© Star Ritz Productions
Masalahnya, meskipun sudah sangat dekat, saya belum sempat mengungkapkan perasaan kepada Relia. Tentu saja keputusan itu nggak datang dari ruang hampa. Saya mengambil langkah tersebut dengan harapan biar nggak ada perasaan yang tercederai.
Alasan terbesar saya untuk nggak mengungkapkan perasaan adalah karena insecurity. Relia ini pinter, cantik, pokoknya plus-plus lah. Bahkan, teman-teman saya pun mengakui kalau doi adalah sosok yg cukup high class. Yah, meskipun saya ngga jelek-jelek amat dan juga nggak nolep-nolep (no life, red.) banget, tetap saja saya belum bisa menutupi perasaan rendah diri itu.
Singkat cerita, saya memutuskan untuk mencari perempuan lain alias mundur sebelum memasuki medan tempur. Saya bahkan sempat berpacaran dengan perempuan itu selama beberapa bulan, tapi karena satu dan lain hal, kami memutuskan untuk mengakhiri hubungan.
Nah, beberapa waktu yang lalu, seorang teman dari Relia tiba-tiba muncul dan membawa kabar yang bagus, tapi nggak bagus-bagus banget buat saya. Jadi dia menanyakan gimana kabar hubungan saya dengan Relia.
Setelah melakukan pembicaraan cukup lama, teman Relia itu mengatakan kalau dulu Relia sebenarnya sadar kalau saya menyukainya. Namun, Relia agak sebal karena saya orangnya maju mundur. Berdasarkan keterangan dari si teman, kesebalan Relia memuncak ketika saya tiba-tiba berpacaran dengan perempuan lain, yang membuat dia merasa bahwa dirinya bukan kriteria saya.
Deg! Mendadak saya pun serasa ingin membenturkan kepala sekeras-kerasnya ke tembok Cina dan lompat dari menara Pisa ketika mendengar hal tersebut.
Jujurly, saya nggak tahu apa yang harus saya lakukan. Apakah saya harus memulai lagi dari nol? Saya nggak yakin Relia masih memiliki sisa-sisa api asmara yang ternyata dulu pernah menyala, meskipun nggak sempat berkobar. Sebagai informasi, sampai sekarang Relia terpantau masih single. Saya nggak mau mengambil langkah yang salah untuk kedua kalinya. Soalnya kalau sudah begitu, ribuan puisi dan botol anggur merah pun sepertinya tidak bisa memutar waktu kembali. :(
Jadi, langkah bijak bestari apa yang harus saya lakukan kali ini, Dok?
Hai juga Rangga, terima kasih sudah mempercayakan kisah pelik asmaramu ini ke Dokter Dona ya. Semoga kamu pun saat ini sedang dalam kondisi sehat, walau hati goyah sedikit.
Duh, kalau Dokter Dona baca curhatanmu di atas, saya bisa langsung merasa relate banget dengan apa yang kamu rasa. Kisah tentang perasaan yang belum selesai memang jadi sumber ketidaknyamanan paling paten. Jadi Dokter bisa paham seberapa bimbangnya kamu sekarang. Pasti bimbangnya pamungkas banget kan?
(Bimbang Pamungkas, maksudnya. Hehe. Tipis-tipis biar suasana cair.)
Anyway, Dokter Dona mau mengucapkan selamat atas datangnya kabar dari Relia gebetanmu itu. Kamu ragu apakah itu kabar baik atau buruk, tapi percaya deh, kabar tersebut adalah hal yang sangat positif. Walaupun sekarang kamu jadi bingung, setidaknya kabar tersebut memunculkan harapan kan? Ibarat lagi luntang-lantung di lorong gelap, tiba-tiba datang satu orang mendatangi kamu membawa obor. Orang itu adalah teman Relia dan obor adalah kabar yang dia bawa.
Banyak banget hal yang bisa kamu lakukan pakai obor tersebut. Mau kamu diemin sampai padam? Bisa. Mau kamu pakai membakar diri biar semuanya musnah sekalian? Bisa banget. Tapi, membawa obor itu untuk mencari tahu ujung lorong sangat Dokter Dona rekomendasikan. Toh berkat adanya obor alias kabar tersebut, lorongmu sekarang sudah nggak terlalu gelap lagi kan? Kamu jadi punya sedikit petunjuk. Kamu tahu gimana perasaan Relia. Yang perlu kamu lakukan sekarang cuma memastikan, apa rasanya masih sama?
Untuk solusi, tentu Dokter Dona sangat mendukung kamu untuk kembali melakukan pendekatan dengan Relia. Kamu sudah pernah menyesal di kesempatan pertama. Wajar, karena kamu berangkat dengan banyak ketakutan. Tapi waktu kesempatan ke dua datang dengan petunjuk yang lebih jelas, masa kamu mau menyia-nyiakannya lagi sih? Padahal sekarang kamu sudah lebih paham medan lho.
Kalau alasannya insecure, yakin deh, hal itu cuma ada di kepalamu aja. Perasaan insecure muncul karena selama ini kamu menebak-nebak apa persepsi dia tentangmu tanpa pernah mengonfirmasinya langsung. Kamu mungkin insecure karena Relia pinter, cantik, dan high class, tapi apa kamu nggak penasaran dengan apa yang ada di kepalanya tentangmu sampai-sampai dia juga punya rasa suka yang sama, yang nggak pernah kamu tahu sebelumnya? Jangan-jangan sebenarnya kamu pun punya poin plus-plus yang nggak pernah kamu lihat karena tertutup bayang-bayang insekuritas.
Kamu bisa menjadikan masalah ini sebagai salah satu topik pembahasan, karena sebenarnya cara terbaik mengatasi perasaan insecure adalah dengan membicarakannya langsung. Jangan ragu menunjukkan sisi rapuhmu di depan orang yang kamu suka. Hal itu menunjukkan kalau kamu juga punya perasaan.
Selain itu, jujur atas apa yang kamu rasakan adalah gestur yang sangat positif karena menunjukkan bahwa kamu adalah pribadi yang terbuka. Tentu kita semua tahu kan kalau keterbukaan adalah kunci universal untuk masuk ke gerbang bernama 'kelanggengan hubungan'?
Kemungkinan terburuknya adalah Relia sudah nggak suka lagi sama kamu. Kamu ditolak, hubungan kalian merenggang, hatimu patah. Kedengaran serem, tapi percaya deh, skenario itu masih jauh lebih baik ketimbang harus bangun setiap hari dengan perasaan menyesal karena kamu nggak pernah berusaha untuk cari tahu. Ini kesempatanmu untuk menjawab semua rasa penasaran yang pernah kamu kubur secara paksa.
Kondisi yang dirasakan Rangga sekarang pasti juga dirasakan oleh banyak orang. Yang membedakan, nggak semua orang seberuntung Rangga yang tahu gimana perasaan gebetannya dalam kondisi mereka berdua masih sama-sama single. Coba, ada berapa banyak kejadian yang nggak sebaik itu, baru tahu kalau gebetan juga suka sama kita di waktu dia sudah menikah. Ceritanya cuma berakhir sebagai replika nyata dari kisah Ko Ching-Teng dan Shen Chia-Yi di film 'You Are the Apple of My Eye'.
Untuk Rangga, semoga jawaban dari Dokter Dona ini bisa bikin kamu tergerak untuk nyoba pedekate lagi ya. Semangat!
Jika kalian memiliki masalah asmara, percintaan, keluarga, dan lain sebagainya silakan kirimkan email ke redaksi@diadona.id. Dokter Dona akan membantu kamu memberikan jawaban dan mungkin bisa menjadi solusi untuk masalah kamu. Rahasia terjamin!
Langsung aja isi form konsultasi di link berikut ini https://bit.ly/dokterdona.
Kami tunggu konsultasi dari kamu, ya!