Kisah Wafatnya Nabi Muhammad pada 8 Juni 632 M, Wasiat dan Waktu Terakhirnya

Reporter : Dhewi Bayu Larasati
Jumat, 9 Juni 2023 20:40
Kisah Wafatnya Nabi Muhammad pada 8 Juni 632 M, Wasiat dan Waktu Terakhirnya
Nabi Muhammad wafat pada 6 Juni pada 632 M dengan meninggalkan wasiat yang salah satunya untuk menjaga shalat.

Nabi Muhammad SAW wafat pada 8 Juni tahun 632 Masehi atau 12 Rabi’ul Awal tahun 11 Hijriah. Di tanggal inilah di setiap tahu, Dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam (2019), Nabi Muhammad wafat pada hari Senin

Nabi Muhammad meninggal dunia di umur 63 tahun, di pangkuan Aisyah, istrinya. Bagaimana kisah berpulangnya nabi terakhir umat Islam tersebut?

Dikutip dari Sirah Nabawiyah yang ditulis oleh Syekh Shafiyurrahman al - Mubarakhufi, berikut ini kisah wafatnya Nabi Muhammad pada 8 Juni 632 Masehi silam.

 

1 dari 5 halaman

Ungkapan Perpisahan

Kisah Wafatnya Nabi Muhammad © Diadona

Terdapat tanda-tanda yang terlihat pada perkataan dan perbuatan Rasulullah menjelang kematiannya.

Pada bulan Ramadhan di tahun 10 H, Rasulullah beriktikaf di masjid selama 25 hari. Padahal biasanya, beliau hanya melakukannya selama sepuluh hari saja. Jibril juga memeriksa bacaan al=Quran beliau hingga dua kali.

Saat haji Wada’ Rasulullah bersabda “ Aku tidak tahu pasti, boleh jadi aku tidak bisa bertemu kalian setelah tahun ini, di tempat ini dan untuk selamanya,”

Saat melempar Jumrah Aqabah, Rasulullah bersabda “ Pelajarilah manasik kalian dariku, sebab boleh jadi aku tidak berhaji lagi setelah tahun ini,”

Di awal bulan Safar di tahun 11 H, saat Rasulullah pergi ke Uhud, beliau mendirikan halat untuk para syuhada seolah itu menjadi yang terakhir baginya. Beliau berjalan menuju mimbar dan bersabda “ Aku pergi mendahului kalian semua, dan aku menjadi saksi atas kalian semua. Demi Allah, aku benar-benar melihat tempat kembali saat ini, dan aku tidak diberi kunci-kunci dunia. Demi Allah, aku tidak takut kalian menjadi musyrik sepeninggalku. Tetapi aku takut kalian berlomba-lomba mengejar dunia,” (HR. Bukhari Muslim)

 

2 dari 5 halaman

Kisah Wafatnya Nabi Muhammad © Diadona

Awal Sakit

Rasulullah menghadiri pemakaman jenazah di Baqi di tanggal 28 atau 29 Safar 11 H. Di perjalanan pulang, beliau mengalami sakit kepala dan demam tinggi. Saking demamnya, para sahabat bahkan bisa merasakan panas dari kain penutup kepala beliau.

Beliau tetap mendirikan shalat selama 11 hari, dari total 13 atau 14 hari beliau sakit.

Saat sakitnya sudah terasa berat, Rasulullah bertanya kepada istri-istrinya “ Di mana giliranku besok? Di mana giliranku besok?”

Istri-istri beliau mengerti apa yang beliau maksud, lalu mereka memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk memilih kepada istri yang beliau kehendaki.

Akhirnya, Rasulullah ke rumah Aisyah. Selama di sana, Aisyah terus membacakan Mu’awwidzat dan doa-doa lalu meniupkannya ke tubuh Nabi dan mengusap tangan beliau mengharap berkah.

Wasiat Rasulullah Sebelum Meninggal

Di hari kelima sebelum wafat, demam Rasulullah semakin tinggi sampai jatuh pingsan. Setelah siuman, beliau meminta diguyurkan tujuh qirbat air dari berbagai sumur agar bisa menemui orang-orang dan memberikan wasiat.

Rasulullah kemudian masuk ke dalam masjid dan duduk di atas mimbar untuk yang terakhir kali. Di saat itu, beliau memberikan wasiat di antaranya : 

" Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani karena telah menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai masjid." (Shahih Bukhari, 1/62: Muwaththa’ Imam Malik, hlm. 360)

Rasulullah juga menawarkan dirinya untuk diqishah. " Siapa yang punggungnya pernah kupukul, maka inilah punggungku. Silahkan membalasnya. Siapa yang merasa kehormatannya pernah kulecehkan maka inilah kehormatanku, silakan membalas."

Saat membahas tentang perselisihan, seorang lelaki berkata “ Sesungguhnya Anda punya tanggungan tiga dirham kepadaku,”. Rasulullah mengembalikan uang tersebut dan berkata kepada seorang sahabat, “ Berikan kepadanya.”

Beliau juga berpesan terkait dengan orang-orang Anshar. “ Aku berwasiat kepada kalian tentang masyarakat Anshar, sebab mereka adalah keluargaku  dan menyimpan seluruh rahasia hidupku. Mereka telah mengorbankan semua yang ada pada diri mereka sehingga harta yang tersisa hanyalah apa yang ada pada mereka. Maka, terimalah orang-orang baik di antara mereka dan lupakanlah orang-orang jahat dari mereka.”

Di hari ketempat sebelum wafat, Rasulullah mewasiatkan tiga hal, yakni 

  1. Mengeluarkan orang-orang Yahudi, Nasrani, musyrikin dari Jazirah Arab.
  2. Mengirimkan utusan seperti yang beliau pernah lakukan.
  3. Wasiat ketiga, perawi hadist ini lupa. Namun bisa jadi wasiat itu adalah untuk tetap berpegang teguh kepada Al-Quran dan sunnah, atau perintah untuk melanjutkan pengiriman pasukan Usamah atau wasiat untuk memperhatikan shalat dan budak-budak yang dimiliki.

Di hari ketiga sebelum mangkat, beliau bersabda “ Ketahuilah, janganlah seorang dari kalian meninggal, kecuali dalam keadaan berprasangka baik kepada Allah,”

Sehari sebelum Nabi berpulang, beliau memerdekakan dua orang budak dan bersedekah dengan enam atau tujuh dinar yang tersisa. Senjata beliau dihibahkan kepada kaum Muslimin.

 

3 dari 5 halaman

Kisah Wafatnya Nabi Muhammad © Diadona

Saat-saat Terakhir Rasulullah

Saat hendak shalat Subuh, Rasulullah menyibakkan tirai bilik Aisyah dan memandangi kaum muslimin yang saat itu akan shalat dengan diimami Abu Bakar. Abu Bakar mundur, mengira Rasulullah akan menuju shaf makmum. Namun dengan isyarat tangan, Rasulullah meminta mereka agar tetap melanjutkan shalat.

Saat matahari dhuha mulai nampak, Rasulullah memanggil Fatimah dan membisikkan sesuatu di telinganya. Bisikan pertama membuat Fatimah menangis, bisikan kedua membuatnya tertawa.

Aisyah menuturkan, “ Belakangan kami bertanya tentang kejadian itu dan Fatimah berkata, ‘Nabi membisikkan kepadaku bahwa beliau akan wafat kali ini, sehingga aku menangis. Kemudian aku dibisiki lagi bahwa akulah orang pertama dalam keluarganya yang akan menyusulnya, dan itu membuatku tertawa.”

Rasulullah juga mengatakan kepada Fatimah bahwa dia adalah pemimpin perempuan di seluruh alam.

Nabi kemudian menaruh sehelai kain di wajahnya. Jika bosan, kain itu disibakkan. Dan kemudian beliau bersabda yang menjadi sabda terakhirnya.

“ Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani. Mereka menjadikan kuburan orang-orang tua mereka sebagai masjid. Tidak ada dua agama di Tanah Arab.” (Shahih Bukhari: Fathul Bari, 1/634: Thabaqat Ibnu Sa’ad, 2/54)

Beliau juga berwasiat, “ Shalat, shalat, dan hamba sahayamu,” Pesan beliau ini diulang beberapa kali.

4 dari 5 halaman

Saat-saat Terakhir Rasulullah

Kisah Wafatnya Nabi Muhammad © Diadona

Aisyah menyandarkan tubuh Nabi kepadanya. Kemudian Abdurrahman ibn Abu Bakar datang sambil membawa siwak dan Rasulullah memandanginya. Aisyah kemudian menawarkan siwak itu kepada Rasulullah.

“ Bolehkah kulembutkan siwak ini untuk Anda?”

Rasulullah mengiyakan dengan isyarat kepala, lalu Aisyah menghaluskan siwak itu baru kemudian menggosokkannya ke mulut Nabi. Riwayat lain menyebutkan Nabi bersiwak sendiri.

Saat itu, di depan Rasulullah terdapat bejana berisi air. Dengan tangannya, beliau membasahi wajah dan bersabda, “ La ilaha illallah, sesungguhnya di dalam kematian ada sakarat.” (Shahih Bukhari)

Setelah itu, beliau mengangkat tangan dan jari-jarinya, matanya memandang ke atas dengan bibir komat-komat. Beliau berkata “ Beserta orang-orang yang Kau beri nikmat di antara para Nabi, Shiddiqin, syuhada dan shaliin. Ampunilah aku dan berbelas kasihlah kepadaku. Pertemukan aku dengan Yang Maha Tinggi.” (Shahih Bukhari, Bab ‘Sakitnya Nabi SAW)

Kalimat itu diulangi beliau sebanyak tiga kali sampai akhirnya tangan beliau terkulai jatuh. Rasulullah wafat pada Senin, 6 Juni 632 M pada usia 63 tahun 4 hari.

5 dari 5 halaman

Pemakaman Nabi Muhammad

Keesokan harinya, para sahabat memandikan Rasulullah tanpa melepas pakaian beliau. Beliau dimandikan sebanyak tiga kali basuhan air dan daun bidara. Lalu jasad beliau dikafani dengan tiga helai kain Yaman putih dari kapas, tanpa menyertakan gamis dan imamah.

Alu terjadi perdebatan tentang di mana beliau dimakamkan. Abu Bakar berkata, “ Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, ‘Tidaklah seorang Nabi wafat, kecuali dimakamkan di tempat wafatnya,”

Abu Thalhah kemudian menyingkirkan pembaringan tempat Rasulullah berpulang dan menggali liang lahat persisi di bawahnya.

Orang-orang memasuki bilik secara bergantian untuk menyolatkan beliau dan semua ini terjadi selama hari Selasa hingga malam Rabu. Aisyah berkata, “ Kami tidak mengetahui tentang penguburan Rasulullah hingga kami mendengar suara sekop di tengah malam.”. Sebagian riwayat menuturkan, Rasul dimakamkan pada akhir malam Rabu.

 

Beri Komentar