13 Cara Penularan Virus dan Penyakit HIV AIDS dari Wanita ke Pria

Reporter : Dhewi Bayu Larasati
Kamis, 23 Januari 2020 13:05
13 Cara Penularan Virus dan Penyakit HIV AIDS dari Wanita ke Pria
Dianggap sebagai penyakit yang mematikan, para penderita HIV kerap dijauhi karena kurang tepatnya informasi mengenai cara penularan virus HIV.

Human Immunodeficiency Virus atau yang sering disebut dengan HIV, merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya. Bila tak segera diobati, HIV akan meningkat menjadi AIDS dan beresiko besar pada kematian.

Sampai sekarang masih banyak informasi salah kaprah mengenai penularan HIV Aids, menjadikan para ODH (Orang Dengan HIV) masih sering dijauhi. Alih-alih dirangkul dan didukung, mereka terpinggirkan. Sehingga, status HIV kerap disembunyikan karena kekhawatiran bakal membuat orang merasa perlu menjaga jarak, dan stigma negatif yang diterima penderita.

Informasi yang keliru mengenai cara penularan HIV ini akan menghambat upaya petugas medis dan aktivis dalam kampanye pencegahan dan pengobatan HIV.

1 dari 4 halaman

Cara Penularan Penyakit HIV AIDS

Ilustrasi Donor Darah © Diadona

Dilaporkan oleh UNAID, pada tahun 2008 lalu dilaporkan terdapat 640 ribu orang mengidap HIV di Indonesia. Sebanyak 46 ribu di antaranya merupakan pengidap baru, dan dilaporkan sebanyak 38 ribu orang meninggal akibat kommplikasi AIDS.

Lalu bagaimana sih sebenarnya cara penularan HIV itu sendiri?

Penggunaan Jarum Suntik

Cara penularan HIV bisa terjadi bila orang dengan HIV-negatif menggunakan jarum suntik yang sama dengan yang digunakan oleh orang dengan HIV-positif. Ini karena jarum, jarum suntik maupun peralatan injeksi lainnya mungkin masih terkandung darah, dimana darah dapat sebagai cara penularan HIV.

HIV dapat bertahan hidup dalam jarum suntik bekas pakai hingga 42 hari, tergantung pada suhu dan faktor lainnya.

Lalu, bagaimana pencegahan cara penularan HIV dengan jarum?

Yakni dengan penggunaan jarum sekali pakai, atau menggunakan cairan klorin untuk membersihkan jarum, alat suntik, dan alat-alat yang sangat mungkin terpapar darah dari pasien.

Selain itu, banyak penularan HIV terjadi melalui penggunaan jarum suntik saat pemakaian narkoba. Untuk itu, secara khusus, penggunaan narkoba suntik harus dihentikan.

Lewat Kehamilan, Persalinan dan Menyusui

Wanita hamil dengan HIV-positif punya banyak cara penularan HIV kepada bayi yang dikandungnya. Ini paling mungkin terjadi di minggu-minggu terakhir kehamilan, selama persalinan, atau melahirkan.

Pengidap HIV yang sedang hamil dan tidak melakukan perawatan antiretroviral, punya risiko menularkan HIV sebesar 15 hingga 45 persen kepada bayinya. Untuk itu, penting untuk melakukan konsultasi dnegan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan HIV selama masa kehamilan untuk merunkan risiko tersebut. 

Transfusi Darah

Bisakah cara penularan HIV terjadi melalui transfusi darah? Ya, ini memang bisa tapi sangat jarang terjadi.

Cara penularan HIV melalui transfusi dapat terjadi jika orang dengan HIV-positif menyumbangkan darahnya yang tidak dites kepada resipien. Maka resipen tersebut punya kemungkinan mengalami infeksi juga.

Namun hal ini semakin jarang terjadi karena peraturan kesehatan telah mengharuskan semua produk darah, seperti organ atau jaringan harus diperiksa sebelum digunakan. Selama proses penyaringan, semua produk darah yang mengandung HIV, hepatitis B , hepatitis C , atau sifilis akan dibuang.

Sayangnya, cara penularan HIV melalui transfusi ini masih saja terjadi pada negara berpenghasilan rendah yang nggak punya peralatan untuk menguji semua darah yang didonorkan.

 

 

2 dari 4 halaman

Cara Penularan Virus HIV

donor darah © Diadona

Jumlah kematian akibat HIV AIDS meningkat sebanyak 60 persen sejak 2010 lalu. Namun, jumlah infeksi HIV menurun dari sebelumnya 63 ribu menjadi 46 ribu pada kurun waktu yang sama. Sayangnya, di Indonesia, hanya ada 51 persen orang yang hidup dengan HIV mengetahui status mereka, dan hanya 17 persen dari angka tersebut yang menjalani pengobatan.

Makanya, penting mengetahui cara penularan virus HIV untuk mencegah kenaikan lebih lanjut jumlah penderitanya, sekaligus mematahkan beragam stigma tentang penyakit ini.

Kontak di Rumah Sakit

Petugas di rumah sakit masuk dalam kelompok yang rentan terpapar berbagai penyakit menular, salah satu diantaranya yakni virus HIV. MEski begitu, cara penularan HIV dengan metode ini masih sangat jarang terjadi. Di Amerika Serikat misalnya, 'hanya' 58 kasus cara penularan HIV di rumah sakit yang dilaporkan ke instansi kesehatan terkait.

Sulam Alis, Tato Alis, Sulam Bibir

Cara penularan HIV melalui prosedur kecantikan tersebut punya prinsip yang sama dengan penularan melalui jarum suntik. Ini terjadi karena melibatkan pengirisan kulit terbuka. Untuk itu, agar terhindari dari segara kontaminasi termasuk HIV, maka pastikan semua peralatan yang digunakan selalu steril, dan penggunaan pisau bedah sekali pakai.

3 dari 4 halaman

Cara Penularan Penyakit HIV

ilustrasi berenang © Diadona

Benar, mengetahui cara penularan HIV membuat kita harus waspada. Namun sayangnya, banyak sekali beredar hoaks cara penularan HIV yang salah kaprah, dan membuat orang jadi membatasi kontak dengan penderitanya. Apa sajak hoaks kesehatan tersebut?

Cara Penularan HIV tidak terjadi melalui Pisau Cukur

Ada kemungkinan darah yang mengandung virus HIV menempel pada pisau cukur, lalu mengenai bagian kulit yang terbuka pada orang lain. Namun, hal tersebut tidak sebagai cara penularan HIV. Mengapa? Karena virus HIV mudah mati dalam udara bebas. Meski begitu, penggunaan pisau cukur yang bergantian tidak disarankan demi alasan kebersihan.

Cara Penularan HIV tidak Terjadi Lewat Alat Makan

Sering mendengar orang dengan HIV-positif diisolasi oleh keluarganya karena takut tertular? Bahkan alat makan dan semua benda yang bersentuhan dengan pasien, harus disendirikan.

Faktanya, cara penularan HIV melalui kontak denggan alat makan tidak akan terjadi. Ini karena virus tersebut akan mati dalam udara, ditambah air liur nggak cukup mengandung banyak virus untuk ditularkan ke orang lain.

Cara Penularan HIV Tidak Terjadi di Kolam Renang

Berenang dengan ODHA tidak menjadi cara penularan virus HIV karena virus akan mati di udara terbuka. Ditambah, air kolam mengandung kaporit yang dapat mempercepat  matinya virus tersebut.

4 dari 4 halaman

Cara Penularan HIV dari Wanita ke Pria

Ilustrasi Pasangan © Diadona

Yang paling umum, penderita dapat menularkan penyakit HIV AIDS melalui kegiatan seksual dan penggunaan bersama jarum suntik. Lebih lanjut, hanya cairan tubuh tertentu dari penderita yang mengandung virus tersebut, yakni darah, air mani, cairan pra mani, cairan dubur, cairan vagina dan ASI.

Hubungan Seksual

Cara penularan HIV terbesar terjadi melalui hubungan seksual. Ini karena Virus HIV dapat ditularkan melalui cairan vagina, darah, dan lendir anal. Saat berhubungan seks tanpa kondom, cairan tubuh dari satu orang dapat masuk ke tubuh pasangan seksual mereka. Dari sinilah terjadi cara penularan HIV.

Lalu, gimana sih jenis hubungan seksual bisa sebagai cara penularan HIV?

Seks Anal

Dalam cara penularana VIV, anal seks memiliki risiko HIV terbesar karena lapisan anus lebih lembut daripada lapisan vagina. Ini berarti lapisan tersebut mudah rusak, sehingga vitrus HIV lebih musah masuk ke dalam tubuh. Cara penularan HIV pada seks anal reseptif (bottoming) lebih beresiko besar ketimbang seks anal insertif (topping). 

Seks Vaginal

Cara penularan HIV dengan seks vaginal punya resiko yang sama bagi pihak laki-laki maupun pihak perempuan. Dan apabila hubungan seksual tersebut dilakukan selama masa menstruasi, maka resiko penularannya akan lebih tinggi.

Seks Oral

Melakukan oral seks punya resiko yang sangat rendah dalam cara penularan HIV. Hanya saja, resiko ini akan meningkat jika seks oral dilakukan dengan orang yang punya luka pada jaringan, misalnya sariawa, luka atau gusi berdaraj, atau orang yang menrima oral seks memiliki luka pada alat kelamin mereka.

Berciuman

Lalu, bisakah cara penularan HIV dilakukan melakukan ciuman? Nggak bisa. Karena Virus HIV tidak terkandung dalam air liur. Virus HIV ada di dalam sel T, di salah satu bagian sel darah putih manusia. Meski berada di seluruh bagian tubuh manusia, sel darah ini hadir dalam jumlah yang berbeda di setiap bagian tersebut.

Misalnya, sel darah putih paling banyak ada di darah manusia, cairan semen, cairan mani serta ASI. Sedangkan beberapa cairan tubuh seperti air liur, air mata dan keringat nggak cukup punya jumlah virus sebagai cara penularan HIV.

Setelah tahu cara penularan HIV tersebut, kira-kira apakah masyarakat kita masih bertindak diskriminatif terhadap penderita nggak ya? Coba dong tulis pendapat kamu di kolom komentar.

Beri Komentar