dan menari-nari. Uniknya, perayaan ini dilakukan di musim dingin, lho. Pasti dingin banget, deh.

Para lelaki hanya akan dilapisi kain tipis untuk menutupi kemaluan. Kain yang dipakai disebut Fundashi atau mawashi.

2 dari 3 halaman

Ritual Agama Shinto

Hadaka Matsuri Festival © Diadona

Melansir dari Japanese Station, Handaka Matsuri rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Biasanya, perayaan ini dilakukan bulan Januari atau Februari ketika musim dingin tiba. Ternyata, perayaan ini adalah salah satu ritual agama Shinto.

Dalam agama Shinto sendiri, ritual ini merupakan doa bersama untuk memohon kemakmuran dan keselamatan.

3 dari 3 halaman

Sejarah Hadaka Matsuri

Pada mulanya, perayaan ini terjadi di zaman Nara sekitar tahun 710 hingga 794 Masehi. Saat itu, raja sangat mempercayai bahwa untuk membersihkan dan mensucikan diri dari dosa, harus melakukan festival ini.

Perayaan ini dimulai dengan para lelaki membawa batang bambu menuju kuil. Dalam kuil tersebut ada para penari Hakada Otoko yang telah bersiap menyambut ribuan peserta. Penari tersebut merupakan orang yang dipilih oleh pemuka Shinto.

Perayaan terbesar pernah terjadi di Kuil Saidaji. Kala itu, festival ini sampai melibatkan 9.000-an orang.

Sayangnya, karena adanya pandemi covid-19, perayaan yang melibatkan orang banyak ini kemungkinan tak akan dilakukan selama pandemi masih belum berakhir.

Beri Komentar