© 2019 Https://www.diadona.id/goodtherapy.org
Demi mencapai kesuksesan, bekerja adalah salah satu cara untuk mendapatkannya. Tapi nggak hanya sekedar bekerja, sering kali kita justru bekerja begitu keras, tanpa memerhatikan faktor lain.
Bekerja keras dapat berarti luas untuk pekerjaan apapun itu. Bisa saja dengan menukar waktu weekend dengan meeting tak kunjung usai, waktu tidur yang kurang karena over work, bekerja didepan layar terus menerus, atau bahkan mencoba terus produktif dengan melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu. Siapa yang sering begini, hayo?
Tapi tak banyak dari kita yang menyadari dampak dari melakukan hal ini terus menerus, bukannya mendapat cuan, justru produktivitas makin terganggu lho.
Ilustrasi Wanita Bekerja © shutterstock.com/PRPicturesProduction
Dilansir dari CNBC.com, penelitian menunjukkan jika mengerjakan beberapa tugas dalam satu waktu secara konstan justru dapat merusak kinerja dan hasil kerja.
Gal Zauberman, profesor di Yale School of Management mempelajari peran waktu dalam pengambilan keputusan. Menurutnya, multitasking terbukti kurang efisien dan menurunkan produktifitas serta lebih memungkinkan kita untuk membuat kesalahan saat proses kerja.
Meskipun, sebagian besar dari kita mungkin menyukai beberapa variabilitas dan melakukan hal yang berbeda sepanjang hari. Namun, kenyataannya tidak semua orang ahli dalam beralih antar peran dan pekerjaan dengan sangat cepat dan efisien.
ilustrasi wanita bekerja © drweil.com
Selanjutnya adalah kita yang sering mengorbankan waktu tidur kita demi bekerja. Mengompromikan istirahat seakan jadi hal yang biasa, namun hal ini justru dapat memengaruhi pekerjaan atau bahkan kehidupan pribadi kita.
Jika sudah begini, burnout dapat terjadi sebagai akibat dari stres kronis karena pekerjaan. Biasanya hal ini ditandai dengan perasaan seperti kehabisan energi atau kelelahan terus-menerus, serta sikap negatif atau sinisme terhadap pekerjaan. Pada akhirnya hal ini pun mengurangi efektivitas profesinalitas.
“ Burnout yang tidak segera ditangani dan dibiarkan dalam periode waktu yang panjang akan membuat kurangnya minat. Hal ini bisa mengakibatkan penurunan kinerja pekerjaan mereka,” ujar Dr. David Ballard, psikolog dari American Psychological Association (APA).
Dilansir dari Mayo Clinic, jika sudah begini kamu dapat mengatasinya dengan mengevaluasi penyebabnya. Lalu kamu dapat sharing atau meminta dukungan dari rekan kerja atau orang terdekat lainnya.
Ilustrasi Wanita Bekerja © freepik.com/prostooleh
Terakhir, lakukan hal lain selain bekerja. Kamu dapat mulai melakukan aktifitas yang kamu sukai atau hal santai lainnya untuk mengatasi stress seperti yoga, meditasi atau lainnya.
Meski bekerja dapat membuat kita terus produktif, tapi jangan abaikan kesehatan tubuh dan pikiran juga ya guys!
Berbekal LPDP, Namira Adjani Resmi Raih Gelar Magister Hukum dari UCL
Kaneishia Yusuf Lulus Cumlaude di HI UI, Bukti Karier dan Akademik Bisa Jalan Bareng
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Plan Workout 28 Hari Mengikuti Siklus Hormon Wanita
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak