Mengenal Penyakit AIDS, Penyebab, Ciri-Ciri dan Gejala serta Masa Inkubasi

Reporter : Dhewi Bayu Larasati
Senin, 23 Maret 2020 13:09
Mengenal Penyakit AIDS, Penyebab, Ciri-Ciri dan Gejala serta Masa Inkubasi
Menderita HIV nggak selalu berarti menderita penyakit AIDS. Penderitanya dikelilingi stigma negatif oleh masyarakat. Yuk kenali lebih lanjut tentang penyakit ini biar kita semakin aware!

Seperti yang udah sering kita dengar, kalau penyakit HIV selalu dihubungkan dengan penyakit AIDS. Nggak salah memang, karena penyakit AIDS merupakan penyakit yang timbul karena infeksi virus HIV, meski nggak semua penderita HIV akan mengalami penyakit AIDS.

Dengan kata lain, keduanya merupakan hal yang berbeda.

Di Indonesia sendiri, jumlah penderita penyakit AIDS per Juni 2019 lalu berkisar di angka 360 ribu orang. Namun diestimasikan jumlahnya aslinya yakni pada 650 ribu penderita dnegan jumlah sebaran yang merata di seluruh wilayah.

Infeksi penyakit AIDS diperkirakan turun sebesar 37 persen antara tahun 2000-2008 dan kematian terkait penyakit AIDS turun sebear 45 persen. Ini berkat konsumsi obat Antiretroviral atau ARV.

1 dari 4 halaman

Penyakit HIV AIDS

Ilustrasi Pita HIV © Diadona

Seperti yang udah Diadona jelaskna di awal artikel kalau HIV beda dengan penyakit AIDS. HIV merujuk pada sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Sistem ini lho yang berkerja melawan infeksi.

Dikutip dari laman healthline.com. HIV yang nggak diobati bakalan menginfeksi dan membunuh sel CD4, yang merupakan jenis sel kekebalan yang disebut dengan sel T.

Seiring dengan waktu, virus HIV akan membunuh semakin banyak sel CD4, membuat tubuh jadi lebih rentan terhadap berbagai jenis infeksi dan kanker.

HIV merupkana kondisi seumur hidup yang sampai sat ini belum dietmukan obatnya. Namund engan perawata medis, termasuk pengobatan yang disebut dengan terapi antiretroviral, orang dengan infeksi HIV bisa hidup dengan virus tersebut selama bertahun-tahun.

Lalu, apa sih penyakit AIDS ini?

Jadi, penyakit AIDS adalah penyakit yang berkembang pada mereka yang mengidap infeksi HIV. Tapi bukan berarti orang yang terkena HIV jadi punya penyakit AIDS ya.

Orang dewasa yang sehat umumnya memiliki jumlah sel CD4 sejumlah 500 sampia 1.500 per milimeter kubik, sedangkan pada penderita HIV, jumlah sel CD4 mereka ada di bawah angka 200 per milimeter kubik.

Penyakit AIDS dapat berkembang dalam waktu sepuluh tahun, pada mereka yang punya infeksi HIV yang nggak diobati. Sedihnya nih, penyakit AIDS nggak ada obatnya. DAn kalau nggak diobati, maka harapan hidup pasien setelah diagnosa hanya berkisar sampai tiga tahun saja.

Trus gimana? Ada pengobatan yang disebt dengan antiretroviral, yang dapat mencegah penyakit AIDS terus berkembang.

Kalau penyakit AIDS berkembag, itu berarti sistem kekebalan tubuh sudah sangat terganggu. Pelemahan sistem kekebalan tubuh membuatnya nggak bisa lagi melawan segala jenis infeksi, dan akhirnya penderita akan rentan terhadap berbagai penyakit, diantaranya:

  • Pneumonia
  • TBC
  • Oral thrush , infeksi jamur di mulut atau tenggorokan
  • Cytomegalovirus (CMV), sejenis virus herpes
  • Meningitis kriptokokus , infeksi jamur di otak
  • Toksoplasmosis , infeksi otak yang disebabkan oleh parasit
  • Cryptosporidiosis , infeksi yang disebabkan oleh parasit usus
  • Kanker, termasuk sarkoma Kaposi (KS) dan limfoma

Dan ya, penyakit AIDS membuat penderitanya punya harapan hidup yang pendek. Tapi, ini bukan karena akibat angsung dari penyakit itu sendiri, melainkan akibat dari penyakit atau komplikasi yang timbul akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh.

 

2 dari 4 halaman

Penyebab Penyakit AIDS

Ilustrasi Pita HIV © Diadona

Lalu, apa penyebab penyakit AIDS ini? Jadi begini, penyakit AIDS disebabkan oleh virus HIV. Seseorang nggak bisa tertular penyakit AIDS sebelum tertular HIV terlebih dulu.

Penyakit AIDS disebbkan karena jumlah CD4 yang terus menurun terjun akibat infeksi HIV.

Nah, infeksi HIV sendiri disebabkan karena virus yang menginfeksi simpansi di Afrika. Para ilmuwan berkeyakinan kalau sebelumnya, virus yang bernama simian immunodeficiency virus (SIV) melompat dari simpanse ke manusia ketika orang mengkonsumsi daging simpanse yang terinfeksi.

Nah, begitu sampai di populasi manusia, virus kemudian bermutadi menjadi apa yang sekarang disebut dengan virus HIV ini.

Penularan penyakit AIDS atau virus HIV dapat terjadi melalui cairan tubuh, diantarnya:

  • Darah
  • Air mani
  • Cairan vagina atau dubur
  • ASI

Sedangkan penularannya penyakit AIDS atau virus HIV ini bisa dilakukan dari manusia ke manusia melalui:

  • Berhubungan seks secara vaginal atau anal
  • Berbagi jarum suntik
  • Berbagi peralatan tato tanpa sterilisasi antar pengguna
  • Selama kehamilan atau persalinan, dari ibu ke anak yang dilahirkannya

Baca juga : Cara Penularan Virus dan Penyakit HIV AIDS dari Wanita ke Pria

Banyaknya informasi yang keliru mengenai penyebaran penyakit AIDS dan HIV ini membuat berbagai stigma negatif terhadap penderita. Akibatnya, mereka sering dijauhi. Padahal, penyakit AIDS atau infeksi HIV nggak menyebar melalui:

  • Kontak kulit ke kulit
  • Berpelukan, berjabat tangan, berciuman
  • Berbagi mananan dan minuman
  • Air liur, air mata maupun keringat
  • Berbagi toilet
  • Nyamuk

Yang paling penting untuk diingat, yakni untuk menularkan HIV ini, seseorang harus punya banyak virus di dalam cairan tubuhnya. Kalau seseorang tersebut punya HIV tapi nggak terdeteksi, maka, dia nggakbisa menularkan HIV ke orang lain, bahkan setelah dilakukannya trasnfer cairan.

3 dari 4 halaman

Ciri-Ciri dan Gejala Penyakit AIDS

Ilustrasi Pita HIV © Diadona

Sebelum ngomongin ciri-ciri penyakit AIDS, maka diawali dulu dong dengan gejala yang timbuk saat infeksi HIV mulai terjadi. Beberepa minggu pertama saat seseorang tertular HIV, maka disebut dengan tahap infeki akut.

Selama ini pula, virus akna berkembangd engan cepat. Sistem kekebalan tubuh seseorang akan merespona dengan produksi antibodi HIV, dan berguna untuk melawan infeksi.

Dalam tahap ini, seseorang bahkan nggak akan terlihat punya gejala penyakit AIDS atau infeksi HIV.

Gejala bisa saja muncul pada bulan pertama atau bulan kedua setelah terinfeksi, meski sebagian besar nggak menyadari. Kenapa? Karena gejalanya mirip dnegan flu atau virus musiman lainnya, dengan kondisi yang ringan hingga parah, dan datang lalu perlu. Kondisi ini berlangsung dari beberapa hari sampai beberapa minggu.

Gejala awal HIV bisa saja meliputi:

  • Demam
  • Panas tinggi
  • Pembengakkaka kelenjar getah bening
  • Sakit dan nyeri
  • Ruam kulit
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Sakit perut

Baca juga : 10 Gejala HIV di Awal pada Pria

Gejala penyakit ini mirip dengan flu, kan? Makanya banyak orang yang nggak menyadarinya. Bahkan, walaupun tanpa gejala, selama periode ini vral load mereka sangat tinggi.

Trus, beberapa orang juga mungkin punya gejala tidak spesifik. yakni gejala yang nggak berkaitan dengan satu penyakit atau kondisi tertentu, diantaranya:

  • Sakit kepala dan sakit dan nyeri lainnya
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Demam berulang lebih dari 10 hari
  • Keringat malam
  • Kelelahan
  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Penurunan berat badan
  • Ruam kulit
  • Infeksi ragi oral atau vagina berulang
  • Pneumonia

Lalu, gimana tentang gejala penyakit AIDS sendiri? Penyakit AIDS mengacu pada sindrom imunodefisiensi yang didapat. Dengan kondisi ini, sistem kekebalan tubuh melemah karena HIV yang biasanya tidak diobati selama bertahun-tahun.

Tanpa pengobatan yang konsisten dan tepat, virus HIV dapat berkembag menjadi penyakit AIDS secara cepat. Pada saat itu, sistem kekebalan tubuh cukup rusak dan lebih sulit melawan infeksi maupun penyakit.

Kadang,orang nggak menyadari kalau dia sedang terkena penyakit AIDS sebelum muncul gejala berikut, diantaranya:

  • Demam berulang
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Kelelahan kronis
  • Keringat malam
  • Bercak-bercak gelap di bawah kulot atau di dalam mulut, hidung, atau kelopak mata
  • Luka, bintik-bintik, atau lesi pada mulut dan lidah, alat kelamin, atau anus
  • Benjolan, lesi, atau ruam kulit
  • Diare kronis atau berulang
  • Penurunan berat badan yang cepat
  • Masalah neurologis seperti kesulitan berkonsentrasi, kehilangan ingatan, dan
  • Kebingungan
  • Kecemasan dan depresi

Terapi antiretroviral bakalan mengendalikan virus dan biasanya mencegah perkembangan HIV menjadi penyakit AIDS. Infeksi dan komplikasi penyakit AIDS lainnya juga bsia diobati. Dan perawatannya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan individu tersebut.

Orang dengan penyakit AIDS yang nggak minum obat atau mengambil terapi penyembuhan selama tiga tahun atau kurang, sangat mungkin terkena infeksi lainnnya. Tapi infeksi HIV bisa ditangani di awal penyakit.

Kalau penderita penyakit AIDS atau infeksi HIV minum obat dnegan benar, mengikuti saran dan petunjuk dokter trus menjaga kesehatan, bukan nggak mungkin penderita bisa hidup lebih lama.

Tapi kalau kondisi kekebalan tubuh terus melemah, maka tubuh bisa jadi terkena infeksi oportunistisk. Apa ini? Yakni infeksi yang bsia muncul akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh, diantaranya:

Bronkus, Trakes, Kerongkongan dan Paru-Paru

Biasanya jamur ini muncul pada kulit dan kukud, namun sering menjadi masalah seris pada kerongkongan dan sapuran pernapasan bagain bawah untuk orang yang mendeita penyakit AIDS

Kaker Serviks

Kanker ini dimulai di bagain serviks, lalu menyebar ke area lain di dalam tubuh.

Cryptococcosis

Jamur ini bisa saja menginfeksi bagian tubuh manapun, tapi seringnya ada di dalam paru-paru dan memicu pneumonia

Tubercolusis

Ini merupkana infeksi yang paling umum menyerang mereka dnegan penyakit AIDS, membunuh 400 ribu jiwa penderita di tahun 2016 lalu.

4 dari 4 halaman

Masa Inkubasi Penyakit AIDS

Ilustrasi HIV AIDS © Diadona

Masa inkubasi didefiniskan sebagai masa yang dibutuhkan sejak virus masuk ke tubuh, hingga kemudian memunculkan gejala.

Dari laman webmd.com menyebut, gejala awal penyakit HIV muncul dakam 2 sampai 6 minggu setelah tertular virus HIV. Nah, di masa ini, kadar virus dalam darah sangat tinggi dan membautnya mudah banget tertular.

Pada fase ini diharapkan seseorag udah tahu kondisinya, sehingga bisa menjalani pengobatan sesegera mungkin, mencegah penularan, mengurangi gejala dan meningkatkan sisitem kekebalan tubuh.

Dikutip dalam laman WHON, lamanya waktu antara infeksi awal hingga kemudian menjadi penyakit AIDS, sangat bervariasi antara individu. Kalau dibiarkan tanpa adany pengobatan, infeksi HIV bakalan berkembang menjadi penyakit yang terkait dengan HIV, selama 5 sampai 10 tahun, meskipun bisa juga jadi lebih pendek.

Nah, waktu antara tertular infeksi HIV dengan diagnosa AIDS biasanya juga berlangsung antara 10 sampai 15 tahun, tapi bisa juga lebih lama.

Pengobatan dengan antiretrovital dapat mempelambat perkembangan penyakit dengan mencegah replik virus.

Nah, berhubung sudah mengetahui apa saja terkait dengan penyakit AIDS ini, yuk sama-sama kita mencegah penyebarannay dengan mempraktekkan seks secara aman, menghindari penyalahgunana narkoba, serta yang penting, nggak lagi memandang sebelah mata meraka yang hidup dengan penyakit ini.

Beri Komentar