© Redbookmag.com
Saya pernah punya ponakan yang usianya kira-kira tiga tahun. Ponakan tersebut cukup aktif saat bermain dengan saudara-saudara sebayanya. Celetukannya juga lucu, membuat dia disukai oleh para om dan tante. Hanya saja kelucuan itu luntur kalau dia nggak dapat sesuatu yang diinginkan. Dia akan nangis meraung-raung dalam waktu yang cukup lama.
Belakangan saya cari tahu, ternyata kejadian seperti yang dilakukan ponakan saya itu namanya tantrum.
Tantrum seperti itu adlaah masalah umum anak-anak di usia pra sekolah, biasanya dialami anak berumur 1-4 tahun. Durasi tantrum anak-anak di usia tersebut rata-rata selama 2-5 menit.
Tantrum terjadi karena anak belum bisa mengekspresikan apa yang diinginkan, sehingga semuanya diluapkan dengan tangis dan jeritan.
Menurut Dr. Sameer Malhotra, direktur departemen kesehatan mental di Max Hospitals, terlalu banyak memanjakan anak memang berpengaruh pada sering tidaknya anak mengalami tantrum.
" Menuruti semua permintaan anak di satu sisi memang jalan paling mudah, tapi hal ini bisa menurunkan sensitivitas seorang anak. Dia akan menjadi anak yang nggak mau memertimbangkan orang lain dan menganggap keinginannya lah yang utama," ujar Malhotra.
Ilustrasi anak kecil marah © pacthawaii.org
Meski begitu, terlalu mengekang anak dengan aturan yang ketat juga nggak lebih baik.
Malhotra menjelaskan lagi, " Coba terapkan metode perbuatan-konsekuensi. Dalam beberapa hal, coba turuti permintaannya dengan syarat tertentu. Hal ini mengajarkan bahwa nggak semua hal yang dia inginkan bisa langsung terjadi."
" Penerapan perbuatan-konsekuensi juga berlaku untuk banyak hal. Beri anak pujian sebagai konsekuensi atas perbuatan baik, sebaliknya beri teguran atau hukuman saat dia berbuat kurang baik. Ingat untuk nggak terpancing dan memberinya hukuman fisik atau bentakan karena itu hanya akan memperparah keadaan. Cara seperti ini memberi gambaran pada anak tentang batas-batas dalam keluarga," tambah Malhotra.
Usaha meminimalisir tantrum seperti yang dialami oleh ponakan saya ternyata harus dimulai dari kebiasaan di rumah. Yang bisa dilakukan 'orang luar' seperti saya ini sepertinya hanya bisa memaklumi dan nggak terpancing emosi mendengar tangis dan jeritan tersebut.
Apakah kamu punya adik, ponakan, atau anak yang sering tantrum? Tetap sabar dalam mendidiknya, ya.
Plan Workout 28 Hari Mengikuti Siklus Hormon Wanita
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Wanda Hamidah Tegas Lanjut Berlayar ke Gaza Meski Kapal Diserang Drone
Digugat Cerai Istri, Eza Gionino Akhirnya Buka Suara dan Bantah Isu KDRT
Resep Gorengan Gandasturi Kacang Hijau, Manis Lembut dengan Balutan Renyah
Janice Tjen Jadi Runner Up Sao Paulo Open 2025, Harapan Baru Tenis Indonesia
Ultah MOP Sepi Sosok CFO, Tasya Farasya Gugat Cerai Ahmad Assegaf?
Rumah Dijarah Ludes, Eko Patrio Terpaksa Ngontrak di Pinggiran Jakarta
Sulthon Kamil Terseret Skandal Pelecehan Seksual, Band Harum Manis Didepak Label
Kimberly Ryder Buka Suara Soal Kekasih Barunya: Sudah Kenalkan ke Anak-anak