Sekolah Kembali Dibuka pada Bulan Juli, Nadiem Makarim: Keputusan Utama ada di Tangan Orangtua

Reporter : Olivia Lidya Elsanty
Selasa, 16 Juni 2020 13:15
Sekolah Kembali Dibuka pada Bulan Juli, Nadiem Makarim: Keputusan Utama ada di Tangan Orangtua
Kemendikbud telah mengeluarkan pernyataan terkaitan tahun ajaran dan akademik baru di masa pandemi COVID-19.

Beberapa saat lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Komisi X DPR RI telah mengumumkan tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).

Pengumuman ini disampaikan secara virtual melalu webinar pada Senin (15/06). Dalam pengumuman tersebut, pemerintah memutuskan bahwa tahun ajaran baru 2020/2021 tetap dimulai pada bulan Juli 2020.

1 dari 3 halaman

Banyak Orang Tua yang Keberatan jika Anaknya Masuk Sekolah karena Takut Terpapar Corona

Nadiem Makarim © Diadona

Tak bisa dipungkiri bahwa beberapa daerah sudah mulai menjalankan langkah 'new normal' dan membuka kembali sekolah-sekolah yang ada. Hal ini tentu saja menimbulkan kekuatiran dari pihak orang tua jika anaknya diharuskan kembali menjalani pembelajaran tatap muka.

Menteri Nadiem Makarim pun menjelaskan bahwa keputusan akhir peserta didik itu masuk sekolah atau tidak, (wewenang) itu adalah di tangan orang tua. Pihak sekolah bersama komite sekolah dan pimpinan daerah terkait, hanya berhak memutuskan dibuka/tidaknya sekolah. Tapi perlu/tidaknya anak masuk sekolah, menjadi keputusan masing-masing orang tua.

2 dari 3 halaman

Orang Tua Meminta Sekolah Dibuka pada Desember 2020, Sesuai dengan Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia

Nadiem Makarim © Diadona

Hasil kebijakan (sekolah dibuka bulan Juli) telah dipertimbangkan melalui beragam masukan yang diterima pihak Kemendikbud. Pembukaan sekolah pun menyesuaikan dengan zona daerah itu sendiri (merah, kuning, atau hijau) dan jenjang sekolah berlaku. Semakin kecil tingkatan sekolahnya (misalnya PAUD), maka akan semakin lama pembukaannya.

3 dari 3 halaman

Nadiem menyatakan bahwa protokol social distancing akan semakin sulit diterapkan pada warga berusia muda, umumnya anak-anak setingkat PAUD dan sekolah dasar. Untuk itu, pembukaan sekolah dilakukan secara perlahan dan bertahap.

Begitu juga sekolah yang memutuskan untuk dibuka, harus tetap membatasi jumlah anak yang masuk seminimal mungkin. Tapi apabila daerah tersebut menunjukkan kondisi yang semakin negatif, maka pembelajaran siswa pun akan kembali dari rumah.

Untuk itu, mari kita doakan agar kondisi bisa segera membaik dan pembelajaran bisa kembali berjalan normal.

Beri Komentar