Di Tengah Hutan Bambu, Pasar Papringan Temanggung Ini Masih Bayar Pakai Bambu, Lho

Reporter : Bagus Prakoso
Selasa, 10 Maret 2020 12:42
Di Tengah Hutan Bambu, Pasar Papringan Temanggung Ini Masih Bayar Pakai Bambu, Lho
Pasar ini tergolong unik karena masih sangat tradisional. Bahkan bukanya hanya hari Minggu Wage dan Minggu Pon

Pasar tradisonal sejatinya masih ada sampai saat ini. Meskipun sedikit banyak udah tersisih dengan adanya mall, pasar tradisional ini masih sangat digemari oleh masyarakat. Selain karena lebih murah, pasar tradisional masih terkenal karena kearifan lokal dan memiliki sisi unik tersendiri.

Sebagai contoh di Kota Temanggung, Jawa Tengah ini yang masih unik dan belum ada yang mampu menyaingi keunikannya. Pasar jenis ini sejatinya memang hanya ada satu di Indonesia bernama Pasar Papringan. Emang apa sih keunikan pasar ini? Yuk kita simak.

1 dari 5 halaman

Berlokasi di bawah pohon bambu

Pasar Papringan Temanggung © Diadona

Berbeda dengan pasar pada umumnya, pasar Papringan ini digelar di bawah rindangnya hutan bambu. Hal ini menambah kesan asri dan alami yang membuat kita jadi betah berlama-lama di sini karena hawanya yang sejuk. Ini juga yang membuat pasar ini dinamakan pasar Papringan yang diambil dari kata " pring" atau bambu.

2 dari 5 halaman

Transaksi Memakai Bambu

Pasar Papringan Temanggung © Diadona

Transaksi pembayaran pakai bambu? Nggak salah? Ini dia keunikan Pasar Papringan yang membedakannya dengan pasar yang lain. Jika di pasar lain pembayarannya dilakukan dengan uang biasa, maka berbeda dengan di Pasar Papringan ini yang pembayarannya menggunakan koin yang terbuat dari bambu.

Pasar Papringan Temanggung © Diadona

Terus gimana dapat koin bambunya? Ternyata ada tempat penukaran uang dengan bambunya kok. Satu koin bambu setara dengan Rp 2.000. Jika koin bambu masih tersisa, koin nggak bisa ditukarkan lagi dengan uang rupiah. Koin itu juga bisa digunakan untuk membayar di gelaran Pasar Papringan berikutnya lho.

3 dari 5 halaman

Buka Hanya setiap Minggu Wage dan Minggu Pon

Ini yang membuat lebih unik lagi. Pasar Papringan ternyata hanya buka " Selapan dino ping pindo" atau 35 hari dua kali, yait pada Minggu Wage dan Minggu Pon. 

4 dari 5 halaman

Hiburan

Pasar Papringan Temanggung © Diadona

Di Pasar ini juga ada sekumpulan orang yang akan menabuh gamelan. Hal ini akan menambah kesan tradisional bagi para pengunjung. Pengunjung bisa berjalan-jalan sambil berwisata kuliner di bawah rindangnya rumpun bambu dengan alunan gamelan yang memanjakan telinga.

Pasar Papringan Temanggung © Diadona

Tidak hanya itu, para penjual akan terlihat memakai baju lurik yang akan membedakan mereka dengan pengunjung. Ini juga untuk menambah kesan kearifan lokal yang nggak akan kamu temui di pasar lain.

5 dari 5 halaman

Jual Kerajinan, Jajanan Pasar, dan Makanan Berat

Pasar Papringan Temanggung © Diadona

Nah, terus apa dong yang dijual? Tentu aja banyak. Ada kerajinan yang terbuat dari bambu yang sangat unik dan menarik dengan harga Rp 2.000 sampai Rp 30.000. Selain itu, di sini juga menjual aneka jajanan pasar dan makanan berat. Berbagai jajanan pasar dijual mulai dari gethuk, jadah, tiwul dan masih banyak yang lain. Di pasar ini juga dijual berbagai macam makanan berat beserta lauknya yang sangat enak dan lezat. Kalau soal harga nggak usah khawatir kamu cukup bayar dengan 1-6 koin bambu atau setara Rp 2.000 hingga Rp 12.000 untuk menikmati satu dari sekian banyak makanan ini.

Pasar Papringan  Temanggung © Diadona

Nah untuk anak-anak yang cari cemilan juga ada kok. Makanan ringan yang dijual di sini ditempatkan dalam wadah toples yang bernuansa jadul. Kamu akan menemukan minuman seperti wedang ronde dan sebagainya. dengan harga 1-2 koin bambu atau Rp 2.000 sampai Rp 4.000.

Pasar Papringan Temanggung © Diadona

Yang bikin unik lagi, mereka juga menjual hasil tani dan perkebunan khas daerah Temanggung lho. Yang dijual antara lain buah-buahan dan sayuran yang masih sangat segar hasil pertanian yang ditanam warga setempat.

Bagaimana? Tertarik untuk mengunjungi tempat ini? Jika kamu ingin berkunjung ke sini, jangan lupa tandai kalendermu agar nggak terlewat, ya.

Beri Komentar