Tak Hanya Jalan Kaki 6 Jam, Kakek Penjual Tampah Ini Harus Lewati Hutan Demi Jajakan Dagangannya

Reporter : Devi Puspitasari
Sabtu, 12 September 2020 08:30
Tak Hanya Jalan Kaki 6 Jam, Kakek Penjual Tampah Ini Harus Lewati Hutan Demi Jajakan Dagangannya
Mbah harus keluar masuk hutan untuk bisa menjajakan dagangannya.

Meski banyak orang yang mengtakan bila masa tua adalah masa dimana kita beristirahat, hal ini nampaknya berbeda bagi seorang kakek berusia 75 tahun yang akrab disapa Mbah Budiono.

Di masa senjanya, beliau masih tetap semangat menganyam dan menjajakan tampah buatannya demi bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap harinya, Mbah Budiono harus keluar masuk hutan untuk menjajakan dagangannya.

Kisah Mbah Budiono ini dibagikan oleh akun Instagram @partners_in_goodness.

1 dari 4 halaman

Mbah Budiono © Diadona

Melansir dari akun itu, Mbah Budiono sehari-harinya merupakan seorang pengrajin tampah anyaman bambu. Dari mulai membeli, menebang, sampai menganyam bambu hingga menjadi tampah beliau lakukan seorang sendiri.

Mbah Budiono juga harus menempuh jarak 4 kilometer bahkan lebih dengan jalur keluar masuk hutan untuk bisa menjual tampah buatannya.

Biasanya, Mbah akan berangkat jam 12 siang dan tiba di tempat biasa beliau berjualan jam 6 sore dengan membawa tampah dagangannya di atas kepala.

2 dari 4 halaman

Penghasilan Tak Menentu

Mbah Budiono © Diadona

Salah satu tantangan beliau yakni saat hujan tiba. Pasalnya, tampah yang basah akan semakin berat untuk dibawa. Selain itu, bila Mbah Budiono sakit di tengah perjalanan, terpaksa beliau akan menjual dagangannya ke pengepul dengan harga yang lebih murah.

Penghasilan beliau juga nggak menentu. Biasanya, Mbah Budiono mendapat penghasilan Rp. 170 ribu per minggu. Belum lagi bila beliau pulang kemalaman. Mbah Budiono tak berani pulang dan terpaksa menginap di teras warung-warung yang ada.

3 dari 4 halaman

Tetap Berbuat Kebaikan

Mbah Budiono © Diadona

Pernah beliau memaksa pulang dan di perjalanan dihadang oleh kumpulan babi hutan. Hal ini akhirnya yang membuat beliau lebih berhati-hati mulai sekarang. Mbah Budiono dan sang istri tinggal di Gunung Micil Rt. 03/ Rw. 01, Kebon Sari, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Meski dalam keadaan yang bisa dikatakan kekurangan, hal ini tak menyurutkan Mbah Budiono untuk berbuat kebaikan. Sebelumnya, beliau pernah mengurus salah seorang tetangga yang sakit stroke, menyuapinya makan dan membantu membersihkan tubuhnya dan beliau ikhlas melakukan itu semua tanpa mengharap imbalan.

Beri Komentar