7 Pengawet Makanan Alami yang Aman Dikonsumsi dan Memperpanjang Umur Simpan Bahan

Reporter : Dhewi Bayu Larasati
Senin, 25 Januari 2021 23:00
7 Pengawet Makanan Alami yang Aman Dikonsumsi dan Memperpanjang Umur Simpan Bahan
Pengawet makanan alami yang utama adalah gula dan garam. Tapi pengetan makanan juga bisa dilakukan dengan proses alami tanpa penambahan bahan buatan.

Pengawet makanan alami dianggap lebih aman dibandingkan dengan penggunaan bahan kimia. Meski sebenarnya ada beberapa bahan pengawet kimia yang telah terbukti aman untuk kesehatan, tapi harus tetap dalam jumlah yang aman.

Karena gini nih, meski setiap produsen bahan makanan sudah memberikan pengawet makanan dalam jumlah yang sesuai, karena pola konsumsi kita yang terlalu banyak makanan makanan berpengawet, kita jadi nggak tahu sebenarnya berapa banyak jumlah bahan tersebut yang udah masuk dalam tubuh kita. Iya kan? Dan itu jadi salah satu alasan kuat mengapa orang beralih ke pengawet makanan alami.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut ulasan mengenai pengawetan tersebut:

1 dari 4 halaman

Bahan Pengawet Makanan Alami

Suatu bahan alam memenuhi persyarakat sebagai pengawet makanan alami bisa keberadaannya mampu membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba dengan cara :

  • merusak dinding sel bakteri sehingga mengakibatkan lisis atau menghambat pembentukan dinding sel pada sel yang sedang tumbuh
  • mengubah permeabilitas membran sitoplasma yang menyebabkan kebocoran nutrisi dalam sel dan menyebabkan rusaknya sel
  • menghambat kerja enzim dalam sel

2 dari 4 halaman

Dua Bahan Pengawet Makanan Alami untuk Makanan

Pengawet Makanan Alami © Diadona

Dalam industri makanan atau pengolahan makanan rumahan, ada dua bahan alami yang punya peran penting sebagai pengawet makanan alami, antara lain:

Gula

Gula bertindak sebagai pengawet makanan alami dengan tindakan yang sama sebagaimana garam, yakni menghancurkan keseimbangan osmosis sel. Konsentrasi gula yang tinggi menyebabkan bakteri kehilangan air melalui osmosis dan tidak memiliki mesin seluler untuk memompanya kembali melawan gradien osmotik. Tanpa air yang cukup, bakteri tidak dapat tumbuh atau membelah.

Salah satu cara menggunakan gula sebagai pengawet makanan alami adalah dengan mengeringkan buah trus dikemas dengan tambahan gula murni. Teknik ini masih tradisional banget dan biasanya digunakan untuk jahe, ceri, dan kulit buah jeruk.

Alternatif lainnya, makanan disimpan dalam sirup gula atau dimasak dengan gula sampai menjadi kristal. Untuk menghasilkan selai dan selai, buah-buahan awalnya direbus untuk mengurangi kadar air buah dan mengurangi kontaminasi mikroorganisme. Gula kemudian ditambahkan ke buah untuk mencegah pertumbuhan kembali bakteri.

Namun bila kamu ingin mengunakan gula sebagai pengawet makann alami, bahan makanan tersebut selanjutnya kudu ditemaptkan dalam botol tertutup. Ini karena gula itu sendiri menarik kelembapan sehinga bila ada air di udara, maka gula bakalan menarik air itu trus menciptakan lingkungan yang cocok buat perkembangan ragi.

Garam

Pengawet Makanan Alami © Diadona

Garam efektif sebagai pengawet makanan karena mengurangi aktivitas air pada makanan. Apa itu? Yakni jumlah air bebas tak terikat dalam bahan pangan yang biasanya digunakan bakteri sebagai media tumbuh. Kemampun ini hadir karena asosiasi ion natrium dan klorida dengan molekul air.

Menambahkan garam ke makanan juga dapat menyebabkan sel mikroba mengalami syok osmotik. Akibatnya, air dari sel bakteri hilang sehingga sel mati atau mengalami perlambatan pertumbuhan.

Salah satu bahan makanan yang paling terkenal menggunakan garam sebagai pengawet makanan alami adalah ikan asin.

3 dari 4 halaman

Perlakukan Pengawetan Alami untuk Bahan Pangan

Pengawet Makanan Alami © Diadona

Penambahan dua bahan tersebut bisa menciptakan kondisi di bahan yang bikin bakteri pembusuk susah hidup. Tapi, penambahana gula dan garam bakalan ngasih pengaruh pada tekstur, rasa dan warna bahan sehingga mengubah hasil akhir produk secara keseluruhan.

Metode lain dalam yang bisa digunakan sebagai pengawet makanan alami yakni dengan menggunakan perlakuan suhu, yakni:

Pengeringan

Seperti halnya manusia, bakteri nggak bisa hidup tanpa adanya air. Sebagian besar cenderung meninggal dalam makanan yang telah dehidrasi dengan kadar air 10-20% berat. Dengan pengeringan bahan makanan berarti, kadar air yang dibutuhkan agar bakteri bisa hidup jadi berkurang, enzim untuk kerusakan juga nonaktiof meski spora tidak terbunuh.

Pendinginan

Bila pembekuan adalah teknik pengawetan makanan alami dengan menempatkannya di bawah suhu nol derajat, maka pendinginan adalah perlakuan pada suhu di bawah 4 derajat. Makanan yang biasanya didinginkan adalah buah dan sayuran segar, telur, produk susu, dan daging. Tapi beberapa makanan nggak bisa disimpan dengan metode ini karena akan rusak kalau terkena suhu rendah.

Perlu diingat kalau pendinginan nggak bikin kualitas makanan meningkat tapi cuman memperlambat kebusukan aja.

Pembekuan

Pembekuan atau penyimpanan pada suhu rendah yang membuat seluruh kadar air dalam bahan menjadi beku adalah cara yang baik untuk menjaga kualitas nutrisi makanan. Pada suhu ini, hilangnya nutrisi dan penurunan rasa terjadi sangat lambat. Ini karena pembekuan bisa menghambat aktivitas mikroba, mencegah terjadinya reaksi-reaksi kimia dan aktivitas enzim yang bisa merusak kandungan gizi bahan pangan.

Pada produk makanan komersial, pengawetan makanan dengan pembekuan lambat dilakukan dengan menggunakan gas amonia dan pembekuan cepat menggunakan nitrogen cair.

Fermentasi

Mikroba nggak selamanya bikin makana busuk. Sebaliknya, keberadaan mikroba tertentu pada bahan makanan tertentu bisa mengubah sifat dan karakteristik makanan, membuatnya lebih tahan selama kurun waktu tertentu.

Saat fermentasi, karbohidrat anaerobik tau sebagian anaerobik yang menghasilkan asam dan alkohol. Kedua bahan ini akan membuat lingkungan yang nggak mendukung untuk bakteri lain dan proses pembusukan makanan.

Pengasapan

Ini adalah metode pengawet makanan alami tertua yang digunakan untuk meningkatkan kualitas makanan dan biasanya digunakan untuk mengawetkan daging dan ikan. Pada proses ini, asap dipaparkan pada bahan makanan untuk menghilangkan kelembapan dari permukaan makanan. Tapi metode ini nggak bisa diandalkan sepenuhnya karena kudu dikombinasikan dengan beberapa metode lain seperti penggaraman atau pengeringan.

4 dari 4 halaman

Bahan Pengawet Makanan Alami dan Buatan

Pengawet Makanan Alami © Diadona

Bahan pengawet makanan buatan nggak boleh beracun, mudah larut dengan makanan, tidak menimbulkan rasa, menunjukkan sifat antimikroba selama rentang pH makanan, serta ekonomis dan praktis.

Di bagian awal artikel kita udah bahas mengenai bahan pengawet alami nih, yuk sekarang giliran ke bahan pengawet buatan yang kerap ditambahkan dalam makanan dan namanya tercantum dalam kemasan makanan.

Natrium Benzoat

Sodium benzoate menghambat pertumbuhan bakteri, jamur, dan mikroba lain yang berpotensi berbahaya dalam makanan, sehingga mencegah pembusukan. Ini sangat efektif dalam makanan asam karean bekerja di pH 2.5 - 4.

Makanya sering ditambahkan untuk produk-produk seperti soda, jus lemon botolan, acar, jeli, saus salad, kecap, dan bumbu lainnya. Pengawet makanan ini masuk dalam kategori zat yang Umumnya Diakui Aman atau atau Generally Recognized As Safe (GRAS).

Natrium Nitrit

Secara alami, senyawa ini ditemukan di sayuran hijau seperti sayuran hijau berdaun. Namun bisa didapatkan dengan mereaksikan asam nitrat dengan natrium karbonat atau natrium bikarbonat. Sebagai pengawet makanan, natrium nitrit menciptakan rasa yang berbeda, mengontrol oksidasi lipid, dan bertindak sebagai antimikroba. Sayangnya pengawet makanan ini disebut nggak aman.

Contoh bahan pangan yang menggunakan natriut nitrit sebagai pengawet makanan adalah daging olahan, seperti sosis, dendeng, ikan atau daging asap, dan daging ham.

Sulfur Dioksida

Cara kerja pengawet makanan ini adalah dengan memblokir pertumbuhan mikroba dengan mengganggu fungsi normal sel mereka. Sulfur dioksida biasanya terdapat pada buah dan sayuran kering serta minuman ringan yang beralkohol.

Natrium Sorbat dan Kalium Sorbat

Sebagai bahan pengawet makanan, natrium sorbat banyak digunakan pada keju, daging, saos dan juga mayoses. Ini karena natrium sorbat dapat memperpanjang umur simpan produk dengan menghentikan pertumbuhan jamur, mikroorganisme perusak dalam daftar makanan tersebut.

Keseluruhan bahan pengawet makanan tersebut memang boleh ditambahkan pada makanan namun harus dalam batas tertentu. Sayangnya kan karena jumlahnya nggak ada dalam kemasanan makanan kita nggak tahu berapa jumlah yang udah kita konsumsi setiap hari.

Pengawet makanan alami yang ditambahkan seperti garam dan gula akn mengubah karakteristisk produk.

Beri Komentar