Ingin Berobat ke Psikiater tapi Ragu karena Tanggapan Orang-orang Sekitar, Teruskan atau Tidak?

Reporter : Firstyo M.D.
Senin, 4 Oktober 2021 18:40
Ingin Berobat ke Psikiater tapi Ragu karena Tanggapan Orang-orang Sekitar, Teruskan atau Tidak?
Seorang Diazens sadar akan kesehatan mentalnya yang sedang goyah, namun ia khawatir dengan respon lingkungan kalau ia pergi berobat. Apa yang harus dilakukannya?

Dear Dokter Dona. Perkenalkan, namaku Rana. Aku tinggal di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur. Sengaja nggak aku sebut karena nantinya berhubungan dengan curhatan yang mau kusampaikan di sini. Takut ada yang tersinggung, hehe.

Sekarang aku lagi ada di usia 20-an, yang kata banyak orang sedang di tahap quarter life crisis. Hal itu juga aku alami saat ini. Penyebabnya datang dari banyak hal mulai dari keluarga, percintaan, sampai urusan pendidikan. Bisa dibilang, beban pikiranku sekarang lagi berat-beratnya. Saking banyaknya masalah, aku kadang sampai merasa limbung. Kepala suka tiba-tiba pusing. Emosi juga nggak stabil, kadang bisa sangat senang, di lain waktu mendadak sedih sampai nangis.

1 dari 6 halaman

Jujur, aku takut dengan kondisi ini, tapi nggak punya tempat untuk cerita, jadi sekitar tiga bulan lalu aku memutuskan untuk konsultasi dengan psikolog lewat aplikasi dokter jarak jauh. Hasil dari sesi konsultasiku itu adalah ditemukan bahwa ada kondisi kesehatan mentalku yang berpengaruh ke kondisi fisik. Kondisi tersebut membuat aku harus dirujuk ke psikiater untuk menjalani pengobatan lebih lanjut.

Di satu sisi aku senang dengan rujukan tersebut karena sebenarnya aku sudah sejak lama punya concern tentang kesehatan mental. Dapat kesempatan untuk berobat ke psikiater adalah hal yang sebenarnya aku tunggu-tunggu. Namun, di sisi lain aku juga jadi khawatir dengan tanggapan dari sekelilingku.

Seperti aku sebut di awal, aku tinggal di sebuah kabupaten di Jawa Timur. Di daerahku masih kuat anggapan miring tentang segala hal yang berhubungan dengan kejiwaan. Lha wong konsultasi ke psikolog aja dibilang nggak waras, gimana jadinya kalau mereka tahu aku berobat ke psikiater? Aku bakalan habis dijadikan bulan-bulanan.

2 dari 6 halaman

Di sini aku sebenarnya cuma ingin sekedar cerita, tapi akan lebih senang lagi kalau Dokter Dona bisa memberi tanggapan. Apakah aku harus lanjut berobat ke psikiater dengan risiko diberi stigma oleh lingkungan? Terima kasih Dokter Dona.

3 dari 6 halaman

Tanggapan Dokter Dona

Hai Rana, terima kasih sudah percaya dan berkenan membagikan ceritamu ke Dokter Dona.

Sejujurnya, Dokter Dona sangat salut pada Rana karena kamu punya hati yang sangat besar untuk menerima bahwa kondisi mentalmu sedang tidak baik-baik saja. Nggak banyak lho orang yang bisa " legowo" kalau ada di posisi Rana saat ini.

Dokter Dona juga memberi acungan jempol untuk Rana yang sangat sadar akan pentingnya kesehatan mental. Masalah ini memang masih cukup sering dianggap sepele. Nggak banyak orang yang sadar kalau mental sebenarnya sama dengan fisik yang suatu hari bisa sakit dan perlu disembuhkan. Cara penyembuhannhya? Ya tentu saja lewat dokter.

Rana sudah mengambil langkah yang tepat untuk berkonsultasi ke psikolog yang akhirnya merujuk ke psikiater.

4 dari 6 halaman

Sikap orang sekitar memang sedikit banyak memberi tekanan. Namun, Rana juga harus sadar bahwa memilih untuk tidak berangkat berobat karenanya bukanlah langkah yang bijak. Untuk apa menjaga nama baik kalau harus mengorbankan kondisi diri yang sedang tidak baik?

Anggapan orang bukanlah hal yang bisa kita atur, maka dari itu, kita lah yang harus lebih dulu menyaring informasi apa yang perlu dibagi dan mana yang tidak. Rana sangat berhak untuk menyimpan cerita tentang pengobatan yang sedang Rana jalankan sekarang. Jika merasa tidak sanggup dan butuh tempat menuangkan keluh kesah, Rana bisa memilah-milah pada siapa bercerita. Bisa pada teman yang kelihatannya tidak judgmental atau bercerita pada psikolog seperti yang Rana lakukan di awal.

Idealnya, pergi ke psikiater memang tidak perlu membuat kita merasa malu karena hal tersebut sama saja dengan berobat ke dokter saat sakit. Namun, perlu disadari juga bahwa tak semua situasi bisa berlangsung ideal. Oleh karena itu, sedikit siasat bisa dilakukan sembari berharap orang sekitar makin sadar tentang apa yang namanya kesehatan mental.

5 dari 6 halaman

Dokter Dona berharap agar setelah ini niat Rana makin bulat untuk berobat ke psikiater. Kita juga akan sama-sama doakan untuk kesehatan Rana agar bisa melakukan segala hal dengan maksimal.

Semangat ya, Rana!

Beri Komentar