Ini Cara Tepat Menghentikan Kebiasaan Anak Memukul Orang Lain

Reporter : Audila Rima Ndani
Kamis, 15 Oktober 2020 07:37
Ini Cara Tepat Menghentikan Kebiasaan Anak Memukul Orang Lain
Anak punya kebiasaan memukul tentu nggak baik dibiarkan.

Setiap orang tua pasti ingin anak-anaknya tumbuh dan mengembangkan kebiasaan yang baik. Makanya salah satu peran penting orang tua adalah mendidik anak-anaknya.

Tapi terkadang beberapa anak mengembangkan perilaku kurang baik yang dia tiru dari melihat video atau televisi. Salah satunya adalah kebiasaan memukul.

Seringkali anak nggak sadar saat memukul orang lain atau bahkan teman-temannya sendiri. Mereka belum paham bahwa hal itu akan menyakiti orang yang dipukul.

Makanya sebagai orang tua kita harus tahu caranya menghadapi kondisi ini. Dilansir dari Today's Parent berikut beberapa hal yang perlu kita pahami tentang kebiasaan memukul pada anak.

1 dari 4 halaman

Cara menghentikan kebiasaan memukul pada balita

ilustrasi bayi di rumah © Diadona

Memukul, menendang dan menggigit ternyata cukup normal terjadi pada anak-anak kelompok usia balita. Richard Tremblay, direktur Center of Excellence for Early Childhood Development di Montreal mengungkapkan bahwa anak terlahir dengan kemampuan menyerang dan bertahan.

Namun sebaiknya selama masa kanak-kanak, anak harus belajar untuk nggak menggunakan serangan fisik. Agar anak nggak sampai seperti itu, tugas orang tua adalah untuk mengajari mereka dan menghalangi dorongan alami anak untuk menyerang saat kesal.

2 dari 4 halaman

ilustrasi bayi © Diadona

Salah satu cara mengajari balita agar nggak memukul adalah dengan menunjukkan sentuhan lembut. Caranya bisa dengan membiasakan anak untuk membelai kepala atau area yang biasanya menjadi sasaran pukulan mereka.

Tindakan yang diulang-ulang akan membuat mereka terbiasa melakukannya. Selain itu kita bisa menunjukkan bahwa memukul membuat orang lain merasa kesakitan.

3 dari 4 halaman

Cara menghentikan kebiasaan memukul pada anak usia 3 sampai 5 tahun

Ilustrasi Bayi Manja © Diadona

Di fase ini, kita harus mengajari anak untuk memahami perasaan mereka dan mengekspresikannya secara verbal. Selain itu kita juga harus membantu mereka memikirkan situasi, berempati, dan mengontrol emosi sebelum bertindak.

Setelah anak lebih tenang, kita bisa mengajak mereka untuk berpikir tentang bagaimana seharusnya mereka merespon perasaan. Semakin mahir anak berpikir sebelum bertindak maka mereka akan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dengan lebih baik.

4 dari 4 halaman

Ilustrasi Anak Marah © Diadona

Tapi perlu diperhatikan juga bahwa kebiasaan suka memukul secara terus menerus bisa menjadi tanda masalah neurologis. Beberapa kasus menunjukkan bahwa kebiasaan ini bisa mengarahkan anak pada kondisi Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Selain karena hal itu, para ahli juga setuju bahwa masalah pada anak bisa juga ditimbulkan dari kebiasaan orang tua mereka. Jika orang tua suka memukul anak maka akan sangat sulit bagi anak untuk nggak meniru hal itu saat menghadapi konflik.

Makanya penting bagi orang tua untuk selalu menjadi contoh yang terbaik bagi anak. Jika kita nggak mau melakukan hal itu, maka kita juga jangan melakukannya.

Semoga informasi ini bisa membantu ya!

 

Beri Komentar