© Shutterstock
Beberapa waktu lalu dunia medis sempat dihebohkan dengan keberhasilan seorang wanita di Albana, Amerika Serikat yang melahirkan anak berjenis kelamin laki-laki dari prosedur transplantasi rahim.
Direktur Vascularized Composite Allotransplantation di Institut Transplantasi Komprehensif UAB, Paige Porret mengatakan bahwa persalinan tersebut menjadi tonggak sejarah luar biasa bagi dunia medis di dunia.
Sebelumnya, ada tiga transplantasi rahim lainnya juga yang telah dilakukan di Amerika Serikat dengan uji penelitian klinis.
Langkah medis tersebut menjadi peluang apik bagi ibu dengan masalah infertilitas karena faktor rahim. Lantas, bagaimana sih proses hingga prosedur dari transplantasi rahim?
Sebagaimana dilansir dari laman UAB News, prosedur transplantasi rahim dibagi menjadi beberapa tahapan yang terdiri sebagai berikut:
Fase Embrio
Embrio dihasilkan melalui fertilisasi in vitro (IVF).
Bagi ibu yang akan melakukan prosedur transplantasi rahim diberikan obat kesuburan terlebih dahulu untuk menghasilkan sel telur yang kemudian dikeluarkan dari indung telurnya dan dibuahi di luar tubuh.
Fase Transplantasi
Selanjutnya, rahim dikeluarkan dari pendonor kemudian ditransplantasikan pada pasien.
Pasien mulai diberi obat imunosupresif untuk mencegah penolakan transplantasi. Konsumsi obat-obatan tersebut terus dilakukan selama transplantasi, termasuk saat masa kehamilan.
Fase Kehamilan
Beberapa bulan setelah operasi transplantasi dilakukan, salah satu embrio dari pasien akan dimasukkan ke dalam rahim. Jika transplantasi berhasil, pasien akan hamil.
Selama fase ini, kesehatan ibu dan bayi akan terus dipantau secara ketat karena banyaknya kemungkinan hal yang bisa terjadi.
Fase Kelahiran
Bayi akan dilahirkan melalui proses operasi caesar. Jika kehamilan berjalan baik dan pasien ingin memiliki anak kedua, maka rahim akan dibiarkan di tubuh pasien dengan melanjutkan masa pengobatan.
Enam bulan setelah melahirkan, transfer embrio bisa kembali dilakukan untuk proses kehamilan anak kedua.
Fase Pengangkatan Rahim
Setelah proses persalinan, maka rahim yang sebelumnya ditransplantasikan akan diangkat. Masa pengobatan imunosupresif juga akan dihentikan.
Proses transplantasi hingga kelahiran pada setiap orang dapat berbeda-beda setiap orang. Setiap orang yang melakukan transplantasi rahim akan memerlukan waktu hingga dua sampai lima tahun.
Lantas, apa sih dampaknya transplantasi rahim?
Dilansir dari laman theguardian.com, transplantasi rahim mungkin akan menjadi lebih umum, meskipun para ahli memperkirakan hal ini akan dibatasi hingga maksimal 30 operasi karena kekurangan pendonor. Pengangkatan rahim histerektomi adalah operasi besar yang dapat memicu menopause dini.
7 Perlengkapan Wajib untuk Cewek yang Baru Mulai Lari
7 Kalimat Sederhana yang Sebaiknya Diucapkan Orang Tua kepada Anak Sebelum Tidur
Bella Hadid Kembali ke Runway Setelah Pulih dari Lyme Disease
Resep Creme Brulee Tanpa Oven yang Lembut dan Creamy
Anak Masih Ngompol? Tenang, Ini Batas Usia Normal dan Cara Mengatasinya
Kylie Jenner Debut Jadi Penyanyi, Rilis Lagu “Fourth Strike” Bareng Terror Jr
Bella Hadid Kembali ke Runway Setelah Pulih dari Lyme Disease
Setelah Vakum dan Jadi Ibu, Mahalini Siap Kembali dengan Album “Koma”
Amanda Manopo Resmi Menikah dengan Kenny Austin, Momen Haru Kursi Kosong untuk Sang Ibu Jadi Sorotan